Selasa, 07 Agustus 2012

Mahalnya Harga Diri


Suatu kali seorang badui berniaga di pasar ternak di sebuah kota. Ia
membawa serta putranya yang masih muda. Namun, ditengah kekacauan suasana
pasar, ia kehilangan jejak anak lelaki itu. Anak itu diculik.

Sang ayah menyewa seorang penyeru untuk meneriakkan di jalan-jalan bahwa
imbalan sebanyak seribi piaster akan diberikan kepada siapa saja yang
menemukan anak itu. Meskipun si penculik mendengar teriakan penyeru,
ketamakan telah membuka perutnya dan ia berharap dapat memperoleh jumlah
yang lebih besar lagi. maka ia cuma menunggu dan diam membisu.

Pada hari berikutnya, penyeru itu disuruh berteriak-teriak lagi di
jalan-jalan. kali ini jumlah yang ditawarkan lima ratus piaster, bukan
seribu. si penculik masih menahan diri. Yang membuatnya terkejut, pada hari
ketiga penyeru itu menawarkan hanya seratus piaster. Ia cepat-cepat
mengembalikan anak lelaki itu dan menerima imbalannya. karena penasaran, ia
bertanya pada ayah anak itu mengapa jumlah uangnya dikurangi dari hari
kehari.

Sang ayah berkata, "pada hari pertama putraku marah dan menolak untuk
makan makananmu; iya kan?"
"Ya," sahut penculik.
"Pada hari kedua ia mengambil makanan sedikit, dan pada hari terakhir ia
meminta roti sebanyak yang diinginkannya," kata sang ayah. karena memang
benar demikian, penculik itu tidak menyangkal.

"Nah," kata sang ayah, "Menurut penilaianku, pada hari pertama itu
putraku belum tercemar layaknya emas murni. sebagaimana layaknya pria
terhormat, ia tidak mau berbagi roti dengan penculiknya. Untuk
mendapatkannya kembali dengan harga diri yang belum tercemar, aku siap
membayar seribu piaster. Pada hari kedua- ketika rasa lapar membuatnya lupa
akan perilaku layaknya seorang pria terhormat- ia menerima makanan di
mejamu, dan aku menawarkan lima ratus piaster untuknya. Tetapi, ketika ia
sudah bersedia meminta makanan, kedatangannya kembali hanya berharga seratus
piaster untukku."

Mantra Berbahaya


Seorang guru sedang mengajar di suatu kelas, Pada waktu itu
sekelompok murid-murid yang masih muda minta kepadanya untuk
memberitahukan mantra keramat yang dapat menghidupkan kembali orang
yang sudah mati.
"Apa yang akan kalian buat dengan hal yang begitu berbahaya itu?"
tanya sang guru.
"Tidak untuk apa-apa, sekedar untuk meneguhkan iman kami," jawab
mereka.
"Pengetahuan yang tidak matang itu sangat berbahaya, anak-anakku,"
kata orang tua itu.
"Seperti apakah pengetahuan yang tidak matang itu?", tanya mereka.
"Kalau pengetahuan itu memberikan kekuasaan kepada seseorang yang
belum mempunyai kebijaksanaan yang harus melambari pemakaiannya."
Murid-murid itu terus mendesak, sehingga orang suci itu membisikkan
mantra keramat itu ke telinga mereka sambil berkali-kali minta agar
mereka menggunakannya dengan sangat hati-hati dan penuh pertimbangan.
Tidak lama sesudah itu, orang-orang muda itu berjalan-jalan di
padang. Mereka melihat setumpuk tulang yang sudah memutih. Dengan
sikap sembrono yang biasanya menjadi ciri kelompok, mereka memutuskan
untuk menguji mantra, yang seharusnya hanya digunakan sesudah
meditasi yang lama.
Segera sesudah mereka mengucapkan kata-kata keramat itu, tulang-
tulang itu langsung ditumbuhi daging dan berubah menjadi serigala-
serigala yang kelaparan, yang mengejar mereka dan mencabik- cabik
tubuh mereka.

sumber=tidak diketahui

Manusia _ Manusia


Di awal zaman, Tuhan menciptakan seekor sapi.

Beliau berkata kepada sang sapi "Hari ini kuciptakan kau! Sebagai
sapi engkau harus pergi ke padang rumput. Kau harus bekerja di bawah
terik matahari sepanjang hari. Kutetapkan umurmu sekitar 50 tahun."

Sang Sapi keberatan "Kehidupanku akan sangat berat selama 50 tahun.
Kiranya 20 tahun cukuplah buatku. Kukembalikan kepadamu yang 30 tahun"
Maka setujulah Tuhan.

Di hari kedua, Tuhan menciptakan monyet. "Hai monyet, hiburlah
manusia. Aku berikan kau umur 20 tahun!" Sang monyet menjawab
"What? Menghibur mereka dan membuat mereka tertawa?
10 tahun cukuplah. Kukembalikan 10 tahun padamu"
Maka setujulah Tuhan.

Di hari ketiga, Tuhan menciptakan anjing. "Apa yang harus kau lakukan
adalah menjaga pintu rumah majikanmu. Setiap orang mendekat kau harus
menggongongnya. Untuk itu kuberikan hidupmu selama 20 tahun!" Sang
anjing menolak : "Menjaga pintu sepanjang hari selama 20 tahun ? No
way.! Kukembalikan 10 tahun padamu".
Maka setujulah Tuhan.

Di hari keempat, Tuhan menciptakan manusia. Sabda Tuhan: "Tugasmu
adalah makan, tidur, dan bersenang-senang. Inilah kehidupan. Kau akan
menikmatinya. Akan kuberikan engkau umur sepanjang 25 tahun!"
Sang manusia keberatan, katanya "Menikmati kehidupan selama 20 tahun?
Itu terlalu pendek Tuhan. Let's make a deal. Karena sapi
mengembalikan 30 tahun usianya, lalu anjing mengembalikan 10 tahun,
dan monyet mengembalikan 10 tahun usianya padamu, berikanlah semuanya
itu padaku. Semua itu akan menambah masa hidupku menjadi 75 tahun.
Setuju ?"
Maka setujulah Tuhan.


AKIBATNYA..............................

Pada 25 tahun pertama kehidupan sebagai manusia dijalankan (kita
makan, tidur dan bersenang-senang)

30 tahun berikutnya menjalankan kehidupan layaknya seekor sapi (kita
harus bekerja keras sepanjang hari untuk menopang keluarga kita.)

10 tahun kemudian kita menghibur dan membuat cucu kita tertawa dengan
berperan sebagai monyet yang menghibur.

Dan 10 tahun berikutnya kita tinggal dirumah, duduk didepan pintu,
dan menggonggong kepada orang yang lewat.

Sumber : dari teman
--
Novi

Nasihat Sinclair Lewis


Sekelompok mahasiswa universitas minta dengan sangat kesediaan
seorang novelis Sinclair Lewis untuk memberi ceramah kepada mereka.
Kepadanya dikatakan bahwa mereka semua ingin menjadi penulis.
Lewis mulai dengan bertanya, "Siapa diantara kalian yang sungguh
ingin menjadi penulis?" Semua menunjukkan jari. "Kalau demikian,
tidak ada perlunya saya berbicara. Nasihat saya kepada kalian adalah:
pulang ke rumah dan menulis, menulis dan menulis ...."
Sambil berkata demikian, ia memasukkan kembali catatan-catatannya ke
dalam saku dan meninggalkan ruangan.

Pendidikan seharusnya bukan merupakan persiapan untuk hidup:
pendidikan harus menjadi hidup itu sendiri.

-------------------------------------------------------------
Socrates dan Syair

Socrates berada dalam penjara menunggu saat hukuman mati atas dirinya
dilaksanakan. Pada suatu hari ia mendengar seorang kawan terpidana
yang lain menyanyikan suatu syair yang sulit yang dikarang oleh
penyair Stesikoros.
Socrates minta orang itu untuk mengajarkan syair itu kepadanya.
"Mengapa?" tanya si penyanyi.
"Supaya saya dapat mati setelah saya mengetahui satu hal baru lagi,"
jawab manusia mulia itu.
"Mengapa engkau mempelajari sesuatu yang baru seminggu sebelum engkau
mati?"
"Dengan alasan yang persis sama seperti engkau mempelajari sesuatu
yang baru lima puluh tahun sebelum engkau mati."

Pendidikan Termahal


Tom Watson, pendiri IBM, tahu persis nilai sebuah kesalahan.

Suatu saat, seorang pegawai membuat kesalahan besar yang
merugikan IBM senilai jutaan dollar. Sang pegawai yang
dipanggil ke kantor Watson, berkata "Anda pasti menghendaki
saya mengundurkan diri."

Jawab Watson, "Anda pasti bercanda. Saya baru saja menghabiskan 10
juta dollar untuk mendidik Anda..."

Never Perfect in the World



Suatu ketika, terdapat sebuah kerajaan yang diperintah seorang raja yang
bijaksana. Namanya Raja Henry. Raja Henry yang telah tua itu ingin segera turun
takhta.Raja Henry memiliki seorang anak bernama Pangeran Arthur.

Putra mahkota itu baik hati, bertanggung jawab, serta bijaksana. Ia juga dekat
dengan rakyat. Itu sebabnya ia sangat cocok untuk memerintah
kerajaan itu. Tetapi sayangnya ia belum beristeri.Padahal salah satu
syarat untuk menjadi raja di kerajaan itu, pangeran harus memiliki
isteri.Kesibukan di istana pun  dimulai. Seluruh anggota kerajaan sibuk
mencarikan wanita yang cocok untuk Pangeran.

Tapi, tak satu pun wanita yang dapat membuat Pangeran Arthur
jatuh cinta. Selalu saja ada kekurangannya di mata Pangeran Arthur.
Pada suatu hari, datanglah seorang pemuda pengembara. Ia datang ke
kerajaan dan menemui Pangeran yang sedang melamun di taman istana.
"Selamat pagi Pangeran Arthur!" sapa sang pengembara.
"Selamat pagi. Siapakah kau?" tanya Pangeran Arthur.
"Aku pengembara biasa. Namaku Theo.
Kudengar, Pangeran sedang bingung  memilih calon isteri?" tanya Theo. "Ya, aku
bingung sekali. Semua wanita  yang dikenalkan padaku, tidak ada yang menarik
hati. Ada yang cantik, tapi  berkulit hitam. Ada yang putih, tetapi bertubuh
pendek. Ada yang bertubuh  semampai, berwajah cantik, tetapi tidak bisa membaca.
Aduuh!" keluh  Pangeran dengan wajah bingung."Hmm, bagaimana kalau kuajak
Pangeran  berjalan-jalan sebentar. Siapa tahu di perjalanan nanti Pangeran bisa
menemukan jalan keluar," ajak Theo sambil memandang wajah Pangeran yang tampak
letih.

"Ooh, baiklah," jawab Pangeran sambil melangkah.
Mereka  berdua lalu berjalan-jalan ke luar istana.

Theo mengajak Pangeran ke daerah pantai. Disana mereka berbincang-bincang dengan
seorang nelayan.Tak lama kemudian nelayan itu mengajak pangeran dan  Theo ke
rumahnya."Isteriku sedang memasak ikan bakar yang lezat. Pasti Pangeran
menyukainya," ujar si nelayan.Setibanya di rumah nelayan,terciumlah aroma ikan
bakar yang sangat lezat. Mereka duduk di teras rumah nelayan itu. Tak lama
kemudian keluarlah istri nelayan menghidangkan ikan bakar. Istri nelayan itu
bertubuh pendek. Ketika sang istri masuk ke dalam,Theo bertanya, "Wahai Nelayan!
Mengapa engkau memilih istri yang bertubuh pendek?" Nelayan itu tersenyum lalu
menjawab,
"Aku mencintainya. Lagipula, walau tubuhnya pendek, hatinya sangat baik. Ia pun
pandai memasak."
Theo dan Pangeran Arthur mengangguk-angguk mengerti. Selesai makan,
mereka berterima kasih dan melanjutkan perjalanan.

Kini Theo dan Pangeran Arthur sampai di rumah seorang petani. Disana
mereka menumpang istirahat. Rumah Pak Tani sangat bersih. Tak ada sedikit pun
debu. Mereka beberapa saat bercakap dengan Pak Tani. Lalu keluarlah isteri Pak
Tani menyuguhkan minuman dan kue-kue kecil. Bu Tani bertubuh sangat gemuk.

Narada Membawa Mangkuk Berisi Susu


Orang bijaksana dari India, Narada, menaruh bakti kepada Dewa Hari. Demikian besar baktinya, hingga pada suatu hari ia tergoda untuk berpikir, bahwa di seluruh dunia tidak ada orang yang mencintai Tuhan melebihi dia.

Dewa Hari membaca hatinya dan berkata: "Narada, pergilah ke kota di pinggir Bengawan Gangga, sebab seorang penyembahku diam di sana. Hidup di sampingnya akan baik bagimu."

Narada pergi dan bertemu dengan seorang petani, yang pagi bangun, menyebut nama Hari hanya satu kali, lalu mengangkat bajaknya dan pergi ke ladangnya, dimana ia berkerja sepanjang hari. Hanya sesaat sebelum tidur di waktu malam ia mengucapkan nama Hari satu kali lagi. Narada berpikir: "Bagaimana si petani ini bisa berbakti kepada Hari ? kulihat dia sepanjang hari sibuk dengan urusan duniawi."

