Selasa, 12 November 2013

Urutan Proses dan Peralatan Pembuatan Gula

Pembuatan gula dari tebu pada dasarnya adalah proses pemisahan sakarosa yang terdapat dalam batang tebu dari zat-zat lain seperti air, zat organik, sabut. Pemisahan dilakukan secara bertingkat dengan jalan tebu digiling dalam beberapa mesin penggiling sehingga diperoleh cairan yang disebut nira.

Nira yang diperoleh dari mesin penggiling dibersihkan dari zat-zat bukan gula dengan pemanasan dan penambahan zat kimia. Sedangkan ampas digunakan bahan ketel uap.


Pada umumnya pemrosesan tebu di pabrik gula dibagi menjadi beberapa tahap yang dikenal dengan proses pemerahan (gilingan), pemurnian, penguapan, kristalisasi, pemisahan dan penyelesaian (sugar handling).


Manfaat Gula

a.    Gula sebagai pemanis makanan dan minuman
b.    Gula juga termasuk sumber energi selain karbohidrat
c.    Mengangkat sel-sel kulit mati dan membersihkan pori-pori, sehingga kulit tak terlihat kusam.
d.    Pembasmi kuman pada luka.
e. Digunakan sebagai pengawet dan lebih efektif bila dipakai dengan tujuan menghambat pertumbuhan bakteri.
f.   Dapat meningkatkan daya tahan tangkai bunga.

Bahan Baku Gula

Bahan baku produk gula adalah tebu.  Tebu adalah tanaman yang ditanam untuk bahan baku gula. Tebu ini termasuk jenis rumput-rumputan. Tanaman tebu dapat tumbuh hingga tiga meter di kawasan yang mendukung. Umur tanaman sejak ditanam sampai bisa dipanen mencapai kurang lebih satu tahun.
Tebu dapat dipanen dengan cara manual atau menggunakan mesin-mesin pemotong tebu. Daun kemudian dipisahkan dari batang tebu, kemudian baru dibawa ke pabrik untuk diproses menjadi gula.

Tahapan-tahapan dalam proses pembuatan gula dimulai dari penanaman tebu, proses ektrasi, pembersihan kotoran, penguapan, kritalisasi, afinasi, karbonasi, penghilangan warna, dan sampai proses pengepakan sehingga sampai ke tangan konsumen.

Irisan Dua Kejadian

Irisan dua kejadian A dan B dilambangkan dengan A B. Adalah kejadian yang mengandung semua unsur persekutuan A dan B. Unsur-unsur dalam himpunan A B mewakili terjadinya secara sekaligus kejadian Adan B, oleh karena itu haruslah merupakan unsur-unsur, dan hanya unsur-unsur yang termasuk dalam A dan B sekaligus. Unsur-unsur itu dapat diperinci menurut kaidah AB = {x|x € A dan € B }, sedangkan lambang € merupakan “adalah anggota” atau “termasuk dalam”. Contoh A = {1,2,3,4,5} dan B = {2,4,6,8} maka AB = {2,4}
Rumus dari irisan dua kejadian adalah sebagai berikut.
Sumber: Ahmad Fauzi (2008:87)
Keterangan:
A = himpunan kejadian A
B = himpunan kejadian B
P (A) = peluang kejadian A
P (B) = peluang kejadian B
irisan kejadian A dan B

 = peluang kejadian A bersyarat B

Definisi Peluang

Teori probabilitas merupakan cabang ilmu matematika yang dipergunakan dan mempelajari tentang tingkah laku dari faktor-faktor untung-untungan.Faktor untung-untungan biasanya dihubungkan dengan pengertian tentang kemungkinan atau peluang (probability).Peluang suatu kejadian merupakan perbandingan banyaknya titik sampel kejadian yang diinginkan itu dengan banyaknya anggota ruang sampel kejadian tersebut.Kemungkinan atau tingkat kepastian tersebut tidak dapat diduga dengan pasti akan tetapi dapat dianalisis atas dasar logika ilmiah.

Statistik Deskriptif

Statistik Deskriptif berkaitan penerapan metode statistik  untuk mengumpulkan, mengolah, menyajikan, dan menganalisis data kuantitatif secara deskriptif.  Metode penyajian yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan grafik, histogram, dan tabel. Dengan demikian data hasil pengujian dapat dibandingkan dengan hasil data yang lain.

Tujuh nasehat Sa'adi

Tujuh nasehat Sa'adi (murid Syech Abdul Qodir Jaelani):

1  Kekayaan adalah