Lalu Hari berkata kepada Narada, "Isilah mangkuk dengan susu sampai penuh limpah dan berjalanlah keliling kota. Lalu datanglah kembali tanpa menumpahkan satu tetespun juga". Narada berbuat apa yang dikatakan.

"Berapa kali engkau ingat akan daku selama perjalanan keliling kota ?" tanya Hari. "Tidak satu kalipun, Hari", kata Narada. "Bagaimana aku bisa, kalau Engkau menyuruh aku memperhatikan mangkuk berisi susu itu ?"
Hari berkata: "Mangkuk itu menguasai pikiranmu hingga engkau lupa aku sama sekali. Tetapi lihat petani ini yang meskipun dibebani tugas menghidupi keluarga ia ingat akan daku dua kali sehari".

sumber: tidak diketahui

Segala Sesuatu Adalah Agama


Seorang Pengkhotbah dari Amerika bertanya kepada seorang pelayan
restoran di Beijing arti agama bagi orang Cina.

Pelayan itu mengajaknya ke luar ke balkon dan bertanya, "Apa yang
bapak lihat?"
"Saya melihat jalan, rumah dan orang berjalan serta bus dan taksi
mondar mandir."
"Apa lagi?"
"Pohon-pohon."
"Apa lagi?"
"Angin yang berhembus."
Orang Cina itu merentangkan tangannya dan berseru, "Itulah agama!"

" Engkau mencarinya dengan cara seseorang mencari penglihatan dengan
mata terbuka! Begitu jelas sampai sulit dilihat. Yah, kebenaran
selalu bersembunyi di tempat yang terang."

Sejarah Bahasa Gaul


Nih Yee...
Ucapan ini terkenal di tahun 1980-an, kalau tidak salah tepatnya
November 1985 pertama kali di ucapkan oleh pelawak Diran, kemudian
dijadikan bahan lelucon oleh Euis Darliah...

Memble dan Kece
Ini adalah ciptaan khas Jaja Mihardja, di tahun 1986 kemudian di
mainkan dalam Film Memble tapi Kece yang diperankan oleh Jaja Mihardja
sendiri dan Dorce Gamalama.

Booo........
Ini ucapan populer di pertengahan awal 90-an, pertama dipoplerkan oleh
grup GSP, kalau nggak salah Hennyta Tarigan dan Rina Gunawan yang
pertama kali mengucapkan, kemudian kata-kata ini pernah di ucapkan
dalam lenong rumpi, tapi kata-kata ini populer dalam lingkungan
pergaulan di kalangan artis, Titi DJ-lah orang benar-benar
mempopulerkan ucapan ini.

Nek...
Setelah kata-kata Boo... tak lama kemudian muncul kata-kata Nek...
bagi generasi yang SMA-nya di pertengahan 90-an pasti mengalami
bagaimana populernya kata-kata ini, Ucapan Nek...pertama kali di
ucapkan oleh Budi Hartadi seorang remaja di kawasan Kebayoran yang
tinggal sama neneknya, makanya dia sering ngucapin Nek... kebetulan
dia latah jadinya setiap ngomong dia ngucapin Nek...Nek...eh lo mau ke
menong, Nek itu contohnya si Budi kalo ngomong ke temennya, si Budi
ini seneng gaul di wilayah Tjokro, Menteng ...nah kebetulan ada banci
menteng yang denger, kemudian si Banci itu ngikutin kata-kata si Budi,
so... banyak Banci ngomong gaya Budi, jadi banyak orang mengira
kata-kata ini di populerkan oleh para Banci.

Jayus
Di akhir dekade 90-an dan di awal abad 21, ucapan Jayus sangat
populer, kata ini artinya lawakan yang nggak lucu, garing atawa
tingkah laku yang mau ngelucu tapi nggak lucu orang yang
mengucapkan ini adalah kelompok anak SMU yang bergaul di kita! ran
Kemang, konon ada seseorang bernama Herman Setiabudhi, dia
dipanggil temen-temennya Jayus, soalnya Bapaknya bernama Jayus Kelana
seorang pelukis di kawasan Blok M. Si Herman alias Jayus ini
kalau ngelawak nggak pernah lucu, temannya yang bernama Sonny Hassan
alias Oni Acan sering ngomentarin tiap lawakan yang nggak lucu dengan
celetukan Jayus, ucapan Oni Acan inilah yang kemudian diikuti
tongkrongannya di daerah Sajam, Kemang lalu kemudian merambat populer
di lingkungan PL, dan anak-anak SMU sekitar Melawai. Puncaknya pas ada
acara PL Fair2000 kata-kata Jayus ini banyak di ucapkan.

Jaim
Ucapan Jaim ini di populerkan oleh Bapak Drs. Sutoko Purwosasmito,
seorang pejabat di sebuah departemen, yang selalu mengucapkan kepada
anak buahnya untuk menjaga tingkah laku, pada suatu hari Pak Pur,
begitu ia sering dipanggil, berpidato di hadapan anak buahnya untuk
Jaim, inilah kutipan kata-katanya saudara-saudara sebagai pegawai
negeri kita harus Jaim, apa itu Jaim Jaim itu yah...Jaga Imej itulah
awal kata-kata Jaim itu populer, kemudian seorang anak
buah Pak Pur, Bapak Dharmawan Sutanto, yang punya anak bernama Santi
Indraswara, pernah memarahi Santi untuk gak terlalu ngumbar ama
temen-temen cowoknya San...kamu kalo jadi cewek harus Jaim..!!!! Santi
bengong dengan muka begonya dia nanya Pa...Jaim it! u apa seh..? Pak
Dhar langsung keluar kamar Santi sembari ngomong Jaim itu Jaga Imej...
Santi yang masih bengong cuman ngucapin ooooh. Nah hari seninnya Santi
pas upacara bendera dia ditugaskan jadi pembaca UUD 1945, diakhir kata
dia gak sengaja ngucapin Jaim doooong........ Kepala Sekolahnya
langsung noleh ke Santi dan nanya ke Santi apa tuh Jaim Santi dengan
santai jawab Jaga Imej...Pak eh Kepala Sekolah dengan muka bego juga
cuman ngucapin Ooohh..

Gitu Loooooooooohhh........(GL)
Kata GL pertama kali diucapin oleh Gina Natasha
seorang remaja SMP di kawasan Kebayoran, Gina
ini punya kakak bernama Ronny Baskara seorang
pekerja event organizer, nah si Ronny ini punya
temen kantor bernama Siska Utami, pada suatu
saat Siska bertandang ke rumah Ronny, pas dia
ketemu si Gina, Siska nanya Kakakmu mana si
Gina ngejawab di kamar, Gitu Loooohhh.. terus
pas di tanya lagi Eh Gina kelas berapa sekarang ?
si Gina ngejawab Kelas dua SMP Gitu looohhh..
Yah namanya tamu, Siska trus nanya Gina, kalau
yang benerin genteng bocor siapa seh? Gina
ngejawab Siapa aja ..Gitu Looohhh sampai
sebelas pertanyaan selanjutnya si Gina ngejawb
dengan kata-kata Gitu Looohh... Esoknya si Siska
di kantor ikut-ikutan latah dia ngucapin kata Gitu
Loooohhh...di tiap akhir kalo dia ngomong.



Lembaga Penelitian Bahasa
Departemen Pendidikan Nasiona

Santa Clause itu Orang Arab


Sinterklas nama sebenarnya ialah Nicolaas lahir sekitar 280 sesudah
Masehi di Patara tidak jauh dari Myra (Demre) di negara Turki.

Ayahnya adalah orang Arab yang bernama Ephiphanius sedangkan Ibunya
bernama Nonna, jadi tidaklah salah kalau saya tulis bahwa Sinterklaas
itu orang Arab, berdasarkan tempat kelahiran maupun berdasarkan
keturunannya.

Tanggal 6 Desember adalah hari ulang tahunnya dari Sinterklaas yang
dirayakan di seluruh dunia, terutama di negara Eropa. Berdasarkan
hasil survey di negara Eropa maupun USA, ternyata Sinterklaas adalah
orang ketiga paling beken setelah Tuhan Yesus dan Bunda Maria, tetapi
hanya sedikit sekali orang mengetahui siapa sebenarnya Sinterklaas
ini dan bagaimana sejarahnya.

Sinterklaas sangat beken bukan hanya di Holland saja, melainkan juga
di Italy, Yunani dan Rusia, sehingga banyak anak lelaki disana yang
diberi nama Nicolaas dan untuk perempuan menjadi Nicole atau
Nicolien. Disamping itu banyak lagi gereja Rusia, maupun Yunani yang
diberi nama Nicolaas.

Aneh tapi nyata! Walaupun Sinterklaas merupakan reklame dari seorang
uskup gereja Katolik, Paus tidak yakin akan kebenarannya, karena
kenyataannya lebih banyak dongeng atau khayalan yang dibuat mengenai
Sinterklaas, bahkan yang digabung dengan kepercayaan orang2 kafir.
Sehingga pada th 1970 Vatikan telah menghapus dan mencoret nama
Sinterklaas dari kalender nama2 orang2 suci, tetapi karena banyaknya
protes yang berdatangan, sehingga Vatikan memberikan kelonggaran dan
kebebasan untuk memilih apakah Sinterklaas termasuk orang suci
ataukah bukan teserah kepada diri masing-masing, tetapi secara resmi
Sinterklaas bukan termasuk orang yang dianggap suci lagi. Atau secara
tidak langsung gelar maupun titel "Saint"nya di copot!

Ibu dari Nicolaas tidak pernah punya anak sebelumnya, tetapi karena
ia selalu memohon dan berdoa kepada Tuhan, akhirnya permohonannya
dikabulkan. Ia melahirkan seorang anak lelaki yang diberi nama
Nicolaas. Menurut legenda pada saat masih bayipun Nicolaas sudah
melakukan puasa, seperti yang sering dilakukan oleh hamba Tuhan pada
saat tsb, ialah tiap hari Rabu dan Jumat ia tidak mau minum asi (air
susu ibu) nya.

Walaupun anak tsb usianya belum 1 th Ia ditasbihkan menjadi pastor pada usia 18 th di katedral dari
pamannya, karena sifat belas kasihnya yang besar untuk membela umat
dan fakir miskin, akhirnya ia diangkat menjadi uskup.
Menurut legenda pada saat Nicolaas mengadakan perjalanan ketanah
suci, kapalnya dilanda angin ribut, sehingga salah satu dari tiang
layarnya patah dan menimpa kepala dari seorang kelasi di kapal tsb.
Yang mengakibatkan kematian dari kelasi tsb. Dengan doa akhirnya
Nicolaas bisa meredakan angin ribut tsb bahkan ia bisa "menghidupkan"
kembali kelasi yang telah meninggal tsb. Sejak saat itulah
Sinterklaas menjadi beken sebagai Saint atau orang suci pelindung
dari para pelaut dan semua kapal dagang.

Kepercayaan tsb semakin besar dan semakin kuat sehingga Sinterklaas
sudah bisa dianggap sebagai wakil Tuhan untuk melindungi mereka oleh
para pelaut Yunani maupun Italy pada saat tsb.

Tepatnya pada tgl 9 Mei 1087 para pemilik kapal dari Italy, mengambil
semua tulang2 dan semua sisa dari tubuh Sinterklaas untuk dipindahkan
dari Turki ke Italy ke kota Bari. Dan disana dibuat satu gereja besar
yang diberi nama St Nicolaas Katedral. Oleh sebab itu tiap tgl 9. Mei
orang Italy merayakan hari St Nicolaas sebagai pelindung para pelaut.

Sebelumnya mayat Sinterklaas di pindahkan ke Italy, orang Italy
percaya akan cerita mengenai seorang nenek sihir (witch) yang bernama
Befana. Ia mendapatkan tugas dari malaikat untuk memberikan hadiah
kepada Tuhan Yesus pada saat Tuhan Yesus dilahirkan, seperti juga
orang Majus, tetapi karena kelalaiannya ia datang terlambat. Oleh
sebab itu Befana mendapat hukuman tiap tahun sebelum kelahiran Yesus,
ia harus memberikan hadiah sebanyak mungkin kepada anak2 kecil yang
tidak mampu.

Kepercayaan yang lebih bersifat animisme ini dianut oleh banyak orang
Italy, maka dari itu para pemuka agama di Italy mengambil keputusan
agar kepercayaan dari nenek sihir Befana ini dialihkan saja kepada
Sinterklaas. Dengan mana bisa memulihkan citra dan nama baik dari
orang Katolik sekalian mengalihkan kepercayaan animisme mereka,
menjadi lebih percaya kepada Tuhan. Inilah awal dari kepercayaan
bahwa Sinterklaas selalu memberi hadiah kepada anak2 pada saat hari
ulang tahunnya. Bahkan pengalihan ini memberi efek sampingan lainnya
se-akan2 ada dua Sinterklaas, yang satu sebagai pelindung para pelaut
sedangkan yang lain ialah pelindung dari anak2 dan dua2nya berasal
dari Myra (Turki).

Para pelaut jaman dahulu kebanyakan orang Spanyol, maka dari itu
orang Belanda percaya bahwa Sinterklaas datang dari Spanyol dan sudah
tentu ia datang dengan kapal laut, maklumlah dahulu belum ada pesawat
terbang. Kebanyakan kelasi dari para kapal dagang jaman dahulu adalah
budak2 dari Afrika, maka dari itu jelas pembantu dari Sinterklaas pun
seorang budak dari Afrika yang diberi nama Zwarte Piet (Piet Hitam).
Berdarkan hal tsb diatas Sinterklaas itu merupakan satu delima yang
membuat umat Katolik dan Paus menjadi risih, karena Sinterklaas ini
merupakan campuran antara fakta sejarah, kepercayaan dan tahayul.
Agar bisa menghilangkan dan cepat melupakan Sinterklaas dari daftar
nama orang suci, maka Paus Paulus memerintahkan agar sisa mayat dari
Sinterklaas sebaiknya dipindahkan saja dari Italy ke Amerika. Dengan
mana orang Eropa akan bisa lebih cepat melupakan Sinterklaas.

Tepatnya pada tgl. 5.12.1972 sisa dari mayat Sinterklaas sudah
dipindahkan ke gereja Sint Nicolaas - Flushing - di New York.
Santa Claus USA dan Sinterklaas Eropa, itu agak berlainan dari segi
pakaian maupun poster tubuh. Santa Claus USA berasal dari Kutub
Utara. Santa Claus di USA adalah ciptaan dari Public Relation Manager
Coca Cola walaupun asal-usulnya dari Sinterklaas juga. Untuk
meningkatkan penjualan dari Coca Cola, mereka menciptakan Santa Claus
sebagai reklame figur mereka. Karena orang Amerika tidak mau disebut
rasis maka dari itu untuk Santa Claus di USA tidak boleh ada
pembantunya yang berkulit hitam.

Banyak orang percaya adanya Santa Claus. Berdasarkan jajak pendapat
yang dilakukan oleh KRC Research pada tahun 1996 dan diungkapkan
dalam U.S. News & World Report, sembilan persen orang dewasa Amerika
menyatakan masih percaya adanya bahwa Santa Claus berasal dari Kutub
Utara itu.

Barangkali hal ini tidaklah mengejutkan bila kita menyadari bahwa
tidak ada waktu lain di mana kita memusatkan seluruh perhatian hanya
pada satu tema seperti saat Natal. Secara umum kita mengenal tokoh
fiksi Sinterklas sebagai bagian yang menyatu dengan perayaan Natal.
Ia menjadi simbol dari pemberian hadiah, yang menjadi acara utama
dalam hampir setiap perayaan di hari besar itu. Apa yang dipercaya
banyak orang di saat Natal adalah semangat memberi.

sumber: tidak diketahui

Resolusi Akhir Tahun


akhir taon ini,
setelah banyak mengurai kata,
bermain dengan cerita,
merenungi hari,
saatnya kita semua sejenak berpejam...

apa yang hendak kau gapai esok hari?

semoga kita bisa melepas dahaga,
meski hanya dengan segelas air putih.

ini hanya harapan dan resolusi kami, moderator milis sederhanan ini.
gelas yang coba kami suguhkan, silahkan anda isi dan anda bagi.
semoga menjadi inspirasi nurani.

a.n moderator,


cinta.
http://blogcinta.blogspot.com
wandi [a] anu.or.id

SUKSES dan KECERDASAN



Oleh Jansen H Sinamo

Kecerdasan secara umum dipahami pada dua tingkat. Pertama,
kecerdasan sebagai suatu kemampuan memahami informasi yang
membentuk pengetahuan dan kesadaran. Kedua, kecerdasan
sebagai kemampuan untuk memproses informasi sehingga
masalah-masalah yang kita hadapi dapat dipecahkan
(problems solved) dan dengan demikian pengetahuan pun
bertambah.

Jadi mudah dipahami bahwa kecerdasan adalah pemandu bagi
kita untuk mencapai sasaran-sasaran kita secara efektif
dan efisien. Dengan kata lain, orang yang lebih cerdas,
akan mampu memilih strategi pencapaian sasaran yang lebih
baik dari orang yang kurang cerdas. Artinya orang cerdas
mestinya lebih sukses dari orang yang kurang cerdas.

Yang sering membingungkan ialah kenyataan adanya orang
yang kelihatan tidak cerdas (sedikitnya di sekolah)
ternyata kemudian tampil sukses, bahkan lebih sukses dari
rekan-rekannya yang lebih cerdas, dan sebaliknya.

Sepuluh Elemen Sukses
Ada dua alasan mengapa hal di atas terjadi. Pertama, bahwa
kecerdasan memang bukan satu-satunya elemen sukses. John
Wareham (1992), umpamanya, mengatakan ada sepuluh unsur
pokok untuk menjadi eksekutif yang sukses yaitu:

(1) kemampuan menampilkan "persona" (topeng) diri yang
tepat,
(2) kemampuan mengelola energi diri yang baik,
(3) kejelasan dan kesehatan sistem nilai pribadi dan
kontrak-kontrak batin,
(4) kejelasan sasaran-sasaran hidup yang tersurat maupun
yang tersirat,
(5) kecerdasan yang memadai (dalam arti penalaran),
(6) adanya kebiasaaan kerja yang baik,
(7) keterampilan antarmanusia yang baik,
(8) kemampuan adaptasi dan kedewasaan emosional,
(9) pola kepribadian yang tepat dengan tuntutan pekerjaan,
dan
(10) kesesuaian tahap dan arah kehidupan dengan espektasi
gaya hidup.

Dale Carnegie (1889-1955), bahkan tidak menyebutkan
kecerdasan secara eksplisit (dalam pengertian umum)
sebagai elemen keberhasilan. Ia mengatakan bahwa untuk
berhasil dibutuhkan sepuluh kualitas yaitu:

(1) rasa percaya diri yang berlandaskan konsep diri yang
sehat,
(2) keterampilan berkomunikasi yang baik,
(3) keterampilan antarmanusia yang baik,
(4) kemampuan memimpin diri sendiri dan orang lain,
(5) sikap positif terhadap orang, kerja, dan diri sendiri,
(6) keterampilan menjual ide dan gagasan,
(7) kemampuan mengingat yang baik,
(8) kemampuan mengatasi masalah, stres, dan kekuatiran,
(9) antusiasme yang menyala-nyala, dan
(10) wawasan hidup yang luas.

Jadi jelaslah bahwa kecerdasan, yang biasanya diukur
dengan skala IQ, memang bukan elemen tunggal atau tiket
menuju sukses. Perlu dicatat di sini bahwa John Wareham
menyimpulkan hal di atas sesudah ia mewawancarai puluhan
ribu calon eksekutif dan mensuplai ribuan eksekutif ke
banyak perusahaan, dalam peranannya sebagai "head hunter".

Dale Carnegie juga tiba pada kesimpulannya sesudah ia
mewawancarai banyak tokoh sukses kontemporer pada jamannya
dan sesudah membaca ribuan biografi dan otobiografi
orang-orang sukses dari segala macam lapangan kehidupan.

Tujuh Macam Kecerdasan
Kedua, kecerdasan umumnya yang kita mengerti sangat
sempit, yaitu hanya berkaitan dengan daya ingat, logika,
atau penalaran. Dr. John Elliot, seorang profesor
pendidikan pada jurusan pengembangan (kecerdasan) manusia
dari Maryland University, dalam seminar pada bulan April
1993 di Jakarta, membahas adanya tujuh macam kecerdasan
yaitu:

Kecerdasan Fisikal: Kecerdasan ini tampil dalam bentuk
kinerja (performance) fisik manusia, seperti pada diri
atlet umpamanya. Mereka yang unggul dalam kecerdasan
fisikal ini mampu mendayagunakan fisik mereka pada taraf
yang mengherankan pada orang-orang biasa. Olahragawan,
pelukis, pengukir, penulis indah, pemain sirkus, dan
penari adalah kelompok-kelompok manusia yang cerdas
fisiknya.

Kecerdasan Ruang-Waktu: Kecerdasan ini membuat seseorang
selalu sadar akan posisi relatifnya dalam koordinat
ruang-waktu. Orang yang tidak cerdas ruang, tetap bingung
akan jalan-jalan di Jakarta, walaupun sudah puluhan tahun
tinggal di Jakarta. Orang yang tersesat, yakni orang yang
mengalami disorientasi ruang, termasuk pula pada golongan
tak cerdas ruang. Sebaliknya pilot, nakhoda, penyelam,
penjelajah alam, pemain bulu tangkis, adalah orang-orang
yang memiliki kecerdasan ruang yang tinggi. Demikian juga
arsitek, insinyur, ahli geometri, fisikawan dan sejarawan.

Kecerdasan Penalaran: Inilah kecerdasan yang secara umum
dikenal luas sebagai kecerdasan. Orang ini mampu memahami
relasi antarbagian dalam realitas yang disadarinya dan
karena itu ia produktif membuat kesimpulan-kesimpulan.
Kecerdasan macam ini juga termasuk kemampuan berpikir
logis dan matematis.

Kecerdasan Verbal: Anak kecil yang sudah pandai berceloteh
dan memiliki vocabulary yang mengherankan pastilah cerdas
secara verbal. Orang-orang yang cari makan dengan
mengandalkan kepiawaian mulutnya, seperti guru, pengacara,
instruktur, orator, master of ceremony, penyiar radio,
komentator olahraga, termasuk penulis, reporter, dan
penyiar adalah golongan orang-orang cerdas verbal.
Orang-orang ini mampu mengekspresikan diri, pikiran, dan
perasaannya lewat rangkaian kata-kata.

Kecerdasan Sosial: Orang yang cerdas secara sosial
seolah-olah mampu membaca orang dengan akurat. Dan bisa
mengetahui persis apa isi hati, suasana hati, dan
keinginan orang lain. Karena itu, ia dapat dengan mudah
menyesuaikan diri, mengambil hati, mempengaruhi, dan
termasuk memimpin orang lain. Konflik antarpribadi,
pertengkaran, ketakharmonisan hubungan, dan semacamnya,
banyak berpangkal pada ketakcerdasan sosial yang
bersangkutan.

Kecerdasan Musikal: Kecerdasan ini membuat seseorang mampu
memahami, menghayati, dan mengekspresikan nada, irama, dan
suara dalam bentuk musikal yang estetik. Musikus dalam
segala bentuknya, termasuk seniman pada umumnya, tentulah
termasuk kaum cerdas musikal.

Kecerdasan Etis-Spiritual: Orang cerdas di bidang ini
mampu mengerti hal ikhwal spiritual. Tidak saja dalam
pengertian bahwa ia memahami dunia spiritual, tapi lebih
pada kemampuannya menampilkan sikap dan praktik hidup yang
harmonis dengan nilai-nilai fundamental yang secara tajam
diketahuinya. Hati nuraninya bening, suara batinnya tajam,
dan mata hatinya awas dalam membedakan apa yang baik dari
yang tidak baik, dan membedakan apa yang baik, yang
terbaik, dan yang sempurna. Orang yang unggul di bidang
ini pada akhirnya menampilkan diri sebagai pribadi yang
bijak bestari, penuh hikmat, agung, dan berwibawa.

Menurut Prof. Elliot, semua manusia memiliki ketujuh macam
kecerdasan ini dengan kombinasi kualitas yang berbeda dari
orang ke orang. Dengan demikian mudah dipahami adanya
kenyataan yang kita lihat seperti orang yang goblok ruang
tapi cerdas musikal, dosen jenius matematika tapi
sontoloyo dalam mengajar.

Di lain pihak kita juga dapat menjumpai orang multi
cerdas: pintar bergaul, jenius fisika, piawai main biola,
luhur budi pekerti, serta canggih dalam mengajar. Einstein
konon
termasuk dalam kategori ini.

Jika kita bandingkan tujuh macam kecerdasan di atas dengan
sepuluh kunci sukses menurut Wareham dan Carnegie,
tampaklah bahwa banyak di antaranya merupakan fungsi dari
salah satu kecerdasan tersebut. Karena itu dapatlah
disimpulkan bahwa kecerdasan merupakan suatu elemen kunci
untuk berhasil, karena dengannya kita dimampukan untuk
mengenal teritori permainan, diri kita sendiri, mitra
tanding kita, aturan permainan, serta jebakan-jebakan
pertandingan yang lazim. Olehnya kita juga mampu menyusun
strategi permainan yang membawa kita kepada kemenangan
akhir. Namun tetap perlu kita catat, kecerdasan bukanlah
segalanya. Masih ada hal-hal lain yang bukan termasuk
kategori kecerdasan pada daftar Wareham dan Carnegie.

Petunjuk Meningkatkan Kecerdasan
Sebelum kita lihat beberapa cara untuk meningkatkan
kecerdasan yang tujuh macam tersebut, ada baiknya kita
lihat dahulu struktur kecerdasan tersebut yang terdiri
dari dua bagian:

Bagian pertama ialah informasi atau pengetahuan itu
sendiri. Ini kita peroleh melalui pengalaman dan
pendidikan.

Bagian kedua ialah mengolah informasi, terdiri dari
penalaran, penilaian, dan kreativitas.
Mudah dipahami, memang sebagian kecerdasan, kita warisi
secara genetis. Warisan semacam ini umumnya kita sebut
sebagai bakat. Tetapi bagian terbesar dari kecerdasan
adalah hasil usaha. John Dewey mengatakan bahwa kecerdasan
bukanlah sesuatu yang kita miliki dan tak berubah
selamanya, melainkan kecerdasan adalah suatu proses
pembentukan yang berkesinambungan, dan untuk
mempertahankannya diperlukan semacam kewaspadaan untuk
mengamati kejadian-kejadian, keterbukaan untuk belajar,
dan keberanian untuk menyesuaikan diri.

Jadi untuk meningkatkan kecerdasan, kita perlu menambah
pengetahuan dan berlatih memproses pengetahuan itu lewat
kegiatan kreatif, kegiatan menalar, dan kegiatan
mengevaluasi atau menilai. Dari penjelasan yang sederhana
ini maka beberapa hal di
bawah ini akan menolong kita untuk meningkatkan kecerdasan
kita:

1. Mengadakan evaluasi diri.
Meneliti kekuatan dan kelemahan diri sendiri, tepatnya
menyusun peringkat kecerdasan kita, yang mana dari yang
tujuh tersebut paling kuat, kedua paling kuat, dan
seterusnya.

2. Menetapkan cita-cita atau sasaran hidup.
Cita-cita yang jelas akan membangkitkan semangat dan
antusiasme. Cita-cita yang memikat bagi diri sendiri mampu
melahirkan daya juang. Semangat, antusiasme, dan daya
juang adalah tiga serangkai yang membuat kita produktif
belajar dengan demikian kecerdasan kita diasah. Dari
sekian banyak cita-cita, maka salah satunya ialah kita
harus mencita-citakan menjadi orang cerdas dan ingin
dikenal orang sebagi orang cerdas.

3. Membangun suatu kebiasaaan hidup cerdas, umpamanya
membaca, berdiskusi, olah pikir, olah rasa, dan olah raga.

4. Membangun sikap keterbukaan-kritis.
Sikap terbuka membuat kita mampu menerima ide-ide baru,
ilmu-ilmu baru, dan pengertian-pengertian baru. Tapi
jangan terlalu terbuka supaya kita masih mungkin membuat
sintesa dari pertemuan sejumlah ide-ide yang berlainan.
Jadi kita juga harus kritis, artinya mampu mempertanyakan
apa saja yang memasuki alam pikiran kita. Tapi jangan
terlalu kritis yang membuat kita jadi tertutup, kaku, dan
merasa benar sendiri. Yang pas adalah terbuka dan kritis.

5. Membangun suatu sikap belajar positif terhadap apapun
yang kita alami.
Pengalaman, kata Aldous Huxley, bukanlah
peristiwa-peristiwa yang menimpa kita, melainkan apa yang
kita lakukan terhadap peristiwa-peristiwa itu. Hanya
dengan sikap belajar positif inilah kita dapat bertambah
cerdas sesudah mengalami suatu peristiwa, yaitu pengalaman
kita jadikan sebagai guru. Pengalaman, katanya, adalah
guru terbaik.

6. Membangun sikap yang rendah hati.
Air selalu mengalir ke tempat yang rendah, demikian pula
hikmat dan pengetahuan mengalir menuju hati yang rendah.

Penutup
Saya harap, sesudah membaca artikel ini, Anda sekalian
akan bertambah cerdas. Bila Anda berhasil melihat
ketaklengkapandan kekurangan artikel ini dan sekalian
melengkapinya, berarti Anda adalah orang yang sangat
cerdas. Tapi bila Anda tidak merasa dicerdaskan
sedikitpun, itu berarti sayalah yang kurang cerdas,
sedikitnya kurang cerdas dalam hal penalaran dan verbal.
Doakanlah supaya saya tambah cerdas. Dengan berbuat
demikian, kecerdasan etis-spiritual Anda akan
ditingkatkan. Artinya upaya membaca artikel ini sama
sekali tak sia-sia.

================================================================================\
===========
Gunakan layanan download ringtone dan wallpaper dari Fun Dering dari PlasaCom
untuk menambah keceriaan di handphone Anda... http://fun.plasa.com
================================================================================\
===========

Solidaritas


Suatu hari dalam perjalanan ke Depok menggunakan kereta Jabotabek,
aku berdiri dekat pintu. Seorang anak perempuan kecil, berwajah
ceria, lucu dan mungil memegang mike dan sebuah tape karaoke kecil
diletakkan di lantai gerbong kereta mengalunkan musik pengiring
lagunya. Dengan lincahnya bernyanyi. Ia bernyanyi sambil bergaya,
gerakan tangan dan badannya seirama dengan lagu yang ia nyanyikan.
Suara gadis mungil itu masih bening karena ia masih berusia sekitar
tujuh atau delapan tahun.

Dengan penuh penjiwaan ia melantunkan lagu:
"Ambilkan bulan, Bu
Ambilkan bulan, Bu.
Untuk menerangi tidurku yang lelap di malam
Di malam bulan bersinar,
Cahya-nya sampai ke bintang
Ambilkan bulan, Bu
Ambilkan bulan, Bu......"
Seluruh gerbong, tempat aku berdiri merasakan sebuah jiwa yang sedang
bernyanyi, suara itu begitu mempengaruhi orang-orang yang ada di
gerbong saat itu, sampai-sampai dua anak kecil di sebelahku memandang
pemandangan kota Jakarta lewat jendela pun ikut menirukan lagu gadis
kecil itu.

Hatiku pun tergetar dan tak terasa aku pun ikut bernyanyi...
"Ambilkan bulan, Bu
Ambilkan bulan, Bu.
Untuk menerangi tidurku yang lelap di malam
Di malam bulan bersinar,
Cahya-nya sampai ke bintang
Ambilkan bulan, Bu
Ambilkan bulan, Bu......"

Setelah bernyanyi, dengan tetap diiringi musik lagu yang sama ia
mengeluarkan kantong permen Relaxa, dan mulai mengedarkan dari
penumpang satu ke penumpang yang lain.
Ada satu hal yang membuatku terpana. Di sebelah gadis kecil itu, ada
seorang pengemis cacat. Ia duduk mengesot di lantai sambil menggaruk-
garuk luka yang ada di kepalanya. Ia seorang anak laki-laki dan tidak
dapat berjalan dengan kedua kakinya, ia mengesot dari gerbong yang
satu ke gerbong yang lain. Di kepalanya ada borok yang belum kering
(mungkin ia jatuh dari kereta atau terkena lemparan batu). Setelah
ikut mendengarkan lagu gadis itu, ia mengeluarkan uang logam dari
saku bajunya dan memasukkannya ke dalam kantong permen yang diedarkan
oleh gadis kecil tadi. Subuah apresiasi yang luar biasa atas lagu
merdu gadis kecil itu dari seorang anak yang cacat.

Melihat kejadian itu hatiku menjadi gelisah, ada pertanyaan besar di
dalam diriku, "Mengapa anak laki-laki yang masih membutuhkan uluran
tangan orang lain itu mau merelakan uang yang ia terima, dan
memasukkannya ke dalam kantong permen gadis itu?"

Mengapa ia yang masih serba kekurangan itu masih mau solider dengan
sesamanya yang mungkin kurang menderita dari dirinya sendiri? Ada
logika yang dijungkirbalikkan oleh tindakan anak laki-laki kecil
cacat tadi. Dari kekuranganya ia memberikan sesuatu bagi orang lain.
Dari seorang cacat masih mau membantu mereka yang sehat, yang masih
bisa bernyanyi sambil bergaya.

Apakah solidaritas yang luar biasa seperti ini masih berlaku umum di
masyarakat kita?
Atau hal seperti itu menjadi suatu yang aneh?
Atau bahkan sebuah tindakan yang bukan apa-apa?

sumber: pengalaman teman NEO

Untuk Bunda dan Dunia


Untuk Bunda dan Dunia - Kumpulan Sajak Abdurahman Faiz
Kata Pengantar Taufiq Ismail

BU PRESIDEN, AKU JANGAN DIPENJARA, YA

Kumpulan sajak ini, Untuk Bunda dan Dunia, sungguh unik, karena
pengarangnya, Abdurahman Faiz, berumur 8 tahun. Dia lahir di Jakarta,
15 November 1995. Ibunya, Helvy Tiana Rosa adalah pengarang, dan
ayahnya, Tomi Satryatomo, wartawan. Faktor genetik dan lingkungan
kepenulisan
dengan budaya membaca di rumah, secara dini telah membentuk Faiz.

Sebelum menguasai aksara, cara bicara Faiz saja, karena puitiknya,
sudah menggemaskan orangtuanya. Di tahun 1998, dia mengatakan pada
mamanya,
"Bunda, aku mencintai bunda seperti aku mencintai surga." Waktu itu
Faiz berumur 3 tahun. Konon banyak kata-kata bijak seperti itu
berhamburan
dari anak ini karena dia suka berkisah dan gemar bermain peran seperti
dalam drama.

Sesudah mampu mengetik dengan komputer meja dan laptop orangtuanya,
Faiz mulai menulis. Tapi kalau menulis sajak, dia memilih layar
telefon
genggam yang kecil itu untuk menaruh larik-larik sajaknya.

Dari dua puluh sajak Faiz yang ditulisnya mulai Juli 2001 sampai
dengan November 2003 ini, 8 mengenai ibu dan ayahnya, 7 tentang
situasi
sosial dan 5 tentang tokoh masyarakat.

Kecintaan Faiz terhadap orangtuanya, pastilah karena lingkungan
interaksinya di rumah yang penuh kasih sayang pula.Saya kutipkan 2
ungkapannya
yang orisinal (dari "Ayah Bundaku") dan mengharukan berikut ini:

Ayah Bunda
kucintai kau berdua
seperti aku
mencintai surga

Semoga Allah mencium ayah bunda
dalam tamanNya terindah
nanti

(Januari 2002)

Dia lebih banyak menulis tentang ibunya. Sajaknya ada yang langsung,
terasa jelas apa yang dimaksudkannya, tapi ada pula yang maknanya
dibiarkannya menggantung, dan diserahkannya pada
kita untuk menafsirkan lebih lanjut

JALAN BUNDA

bunda
engkaulah yang menuntunku
ke jalan kupu-kupu

(September 2003)

Lima sajak sosial Faiz menunjukkan kepekaan yang dalam terhadap
duka-derita kehidupan manusia. "Siti dan Udin di Jalan", sepanjang 8
bait, 38
baris berkisah tentang penggenjot becak beristerikan tukang cuci
pakaian, yang mewakili ribuan
lagi orang
senasib, yang ". tetap berdoa / agar bisa sekolah / dan punya rumah
berjendela." Rumah kardus mereka, menurut pengamatan Faiz, tak ada
yang berjendela. Sebuah
pengamatan anak 8 tahun yang teliti.

Saya tersentak membaca "Pengungsi di Negeri Sendiri" (Oktober 2003).
Saya, kok lupa pada saudara-saudara kita itu, satu juta jumlahnya
(mudah-
mudahan sudah menyusut), akibat Balkanisasi
dan perang saudara, yang terusir dari rumah dan kampung halaman
sendiri. Saya malu, saya mulai lupa mereka. Cucunda Faiz, terima
kasih. Engkau
telah mengingatkan aku lagi pada mereka. Mari kita berbuat sesuatu
untuk
orang-orang sebangsa yang bernasib malang itu dan kita baca Al-
Fatihah untuk mereka. Al Fatihah.

Faiz juga kenal sejumlah tokoh, dan menulis sajak mengenai mereka,
yaitu Rasulullah Muhammad SAW, tokoh novel super-populer Harry Potter,
tokoh novel Frodo (dari Lord of the Rings karya J.R.R. Tolkien),
proklamator Bung
Hatta dan dua presiden, yaitu George W. Bush dan Megawati
Sukarnoputeri.
Ibunya diundang sebagai sastrawati berceramah di Universitas Madison,
Madison, Wisconsin dan Universitas Michigan, Ann Arbor, Michigan di
bulan September 2003. Pengetahuan umum Faiz bukan main, yang
diketahuinya lewat media massa dan
tentunya percakapan di rumah, tentang kemungkinan repotnya ibunya
yang berjilbab pergi ke
Amerika Serikat pada hari-hari ini:


dari berita yang kubaca
  Amerika penuh rekayasa
  khawatir pun melanda
  bila jilbab dijadikan masalah

  Bagaimana bila bunda
  tiba-tiba dianggap anggota alqaidah?
  bukankah Presiden Amerika
  menuduh dengan mudah
siapa saja yang tak dia suka?

Tapi syukurlah kekhawatirannya tak terjadi dan bundanya selamat
sepanjang perjalanan.

Faiz ikut Lomba Menulis Surat untuk Presiden RI sehubungan dengan
Hari Anak Nasional 2003 dan jadi pemenang pertama. "Surat buat Ibu
Negara" yang
dimuat dalam kumpulan ini adalah bentuk sajak dari surat yang
memenangkan
hadiah tertinggi dan menawan perhatian luas di media massa Indonesia
karena
bijaknya. Dalam setiap bait dari keenam bait sajaknya ini terdapat
ungkapan, cita-cita dan saran pada Presiden RI dalam idiom anak-anak
yang segar.

Faiz sendiri juga bercita-cita kelak jadi presiden dengan kualifikasi
kecerdasan bisa bicara 10 bahasa, pandai membuat komputer sendiri,
dicintai orang-orang (dia tidak pilih kata klise rakyat) dan
persyaratan yang
paling berat: kalau mati masuk surga.

Sebagai penutup surat, setelah usul ini-itu yang dikhawatirkannya
menyinggung perasaan presiden, Faiz bersajak:


Sudah dulu ya.
  Ibu jangan marah ya.
  Kalau tidak senang
  aku jangan dipenjara ya.
  Terimakasih.

Kemampuan Faiz menulis, dalam perkiraan saya, 10 tahun melompati
umurnya. Remaja berusia 18 tahun, jika mampu menulis serapi ini, sudah
terbilang bagus sekali. Ayah bunda Faiz dititipi Allah bakat brilyan
yang
mereka harus jaga dan tumbuhkan sebaik-baiknya. Janganlah sampai
kemashuran dini
mengguncangnya dan mengganggu perkembangan psikologi Faiz
selanjutnya.

Mudah-mudahan ibunda Helvy dan ayahanda Tomi berhasil baik dan
cucunda Faiz mencapai cita-citanya dalam naungan ridha Allah SWT.

Amin.

Jakarta, Ramadhan 1404 H / 6 November 2003 M.


TERIMAKASIH DARI FAIZ

Faiz mengucapkan terimakasih tak terhingga kepada Allah SWT, kepada
Ayah dan Bunda atas cinta dan dukungan yang berlimpah. Juga untuk Pak
Tuo
Taufiq Ismail yang aku kagumi. Om Jamal D. Rahman, Om Agus R. Sarjono
yang suka menyemangatiku
lewat sms. Tante Medy Loekito, Pak Tuo Hamid Jabbar, Om Ahmadun Y.
Herfanda, Om Binhad Nurohmat
yang sudah mau membaca karya-karyaku sebelum menjadi buku. Untuk Oma
Maria, Opa Amin, Eyang
Wiyati, Mami Rani, Papi Isa, Papi Eron, Mbak Menuk, Om Ferry, Om
Bimo, Tante Alif, Mbak Kiki,
Caca, Adam, Om Ali Muakhir, Om Andi Yudha, Penerbit Mizan, guru-guru
dan teman-temanku semua.
Kupersembahkan puisi-puisi ini untuk kalian dan untuk dunia. Semoga
bermanfaat ya.

Salam manis,
Abdurahman Faiz



HATTA

Engkau adalah kenangan
yang tumbuh
dalam kepala dan jiwaku

Suatu malam kau datang
dalam mimpiku
katamu:
jangan lelah menebar kebajikan
jadikan kesederhaan
sebagai teman paling setia

Aku anak kecil
berjanji menepati
jadi akan kusurati lagi
presiden kita
hari ini

(17 Agustus 2003)


PUISI BUNDA

bunda hanya sedikit mengarang puisi untukku
tapi semakin lama kuamati
senyuman bunda adalah puisi
tatapan bunda adalah puisi
teguran bunda adalah puisi
belaian dan doanya
adalah puisi cinta
yang disampaikannya padaku
tak putus putus
tak putus putus

bahkan bila kutidur

(Mei 2003)


SITI DAN UDIN DI JALAN

Siti dan Udin namanya
sejak pagi belum makan
minum cuma seadanya
dengan membawa kecrekan
mengitari jalan-jalan ibu kota

Siti punya ayah
seorang tukang becak
ibunya tukang cuci
berbadan ringkih

Udin tak tahu di mana ayahnya
ditinggal sejak bayi
ibunya hanya pemulung
memunguti kardus dan plastik bekas

Mereka bangun rumah
dari triplek dan kardus tebal
di tepi kali ciliwung
tapi sering kena gusur

Bila malam tiba
mereka tidur di kolong jembatan
ditemani nyanyian nyamuk
dan suara bentakan preman

Siti dan Udin namanya
muka mereka penuh debu
dengan baju rombengan
menyanyi di tengah kebisingan

pagi sampai malam
tersenyum dalam peluh
menyapa om dan tante
mengharap receh seadanya

Beribu Siti dan Udin
berkeliaran di jalan-jalan
dengan suara serak
dan napas sesak oleh polusi
kalau hari ini bisa makan
sudah alhamdulillah
tapi tetap berdoa
agar bisa sekolah
dan punya rumah berjendela

(Februari 2003)


HARRY POTTER

Sudahkah kau temukan
ramuan paling rahasia itu
agar seluruh orang di dunia
bisa saling cinta?

(Oktober 2002)


AYAH BUNDAKU

Bunda
engkau adalah
rembulan yang menari
dalam dadaku

Ayah
engkau adalah
matahari yang menghangatkan
hatiku

Ayah Bunda
kucintai kau berdua
seperti aku
mencintai surga

Semoga Allah mencium ayah bunda
dalam tamanNya terindah
nanti

(Januari 2002)


MENARUH

Aku menaruh semua mainan
dan teman di sisiku

Aku menaruh bunda
di hatiku
dekat sekali
dengan tempat kebaikan

Tapi
Aku tak bisa menaruh Allah
Ia menaruhku di bumi
bersama bunda dan semua
Ia ada dalam tiap napas
dan penglihatanku

Allah, hari ini kumohon
taruhlah para anak jalanan,
teman-teman kecilku yang miskin
dan menderita
dalam belaianMu
dan buatlah ayah bunda
menjadi kaya
dan menaruh mereka
di rumah kami

Amin.

(Juli 2001)


JALAN BUNDA

bunda
engkaulah yang menuntunku
ke jalan kupu-kupu

(September 2003)


SURAT BUAT IBU NEGARA

Kepada Yang Terhormat
Presiden Republik Indonesia
Megawati
Di Istana

Assalaamualaikum.
Ibu Mega, apa kabar?
Aku harap ibu baik-baik seperti aku saat ini.
Ibu, di kelas badanku paling tinggi.
Cita-citaku juga tinggi.
Aku mau jadi presiden.
Tapi baik.
Presiden yang pintar,
bisa buat komputer sendiri.
Yang tegas sekali.
Bisa bicara 10 bahasa.
Presiden yang dicintai orang-orang.
Kalau meninggal masuk surga.

Ibu sayang,
Bunda pernah cerita
tentang Umar sahabat Nabi Muhammad.
Dia itu pemimpin.
Umar suka jalan-jalan
ke tempat yang banyak orang miskinnya.
Tapi orang-orang tidak tahu kalau itu Umar.
Soalnya Umar menyamar.
Umar juga tidak bawa pengawal.
Umar jadi tahu
kalau ada orang yang kesusahan di negerinya
Dia bisa cepat menolong.

Kalau jadi presiden
aku juga mau seperti Umar.
Tapi masih lama sekali.
Harus sudah tua dan kalau dipilih orang.
Jadi aku mengirim surat ini
Mau mengajak ibu menyamar.
Malam-malam kita bisa pergi
ke tempat yang banyak orang miskinnya.
Pakai baju robek dan jelek.
Muka dibuat kotor.
Kita dengar kesusahan rakyat.
Terus kita tolong.

Tapi ibu jangan bawa pengawal.
Jangan bilang-bilang.
Kita tidak usah pergi jauh-jauh.
Di dekat rumahku juga banyak anak jalanan.
Mereka mengamen mengemis.
Tidak ada bapak ibunya.
Terus banyak orang jahat
minta duit dari anak-anak kecil.
Kasihan.

Ibu Presiden,
kalau mau, ibu balas surat aku ya.
Jangan ketahuan pengawal
nanti ibu tidak boleh pergi.
Aku yang jaga
supaya ibu tidak diganggu orang.
Ibu jangan takut.
Presiden kan punya baju tidak mempan peluru.
Ada kan seperti di filem?
Pakai saja.
Ibu juga bisa kurus
kalau jalan kaki terus.
Tapi tidak apa.
Sehat.
Jadi ibu bisa kenal orang-orang miskin
di negara Indonesia.
Bisa tahu sendiri
tidak usah tunggu laporan
karena sering ada korupsi.

Sudah dulu ya.
Ibu jangan marah ya.
Kalau tidak senang
aku jangan dipenjara ya.
Terimakasih.

Dari
Abdurahman Faiz
Kelas II SDN 02 Cipayung Jakarta Timur


PENGUNGSI DI NEGERI SENDIRI

Tak ada lagi yang menari
di antara tenda-tenda kumuh

di sini
hanya derita
yang melekat di mata
dan hati kami

Tidak satu nyanyian pun
pernah kami dendangkan lagi
hanya lagu-lagu airmata
di antara lapar, dahaga
pada pergantian musim

Sampaikah padamu, saudaraku?

(Oktober 2003)


BUNDA CINTAKU

Bunda
kau selalu ada di sisiku
kau selalu di hatiku
senyummu rembulan
baktimu seperti matahari
yang setia menyinari
dan cintamu adalah udara
yang kuhirup setiap hari
meski di dalam sedih
walau dalam susah
langkahmu pasti
jadikan aku insan berarti

terimakasih bunda cintaku

(November 2002)


TUJUH LUKA DI HARI ULANGTAHUNKU

Sehari sebelum ulangtahunku
aku terjatuh di selokan besar
ada tujuh luka membekas, berdarah
aku mencoba tertawa, malah meringis

Sehari sebelum ulangtahunku
negeriku masih juga begitu
lebih dari tujuh luka membekas
kemiskinan, kejahatan,
korupsi di mana-mana,
pengangguran, pengungsi
jadi pemandangan
yang meletihkan mata
menyakitkan hati

Tapi ada yang seperti lucu
di negeriku
orang yang ketahuan berbuat jahat
tidak selalu dihukum
namun orang baik bisa dipenjara

Pada ulangtahunku yang kedelapan
aku berdiri di sini dengan tujuh luka
sambil membayangkan Indonesia Raya
dan selokan besar itu

Tiba-tiba aku ingin menangis

(15 November 2003)


YANTO DAN MAZDA

Yanto dan Mazda, tidurlah
malam telah larut
Frodo dan Sam
sedang berjuang
memusnahkan Sauron

tidakkah sebaiknya kita
cium kening bunda
dan selekasnya masuk
lewat pintu-pintu mimpi
untuk membantu mereka?

(Februari, 2003)


SIAPA MAU JADI PRESIDEN?

menjadi presiden itu
berarti melayani
dengan segenap hati
rakyat yang meminta suka
dan menyerahkan jutaan
keranjang dukanya
padamu

(November, 2003)


DARI SEORANG ANAK IRAK DALAM MIMPIKU, UNTUK BUSH

Mengapa kau biarkan anak-anak meneguk derita
peluru-peluru itu bicara pada tubuh kami
dengan bahasa yang paling perih

Irak, Afghanistan, Palestina
dan entah negeri mana lagi
meratap-ratap

Mengapa kau koyak tubuh kami?
apa yang kau cari?
apa salah kami?
kami hanya bocah
yang selalu gemetar mendengar
keributan dan ledakan
mengapa kau perangi bapak ibu kami?

Kini
kami tak pernah lagi melihat pelangi
hanya api di matamu
dan sejarah yang perih
tapi kami sudah tak bisa lagi menangis
Kami berdarah
Kami mati

(Oktober 2003)


PENULIS

Ayahku wartawan
bundaku sastrawan

dan akulah dia
yang susah payah
mengumpulkan semua cinta
semua duka
menjadikannya untaian kata
yang kualamatkan
pada dunia

mungkin menjadi kebaikan
yang bisa dibaca siapa saja
dan sedikit uang
untuk kusedekahkan
pada fakir miskin

(Agustus 2003)


MUHAMMAD RINDUKU

Kalau kau mencintai Muhammad
ikutilah dia
sepenuh hati

apa yang dikatakan
apa yang dilakukan
ikuti semua
jangan kau tawar lagi

sebab ialah lelaki utama itu

memang jalan yang ditempuhnya
sungguh susah
hingga dengannya terbelah bulan

tapi kalau kau mencintai Rasul
ikutilah dia
sepenuh rindumu

dan akan sampailah kau
padaNya

(April 2003)


KEPADA KORUPTOR

Gantilah makanan bapak
dengan nasi putih, sayur dan daging
jangan makan uang kami
lihatlah airmata para bocah
yang menderas di tiap lampu merah
jalan-jalan Jakarta
dengarlah jerit lapar mereka
di pengungsian
juga doa kanak-kanak
yang ingin sekali sekolah

Telah bapak saksikan
orang-orang miskin memenuhi
seluruh negeri
tidakkah menggetarkan bapak?

Tolong, Pak
gantilah makanan bapak
seperti manusia
jangan makan uang kami

(Oktober 2003)


DOAKU HARI INI

Tuhanku
berikanlah waktumu padaku
untuk tumbuh di jalan cinta
dan menyemainya
di sepanjang jalan ayah bundaku
di sepanjang jalan Indonesiaku
di sepanjang jalan menujuMu

Amin

(Juli, 2003)


BUNDA KE AMERIKA

Sepucuk surat undangan sampai pagi ini
di rumah kami
untuk bundaku tercinta
dari universitas di Amerika

aku tahu bundaku pintar
juga amat berbudaya
tak heran bila ia diundang bicara
sampai ke negeri adidaya

ia adalah muslimah ramah
dengan jilbab tak pernah lepas dari kepala
sehari-hari berbicara benar
dan tak henti membela yang lemah

dari berita yang kubaca
Amerika penuh rekayasa
khawatir pun melanda
bila jilbab dijadikan masalah

Bagaimana bila bunda
tiba-tiba dianggap anggota alqaidah?
bukankah Presiden Amerika
menuduh dengan mudah
siapa saja yang tak dia suka?

Maka aku minta kepada Allah
agar bunda dilindungi senantiasa
bunda tersenyum dan memelukku
ia teguh pergi dengan jilbab di kepala
katanya: hanya Allah maha penjaga

(September 2003)


PUISI BUNDA 2

Engkau adalah puisi abadiku
yang tak mungkin kutemukan
dalam buku

(November 2003)



FAIZ
Nama lengkapnya Abdurahman Faiz, lahir di Jakarta, 15 November 1995.
Pada usia 13 bulan mengalami retak di tempurung kepala bagian belakang
karena terjatuh dari sebuah kursi tinggi. Dokter menganggap sebuah
mukjizat
ketika dalam perkembangannya Faiz tak menunjukkan gejala gangguan
otak atau
kecerdasan. Ia sempat dirawat 2 minggu di Rumah Sakit karena hal
tersebut.

Sejak usia 2 tahun Faiz sangat suka bercerita dan bermain peran. Ia
pernah berkata: "Bunda, aku mencintai bunda seperti aku mencintai
surga,"
ketika usianya baru 3 tahun. Ya, sejak saat itu, setiap waktu, Faiz
bisa tiba-tiba mengeluarkan
kalimat-kalimat puitis layaknya seorang penyair. Namun karena tidak
langsung ditulis, puisi-puisi itu banyakyang tidak terdokumentasi
(Faiz baru
mulai mau menulisnya pertengahan tahun 2001).

Saat Faiz tahu buku ini akan terbit, misalnya, ia spontan
berkata: "Bunda, engkau adalah puisi abadiku, yang tak mungkin
kutemukan dalam buku." Dan
seperti biasa, sang bunda langsung berseru, "Apa, nak? Tunggu, kamu
harus menuliskan kalimat
itu! Itu puisi yang sangat indah!"

Pada usia 3 tahun pula ia bercerita dengan mimik serius tentang
temannya bernama Mimis. "Kasihan deh, Bunda. Mimis itu ibunya tukang
cuci,
bapaknya satpam di mall. Ibunya sakit-sakitan sampai batuk darah.
Mall tempat
bapaknya bekerja dibakar dan dijarah orang banyak. Aku kasihan sekali
padanya." Tentu Bunda Faiz, Helvy Tiana Rosa yang juga seorang
cerpenis
kebingungan. Seingatnya Faiz tak memiliki teman bernama Mimis. Lagi
pula anak itu
bahkan belum masuk play group maupun TK.

Tapi Faiz terus bercerita. "Kasihan deh si Mimis itu. Kita harus
menolong dong, Bunda." Akhirnya Sang Bunda berkata: "Faiz, mari kita
tolong Mimis. Dia tinggal
di mana? Kok bunda belum tahu?" Tiba-tiba Faiz tertawa
gelak: "Bunda..... bunda!" serunya masih
menahan tawa. "Mimis itu kan cuma teman khayalanku saja!"

Rupanya ia sudah mengerti konsep teman khayalan. Tinggal bundanya
yang geleng-geleng kepala. Sejak kecil Faiz juga sudah sering bertanya
yang aneh-aneh kepada bunda, maupun ayahnya: Tomi Satryatomo yang
bekerja
sebagai wartawan. Misalnya: Ayah, mengapa angin itu tidak kelihatan?
Mengapa
awan ada di atas? Kan kalau di bawah enak dijadikan tempattidur?
Mengapa
api dinamakan api? Mengapa laut asin? MengapaTuhan hanya satu? Adakah
orang tinggal di Bintang? Dan lain sebagainya.

Menjelang usia 5 tahun, Faiz masuk ke TK Pelita di dekat rumahnya.
Setahun kemudian ia didaftarkan ke SD negeri. Tapi, karena usianya
belum 6
tahun, ia belum diterima. Baru pada usia menjelang 7 tahun ia masuk
di kelas I
SDN 02 Cipayung yang juga tak jauh dari rumahnya.

Kegiatan sehari-hari Faiz adalah sekolah, les, mengaji dan bermain.
Ia juga suka sekali mempelajari alat elektronik. Ia terbiasa dengan
komputer
sejak usia 3 tahun. Saat balita ia bisa mengoperasikan PDA, laptop,
internet, HP jenis apa pun, kamera digital bahkan handycam. Ia juga
sudah memiliki
laptop sendiri--bekas bunda. Anehnya ia lebih suka menulis puisi di
HP.

Faiz yang suka berolahraga dan mengoleksi banyak buku ini, bercita-
cita menjadi seorang presiden yang juga professor. Agustus 2003 lalu,
ia menjadi Juara I Lomba
Menulis Surat untuk Presiden,
Tingkat Nasional, yang diselenggarakan Dewan Kesenian Jakarta, dalam
rangka Hari Anak Nasional 2003. Sejak saat itu ia kerap diburu
wartawan dan
menjadi tamu dalam beberapa acara televisi antara lain Liputan 6 dan
Who
Wants to be A President. Ia juga ditawari bermain sinetron tapi ia
menolak.

"Ternyata menjadi terkenal itu tidak enak ya. Capek dikejar-kejar
orang. Semua mencium kita sembarangan. Tapi enaknya kita bisa gampang
menolong orang," komentar tiga besar di kelas II SDN 02 Cipayung yang
juga
anggota Forum Lingkar Pena Kids ini.


KOMENTAR PARA PENYAIR

Puisi Faiz belum banyak, tetapi mampu menimbulkan keharuanyang
mendalam ketika saya membacanya. Ia bicara cinta dengan agung. Ia
bicara agama
dengan anggun. Ia bicara derita manusia dengan bening. Mengutip akhir
puisi "Siti dan Udin di
jalan": dan punya rumah berjendela, nampaknya sebuah keinginan
sederhana, namun sesungguhnya
teramat dalam maknanya, sebab jendela adalah tempat kita menengok
dunia luar, dan selama jendela
kita terbuka, hidup adalah indah. (Medy Loekito,penyair, Yayasan
Multimedia Sastra)

Faiz, puisi-puisimu mencerminkan perasaan dan hatimu yang bening.
Dari puisi-puisimu aku tahu hati dan perasaanmu selalu bergolak
melihat
apa pun di sekitarmu. Dan bahasamu sebening hatimu. (Jamal D. Rahman,
penyair, Pemimpin Redaksi Majalah Sastra Horison)

Faiz, berpikir lebih 'gila' lagi, tapi tetap bicara dengan hati!
(Hamid Jabbar, Penyair, Redaktur Senior Majalah Horison)

Faiz, puisimu seperti danau, tempatku melihat bayang-bayang dan juga
ingatan masa kanakku, yang telah berdiri jauh di belakangku. (Binhad
Nurohmat, penyair, Koordinator Serikat Baca Dunia)

Sejujurnya, membaca sajak-sajak Faiz saya sungguh-sungguh tercengang.
Ia tampaknya dikaruniai bakat kepengarangan yang cukup luar biasa.
Baru
berusia 8 tahun, tapi sudah mampu membuat sajak-sajak yang tidak
hanya indah
dan rapi bahasanya, tapi juga sangat bermakna. Semoga dia kelak
menjadi
sastrawan besar yang mampu mengharumkan nama bangsa. (Ahmadun
Yosi Herfanda, penyair. Redaktur Budaya Harian Republika)

Faiz, jalan kupu-kupu yang kau tempuh itu, membikinku ingin menjadi
kanak-kanak lagi. Karena meski surga ada di telapak :kaki ibu, jalan
ke sana pastilah lewat kebeningan dan keriangan jiwa kanak, yang
begitu
bercahaya dalam sajak-sajakmu. (Agus R. Sarjono, penyair, Ketua Dewan
Kesenian
Jakarta)

Sumber: Untuk Bunda dan Dunia - Kumpulan Sajak Abdurahman Faiz

Teddy Bear.


Suatu hari, Presiden Theodore Roosevelt pergi berburu.
Seekor beruang tertangkap dan diikat agar presiden dapat
menembaknya, namun Presiden Roosevelt tidak mau membunuh
beruang itu. Kisah ini menjadi terkenal ketika dilaporkan
di surat kabar dan digambar dalam bentuk kartun.
Seorang laki-laki bernama Morris Michtom memiliki toko
permen dan alat-alat tulis. Istrinya yang bernama Rose
kadang-kadang membuat boneka beruang kecil yang diletakkan
di jendela toko mereka. Morris melihat kartun beruang di
koran dan mendapatkan ide. Dia minta istrinya membuat
beberapa beruang khusus seperti yang ada dalam gambar
kartun itu.
Lalu Morris menulis surat yang ditujukan ke Gedung Putih,
menanyakan apakah beruang baru itu boleh diberi nama
seperti nama Presiden. Presiden membalas surat itu, "Saya
pikir nama saya tidak begitu berharga dalam bisnis beruang,
tapi anda boleh saja menggunakannya."
Maka Morris meletakkan beruang-beruang baru itu di jendela
tokonya, di sebelah gambar kartun. Boneka beruang itu
dinamai dengan nama panggilan Presiden Roosevelt, Teddy.
Dan sampai sekarang boneka beruang tersebut terkenal dengan
nama "Teddy Bear".

KOPI ASIN


Seorang pria bertemu dengan seorang gadis di sebuah pesta. Si gadis
tampil luar biasa cantik. Banyak lelaki yang mencoba mengejar si
gadis. Si pria sebaliknya, tampil biasa saja dan tak ada yang begitu
memperhatikannya. Tapi, saat pesta usai, dia memberanikan diri
mengajak si gadis untuk sekedar mencari minuman hangat. Si gadis
agak terkejut, tapi karena kesopanan si pria itu, dia mengangguk.
Mereka berdua akhirnya duduk di sebuah coffee shop. Si pria sangat
gugup, tangannya acap bergetar dan dia tak berkata apa pun. Si gadis
yang merasakan ketegangan itu, kian tak nyaman. Dia pun
berkata, "Tidakkah kita lebih baik pulang saja?" Namun, tiba-tiba
pria itu berkata, untuk pertama kalinya, sambil melambai pada
pelayan, "Bisa minta garam untuk kopi saya?" Semua orang yang
mendengar, memandang dengan aneh ke arah si pria itu. Si pria,
jelas, wajahnya berubah merah, tapi tetap saja dia memasukkan garam
tersebut ke dalam kopinya, dan dengan tenang, meminumnya.

Si gadis dengan penasaran bertanya, "Kenapa kamu bisa punya hobi seperti
ini?" Si pria menjawab, "Ketika saya kecil, saya tinggal di daerah
pantai dekat laut. Saya suka bermain di laut, saya dapat merasakan
air laut, asin dan sedikit menggigit, sama seperti kopi asin ini.
Dan setiap saya minum kopi asin, saya selalu ingat masa kanak-kanak
saya: ingat kampung halaman, saya sangat rindu kampung halaman saya,
saya kangen orang tua saya yang masih tinggal di sana."

Begitu kalimat terakhir usai, mata si pria mulai berkaca-kaca, dan
si gadis sangat tersentuh akan perasaan tulus dari ucapan pria di
hadapannya. Si gadis berpikir, bila seorang pria dapat bercerita bahwa ia rindu
kampung halamannya, pasti pria itu mencintai rumahnya, perduli akan
rumahnya dan mempunyai tanggung jawab terhadap rumahnya. Kemudian si gadis juga
mulai berbicara, bercerita juga tentang kampung halamannya nun jauh
di sana, masa kecilnya, dan keluarganya.

Suasana kaku langsung berubah menjadi sebuah perbincangan yang
hangat, juga menjadi sebuah awal yang indah dalam cerita mereka
berdua. Mereka akhirnya berpacaran. Si gadis akhirnya menemukan
bahwa si pria itu adalah seorang lelaki yang dapat memenuhi segala
permintaannya: dia sangat perhatian, berhati baik, hangat, sangat
perduli.... betul-betul seseorang yang sangat baik. Ah, dia hampir
saja kehilangan seorang lelaki seperti itu. Untung ada kopi asin.

Kemudian cerita berlanjut seperti layaknya setiap cerita cinta, sang
putri menikah dengan sang pangeran dan mereka hidup bahagia
selamanya. Dan setiap sang putri membuat kopi untuk sang pangeran,
ia selalu membubuhkan garam di dalamnya, bukan gula, karena ia tahu
bahwa itulah yang disukai suaminya. Setelah 40 tahun, si pria
meninggal dunia, dan meninggalkan sebuah surat. Dengan gemetar, si
istri membaca surat itu:

"Sayangku yang tercinta, mohon maafkan saya, maafkan kalau seumur
hidupku bersamamu adalah dusta belaka. Meski hanya sebuah kebohongan
yang aku katakan padamu... tentang kopi asin. Ingat sewaktu kita
pertama kali jalan bersama? Saya sangat gugup waktu itu. Sebenarnya
saya ingin minta gula, tapi malah berkata garam. Sulit sekali bagi
saya untuk mengubahnya karena kamu pasti akan tambah merasa
tidaknyaman. Jadi saya maju terus. Saya tak pernah terpikir bahwa
hal itu ternyata menjadi awal komunikasi kita! Awal keakraban dan
mata cinta kita. Saya mencoba untuk berkata sejujurnya selama ini,
untuk menjelaskannya padamu, tapi saya terlalu takut. Karena saya
telah berjanji untuk tidak berbohong, sekali pun. Sekarang saya
sekarat. Saya tidak takut apa-apa lagi, jadi saya katakan padamu
yang sejujurnya: saya tidak suka kopi asin, betul-betul aneh dan
rasanya sungguh tidak enak. Tapi saya selalu dapat kopi asin seumur
hidupku sejak bertemu denganmu, dan saya tidak pernah sekali pun
menyesal untuk segala sesuatu yang saya lakukan untukmu. Memilikimu
adalah kebahagiaan terbesar dalam seluruh hidupku. Bila saya dapat
hidup untuk kedua kalinya, saya tetap ingin bertemu kamu lagi dan
memilikimu seumur hidupku, meskipun saya harus meminum kopi asin itu
lagi."

Air mata si istri betul-betul membuat surat itu menjadi basah.
Kemudian hari, bila ada seseorang yang bertanya padanya, apa rasanya
minum kopi pakai garam? Si gadis pasti menjawab, "rasanya manis,"
dengan senyuman, dan dua titik air mata di pipi.

[meski udah usang kayaknya masih enak kok dibaca lagi]

Kekuatan Tekad


Gedung sekolah desa yang kecil itu dipanasi oleh perapian batu bara kuno yang berbentuk belanga. Seorang anak laki-laki kecil bertugas  untuk hadir pagi-pagi sekali di sekolah untuk menyalakan api serta menghangatkan ruangan sebelum guru dan teman-temannya masuk.

Pada suatu pagi gedung sekolah itu tertelan api. Anak laki-laki itu pingsan dan ia pun ditarik keluar dari bangunan yang terbakar itu, dalam keadaan setengah mati dan bukannya setengah hidup. Ia mengalami luka bakar yang parah di seluruh bagian bawah tubuhnya dan dibawa ke rumah sakit daerah yang terdekat.

Dari tempat tidurnya, si anak laki-laki yang terbakar secara mengerikan itu dalam keadaan setengah sadar sayup-sayup mendengar dokter berbicara kepada ibunya. Dokter memberitahu bahwa anak itu pasti akan mati, yang sesungguhnya merupakan hal yang terbaik, lantaran kebakaran hebat yang meluluhlantakkan bagian bawah tubuhnya.

Namun anak pemberani itu tidak ingin mati. Ia meneguhkan tekadnya untuk tetap bertahan hidup. Entah dengan cara bagaimana, hal yang mencengangkan dokter itu, ia terus hidup. Ketika bahaya maut itu berlalu, ia sekali lagi mendengar dokter dan ibunya berbicara dengan pelan. Ibunya diberitahu bahwa karena kebakaran itu  menghancurkan begitu banyak daging di bawah tubuh anak itu, dapat dikatakan bahwa akan lebih baik jika ia mati, karena ia pasti akan lumpuh seumur hidup dan tak dapat memanfaatkan semua anggota tubuh bagian bawahnya.

Sekali lagi si anak pemberani itu mengeraskan tekadnya. Ia tidak akan lumpuh. Ia akan berjalan. Tetapi celakanya, dari pinggang ke bawah, ia tidak memiliki kemampuan bergerak. Kaki-kakinya yang kurus hanya terjuntai di sana, lengkap namun mati.

Akhirnya ia keluar dari rumah sakit. Lalu setiap hari ibunya memijat kakinya yang kecil itu, namun di sana tidak ada rasa, tidak ada kontrol, tidak ada apa pun. Namun niatnya untuk berjalan tetap sekuat dulu.

Hari-harinya menjemukan. Bila tidak sedang berada di tempat tidur, ia terkurung di kursi roda. Pada suatu hari yang cerah ibunya mendorong kursi rodanya keluar menuju halaman agar ia dapat menghirup udara segar. Hari itu, bukannya duduk terpaku di situ, ia melemparkan diri dari kursi roda. Ia menyeret dirinya sendiri melintasi rerumputan, menarik kedua kakinya di belakang tubuhnya.

Ia menyusuri jalannya menuju tiang pancang berwarna putih yang membatasi bidang tanah mereka. Kemudian, sedikit demi sedikit, ia mulai menyeret dirinya sendiri di sepanjang pagar itu, bertekad keras untuk berjalan. Ia mulai melakukan hal ini setiap hari sampai saat ia menggunakan jalan yang mulus di sekeliling halaman di sisi tiang
pancang itu. Tak ada hal yang diinginkannya selain menghidupkan kedua kakinya.

Akhirnya melalui pijatan setiap hari, tekad bajanya dan keteguhan hatinya, ia benar-benar mengembangkan kemampuannya untuk berdiri, kemudian untuk berjalan tertatih-tatih, lalu untuk berjalan sendiri, dan kemudian untuk berlari.

Ia mulai berjalan ke sekolah, kemudian berlari ke sekolah, berlari demi kegembiraan besar yang diperolehnya dari berlari. Kemudian di universitas ia membentuk tim lari. Bahkan selanjutnya di Madison Square Garden pemuda yang diduga tidak bakal hidup itu, yang tidak pernah dapat berharap untuk bisa berlari.

Pemuda yang keras hati ini, Dr. Glenn Cunningham, memecahkan rekor dunia lari untuk jarak 1500 meter.

Kekuatan Kata-kata


Mark Twain mengungkapkannya dengan sangat indah ketika mengatakan "Udara sangat dingin, sehingga jika
termometer ini lebih panjang satu inci saja, kita pasti akan mati membeku"

Kita memang akan mati beku dalam kata2. Yang menjadi persoalan bukanlah suhu dingin yang ada diluar, tetapi termometer. Yang menjadi persoalan bukanlah realitas, tetapi kata-kata yang anda ucapkan pada diri anda mengenai realitas itu.

Saya pernah mendengar cerita yang menarik mengenai seorang petani di Finlandia. Ketika garis batas antara  Finlandia dan Rusia sedang ditentukan, petani itu harus memutuskan apakah dia ingin berada di Finlandia atau di Rusia. Setelah memikirkan cukup lama, dia memutuskan untuk berada di Finlandia, tetapi dia tidak ingin melukai
perasaan  pejabat Rusia. Pejabat Rusia itu datang kepadanya dan bertanya mengapa dia ingin berada di Finlandia. Petani itu menjawab,"Sudah merupakan kerinduanku sejak dulu untuk tinggal ditanah tumpah darahku Rusia, tetapi pada usiaku yang sudah lanjut seperti ini, aku tidak dapat bertahan menghadapi musim dingin di
Rusia."

Rusia dan Finlandia hanyalah kata-kata, konsep, tetapi tidak demikian halnya bagi manusia, tidak bagi manusia yang gila, yang menganggap kata-kata dan konsep itu sama dengan realitas. Kita hampir tidak pernah melihat realitas.

Suatu saat seorang guru berusaha untuk menjelaskan kepada sekelompok orang bagaimana orang2 bereaksi terhadap kata2, menelan kata2, hidup dalam kata2, ketimbang dalam realitas.

Salah seorang dari kelompok itu berdiri dan mengajukan protes, dia berkata, "Saya tidak setuju dengan pendapat anda bahwa kata2 mempunyai efek yang begitu besar terhadap diri kita." Guru itu berkata," Duduklah, ANAK HARAM."

Muka orang itu menjadi pucat karena marah dan berkata," Anda menyebut diri Anda sebagai orang yang sudah  mengalami pencerahan, seorang guru, seorang yang bijaksana, tetapi seharusnya Anda malu dengan diri Anda sendiri."

Kemudian Guru itu berkata, "Maafkan saya, saya terbawa perasaan. Saya benar2 mohon maaf, itu benar2 di luar kesadaran saya, saya mohon maaf." Orang itu akhirnya menjadi tenang. 

Kemudian Guru berkata lagi,"HANYA DIPERLUKAN BEBERAPA KATA UNTUK MEMBANGKITKAN KEMARAHAN DALAM DIRI ANDA; DAN HANYA DIPERLUKAN BEBERAPA KATA UNTUK MENENANGKAN DIRI ANDA, BENAR BUKAN?"

Sumber: Disadur dari dari buku Awareness - Anthony de Mello

Kang Sarta


Si Doel sudah setahun ini uring-uringan. Sejak lama ia bertekad mencari ilmu tertinggi dalam bidang agama. Selama ini ia mencari jawab, tak satupun guru ngajinya yang memberi jawab memuaskan. Bolak balik kitab sudah dibacanya, bahkan mencari ke teman agama lainpun telah dilakukan. Semuanya, bagi si Doel tak lain hanyalah mengulang ulang apa yang pernah ia baca dan dengar. Ada sesuatu yang ingin ia tanyakan, sulit untuk dikatakan tapi selalu ter-ngiang dalam benaknya.

Sore itu, sembari duduk diteras rumah, si Doel menyimak kang Sarta yang sedang memasang dinding rumahnya. Kang Sarta sudah lama menjadi langganan bapaknya. Ia rendah hati, pendiam, santun dan sedikit bicara. Sepertinya bila bekerja, larut dalam kesibukannya. Sekilas si Doel teringat pepatah dulu, ilmu padi semakin tinggi semakin merunduk. Nah', jangan jangan kang Sarta ini orang berlimu, batin si Doel. Tiba tiba timbul ide aneh dibenaknya.

'Kang, boleh nanya nggak ? si Doel menghampiri kang Sarta. Tanpa menoleh, sembari menyerut kaso, kang Sarta menjawab, 'nanya apa, den ?. 'Masalah agama, kang' ujar si Doel langsung. 'Walah den, saya nggak tahu soal seperti itu den' kang Sarta menjawab sambil terus menyerut kaso. Si Doel tidak putus asa, 'saya mau tahu soal Tuhan, kang !. Kang Sarta tersentak, berhenti menyerut.

'Den, pernah masang bata nggak ? tanya kan Sarta. Wah', ini dia, batin si Doel.
Sambil meraih bangku, duduk dengan baik, Doel menjawab semangat, 'belum bisa kang..'. 'Den, dipojok sana ada adukan semen, dan bata didalam tong. Coba aja den Doel, pasang bata diruas kedua, setinggi pagar ruas pertama sebelahnya ' kata kang Sarta, sambil meneruskan pekerjaannya. Jidat si Doel agak berkerut sedikit. Tetapi ia ingat mungkin ini syarat untuk mendapat ilmu.

Sejam kemudian. 'Sudah selesai, kang' si Doel kembali duduk dibangku, siap menerima turunnya ilmu. 'Teruskan dengan ruas ketiga dan keempat, den'.. ujar kang Sarta datar. Agak kesal si Doel, tetapi mungkin ini masih dalam syarat mendapat ilmu. Dengan malas si Doel mencoba melanjutkan memasang bata.

Sore hari, dengan keringat disekujur badan, si Doel menyelesaikan memasang bata diruas keempat. Kang Sarta, sudah mandi dan mengemas peralatannya. Dengan lemas si Doel kembali duduk, 'sudah selesai kang'.. 'Kalau begitu besok, tinggal disemen den.. Saya permisi dulu den' kang Sarta menunduk pamit sambil berlalu.

Tak terperikan emosi si Doel. Kalau tidak mengingat kang Sarta langganan bapaknya tahunan, ingin rasanya mendamprat saat itu. Sambil membanting pintu, si Doel masuk pergi mandi.... Selesai mandi, masih penuh kekesalan, si Doel duduk diteras memandang kerjaannya hari itu. Matahari barat turun menerawang dibalik
dedaunan, kemerahan dan kekuningan bias sinarnya. Suasana ini agak meredakan hati si Doel. Ia melihat kembali dinding pagar yang dikerjakannya. Sekilas ada yang lewat dibenaknya....

Bisa jadi inilah ilmu, batin si Doel. Selama ini ia terlampau sibuk berbicara kesana kemari dan jarang 'mendengarkan'. Memasang bata adalah melakukan sesuatu. Tadinya dinding itu belum ada, setelah dipasang sekarang menjadi ada. Bisa jadi selama ini ia sibuk berbicara tanpa laku. Padahal dari laku sesuatu rencana bisa jadi terwujud. Kalau ia ingin tahu Tuhan, bagaimana mungkin didapat bila hanya sekedar berfikir dan berbicara. Bukankah bila diwujudkan dalam laku hidup, pertanyaan ini ada jawabnya ? Alhamdulillah.., si Doel mengucap. Inilah ilmu yang ia cari selama ini.

Esoknya, saat kang Sarta datang, si Doel menghampiri bersalaman. 'Kang, terima kasih banyak atas ilmunya', kata si Doel tulus. Kang Sarta tersenyum asih, 'sudah ketemukan den.., jadi nggak perlu nyemen, biar saya aja'. Jarang si Doel melihat kang Sarta tersenyum. Hatinya damai hari ini, dan didalam batin si Doel berkata, kang Sarta memang seorang guru yang pernah singgah didalam dirinya. 

sumber: tidak diketahui

Kisah Jam


jangan berkata tidak, sebelum mencobanya. di tempat saya bekerja,
terpampang sebuah poster yang betuliskan boleh gagal, tapi jangan
takut mencoba.
jabat erat,
in the name of moderators,

wandi
http://samuderacinta.blogspot.com
--------------------------------

Alkisah, seorang pembuat jam tangan berkata kepada jam yang sedang
dibuatnya. "Hai jam, apakah kamu sanggup untuk berdetak paling tidak
31,104,000 kali selama setahun?"

"Ha?," kata jam terperanjat, "Mana sanggup saya?"
"Bagaimana kalau 86,400 kali dalam sehari?"
"Delapan puluh ribu empat ratus kali? Dengan jarum ramping-ramping
seperti ini?" jawab jam penuh keraguan.
"Bagaimana kalau 3,600 kali dalam satu jam?"
"Dalam satu jam harus berdetak 3,600 kali? Banyak sekali itu" tetap
saja jam ragu-ragu dengan kemampuan dirinya

Tukang jam itu dengan penuh kesabaran kemudian bicara kepada si jam,
"Kalau begitu, sanggupkah kamu berdetak satu kali setiap detik?"
"Naaaa, kalau begitu, aku sanggup!" kata jam dengan penuh antusias.

Maka, setelah selesai dibuat, jam itu berdetak satu kali setiap detik.
Tanpa terasa, detik demi detik terus berlalu dan jam itu sungguh luar
biasa karena ternyata selama satu tahun penuh dia telah berdetak tanpa
henti.

Dan itu berarti ia telah berdetak sebanyak 31,104,000 kali.

Jangan Sampai Terlambat


Jangan Sampai Terlambat

Malam terasa panjang bagi orang yang berjaga, jalan terasa jauh bagi orang yang lelah, waktu terasa semakin lama bagi orang yang sedang menanti. Itulah waktu.

Waktu adalah salah satu berkat dari Tuhan yang boleh kita nikmati dan kita pakai sebagaimana kita mau. Tetapi waktu juga adalah sesuatu di mana kita harus bertanggung jawab terhadap penggunaannya.

Suatu hal yang pasti adalah setiap orang mempunyai waktu yang sama, yaitu dua puluh empat jam dalam satu hari perjalanan hidupnya. Pertanyaan kita, berapa waktu yang kita siapkan untuk pasangan hidup kita?

Tak akan pernah terlalu awal untuk mengucapkan kata-kata yang baik untuk seseorang yang kita sayangi. Tak akan pernah terlalu awal untuk melakukan sesuatu yang membahagiakan untuk pasangan kita. Karena Anda
dan saya tidak akan pernah tahu seberapa cepat hal tersebut akan jadi  sesuatu yang terlambat dikatakan dan terlambat untuk melakukannya! Maka, katakanlah hari ini, dan lakukanlah hari ini. Jangan tunda sampai besok karena mungkin besok sudah terlambat. Demikianlah Richard De Haan memberi nasihatnya.

Penyesalan

Seorang dokter berpangkat kolonel di suatu negara berprestasi sangat cemerlang. Dengan demikian, dia dipercaya oleh kalangan atas, termasuk presidennya, untuk merawat kesehatan diri mereka pada dokter
yang pandai tersebut.

Setiap hari, hidupnya dipenuhi oleh jadwal tugas yang membuat orang lain berdecak kagum karena tidak semua dokter mendapat kesempatan berprestasi seperti itu. Hari demi hari dilalui dengan prestasi yang menjulang. Semakin tinggi dan tak terbilang hadiah dan fasilitas hidup yang menggiurkan diterimanya.

Begitu penuh jadwal hidupnya untuk mengurus orang lain, pergi berhari- hari menemani jenderal ini dan itu, pergi berminggu-minggu untuk menemani presiden ke luar negeri, dan sebagainya. Untuk bertemu muka dengan istri dan anak-anaknya sungguh hal yang langka. Dan keadaan ini terus berlanjut dari waktu ke waktu.

Sampai suatu hari sepulang dari luar negeri menemani dan merawat pejabat tinggi yang sedang sakit, setiba di depan rumahnya, sang dokter melihat tenda terpasang dan kerumunan para kerabat dan tetangganya. Dalam hati sang dokter bertanya: ada apa gerangan di rumahku? Begitu keluar dari mobil, dia langsung bergegas masuk
menguak kerumunan para tamu yang menyampaikan ucapan belasungkawa.

Setiba di ruang tamu rumahnya, terbujur sang istri tercinta, wanita yang menjadi belahan jiwanya, wanita yang selama ini ditinggalkannya untuk bepergian menjalankan tugas-tugas untuk merawat dan mempertahankan hidup orang lain. Tapi, satu-satunya wanita yang diinginkan dalam hidupnya saat ini terdiam kaku. Sang istri meninggal
setelah menderita sakit parah yang cukup lama, dan dia tidak mampu merawatnya, apalagi memperpanjang masa hidupnya.

Maka, tercengunglah sang dokter. Dia bertanya ke mana saja aku ini, kapan terakhir aku makan bersama dengan wanita kesayanganku, kapan terakhir kali aku memeriksa kesehatannya, kapan terakhir kali aku mengucapkan selamat berulang tahun untuknya. Oh, sudah lama-lama sekali! Sekarang aku ingin mengucapkannya, sekarang aku ingin makan bersamanya, sekarang aku ingin tidur bersamanya, tapi sudah terlambat! Tidak ada hari esok lagi untuk melakukannya.

Seperti nasihat Rihard De Haan di muka tulisan ini, maka seorang penulis tak dikenal telah menuliskan kata-kata yang menggugah perasaan sebagai berikut.

Lebih baik kumiliki setangkai mawar mungil dari kebun seorang sahabat daripada memiliki bunga-bunga pilihan ketika hidupku di dunia harus berakhir.

Lebih baik mendengar kata-kata yang menyenangkan yang disampaikan dengan kebaikan kepadaku pada saat aku hidup daripada pujian saat jantungku berhenti berdetak dan hidupku berakhir.

Lebih baik kumiliki senyum penuh kasih dari sahabat-sahabat sejatiku daripada air mata di sekeliling peti jenazahku ketika pada dunia ini kuucapkan selamat tinggal.

Bawakan aku semua bungamu hari ini. Lebih baik kumiliki setangkai yang mekar saat ini daripada satu truk penuh ketika aku meninggal dan diletakkan di atas pusaraku.


Jangan sampai Anda menyesal dalam hidup ini. Hidup terlalu singkat untuk dipakai "tidak peduli terhadap pasangan" serta "merasa kecewa dan marah". Jadikan sentuhan, pelukan, dan kemesraan sebagai alat
untuk membangun fondasi yang kuat dalam hal membina hubungan suami- istri. Sama seperti otot, kasih dapat menjadi kuat jika sering digunakan. Sebaliknya, kasih juga bisa mati jika tidak disertai perbuatan.

Mudah-mudah belum terlambat bagi saya dan pembaca untuk memulai mengatakan apa yang seharusnya dikatakan, apa yang seharusnya dilakukan untuk membahagiakan pasangan hidup dan diri kita juga.
Lianny Hendranata

Kesabaran Belajar


Seorang anak muda mengunjungi seorang ahli permata dan menyatakan
maksudnya untuk berguru. Ahli permata itu menolak pada mulanya,
karena dia kuatir anak muda itu tidak memiliki kesabaran yang cukup
untuk belajar. Anak muda itu memohon dan memohon sehingga akhirnya
ahli permata itu menyetujui permintaannya. "Datanglah ke sini besok
pagi." katanya.
Keesokan harinya, ahli permata itu meletakkan sebuah batu berlian di
atas tangan si anak muda dan memerintahkan untuk menggenggamnya. Ahli
permata itu meneruskan pekerjaannya dan meninggalkan anak muda itu
sendirian sampai sore.

Hari berikutnya, ahli permata itu kembali menyuruh anak muda itu
menggenggam batu yang sama dan tidak mengatakan apa pun yang lain
sampai sore harinya. Demikian juga pada hari ketiga, keempat, dan
kelima.

Pada hari keenam, anak muda itu tidak tahan lagi dan bertanya, "Guru,
kapan saya akan diajarkan sesuatu?" Gurunya berhenti sejenak dan
menjawab, "Akan tiba saatnya nanti," dan kembali meneruskan
pekerjaannya.

Beberapa hari kemudian, anak muda itu mulai merasa frustrasi. Ahli
permata itu memanggilnya dan meletakkan sebuah batu ke tangan pemuda
itu. Anak muda frustrasi itu sebenarnya sudah hendak menumpahkan
semua kekesalannya, tetapi ketika batu itu diletakkan di atas
tangannya, anak muda itu langsung berkata, "Ini bukan batu yang
sama!"

"Lihatlah, kamu sudah belajar," kata gurunya.

Ketika Tuhan Berkata Tidak


Ya Tuhan ambillah kesombonganku dariku.
Tuhan berkata, "Tidak. Bukan Aku yang mengambil, tapi kau yang harus
menyerahkannya."

Ya Tuhan sempurnakanlah kekurangan anakku yang cacat.
Tuhan berkata, "Tidak. Jiwanya telah sempurna, tubuhnya hanyalah
sementara."

Ya Tuhan beri aku kesabaran.
Tuhan berkata, "Tidak. Kesabaran didapat dari ketabahan dalam
menghadapi cobaan; tidak diberikan,
kau harus meraihnya sendiri."

Ya Tuhan beri aku kebahagiaan.
Tuhan berkata, "Tidak. Kuberi keberkahan, kebahagiaan tergantung
kepadamu sendiri."

Ya Tuhan jauhkan aku dari kesusahan.
Tuhan berkata, "Tidak. Penderitaan menjauhkanmu dari jerat duniawi
dan mendekatkanmu pada Ku."

Ya Tuhan beri aku segala hal yang menjadikan hidup ini nikmat.
Tuhan berkata, "Tidak. Aku beri kau kehidupan supaya kau menikmati
segala hal."

Ya Tuhan bantu aku MENCINTAI orang lain, sebesar cintaMu padaku.
Tuhan berkata... "Ahhhh, akhirnya kau mengerti !"

sumber: tidak diketahui

Kisah Ayam Goreng


Harland ketika itu telah berusia 66 tahun, dan ia
tidak mempunyai apa-apa yang dapat dibanggakan. Satu-satunya
harta paling bernilai yang dimilikinya adalah resep rahasia
ayam goreng.
Menjelang tahun 1956, Harland berhasil meyakinkan beberapa
restoran guna memasak dan menjual ayam goreng dengan bumbu rahasianya,
dan memberinya US 4 sen sebagai royalti untuk setiap potong ayam
goreng yang terjual. Gembira dengan kesuksesan yang diperoleh,
Harland lalu memuati mobil pikap model 1946 miliknya dengan
50 resep ramuan bumbu, dan sebuah periuk untuk ditawarkan
kepada beberapa orang yang mau membeli waralaba resepnya.
Menjelang tahun 1960, sebanyak 400 buah restoran di Amerika
dan Kanada telah menyediakan ayam goreng dengan bumbu rahasia Harland.
Dalam waktu 4 tahun, jumlah tempat jualan ayam goreng tersebut telah
meningkat menjadi 650 restoran dengan omset penjualan per tahun
bernilai US$37 juta.
Saat ini terdapat lebih 10.000 restoran ayam goreng ini di seluruh
dunia dengan lebih dari 200.000 karyawan dan omset penjualan per
tahunnya lebih dari US$8.2 milyar.
Kita semua mengenal Harland sebagai Harland D. Sanders, atau Kolonel
Sanders. Pemilik waralaba Kentucky Fried Chicken.

Jenderal yang Selalu Menang


Pada suatu zaman di Tiongkok, hiduplah seorang jenderal besar yang
selalu menang dalam setiap pertempuran. Karena itulah, ia dijuluki
"Sang Jenderal Penakluk " oleh rakyat.

Suatu ketika, dalam sebuah pertempuran, ia dan pasukannya terdesak
oleh pasukan lawan yang berkali lipat lebih banyak. Mereka melarikan
diri, namun terangsak sampai ke pinggir jurang. Pada saat itu para
prajurit Sang Jenderal menjadi putus asa dan ingin menyerah kepada
musuh saja.

Sang Jenderal segera mengambil inisiatif, "Wahai seluruh pasukan,
menang-kalah sudah ditakdirkan oleh dewa-dewa. Kita akan menanyakan
kepada para dewa, apakah hari ini kita harus kalah atau akan menang."
Saya akan melakukan tos dengan keping keberuntungan ini! Jika sisi
gambar yang muncul, kita akan menang. Jika sisi angka yang muncul,
kita akan kalah! Biarlah dewa-dewa yang menentukan!" seru Sang
Jenderal sambil melemparkan kepingnya untuk tos… Ternyata sisi gambar
tanda kemenangan yang muncul!

Keadaan itu disambut histeris oleh pasukan Sang Jenderal, "Hahaha…
dewa-dewa di pihak kita! Kita sudah pasti menang!!!" Dengan semangat
membara, bagaikan kesetanan mereka berbalik menggempur balik pasukan
lawan. Akhirnya, mereka benar-benar berhasil menunggang-langgangkan
lawan yang berlipat-lipat banyaknya.

Pada senja pasca-kemenangan, seorang prajurit berkata kepada Sang
Jenderal, "Kemenangan kita telah ditentukan dari langit, dewa-dewa
begitu baik terhadap kita."

Sang Jenderal menukas, "Apa iya sih?" sembari melemparkan keping
keberuntungannya kepada prajurit itu. Si prajurit memeriksa kedua sisi
keping itu, dan dia hanya bisa melongo ketika mendapati bahwa ternyata
kedua sisinya adalah gambar tanda kemenangan.

Memang dalam hidup ini ada banyak hal eksternal yang tidak bisa kita
ubah; banyak hal yang terjadi tidak sesuai dengan kehendak kita. Namun
demikian, pada dasarnya dan pada akhirnya, kita tetap bisa mengubah
pikiran atau sisi internal kita sendiri: untuk menjadi bahagia atau
menjadi tidak berbahagia. Jika bahagia atau tidak bahagia diidentikkan
dengan nasib baik atau nasib buruk, jadi sebenarnya nasib kita
tidaklah ditentukan oleh siapa-siapa, melainkan oleh diri kita sendiri.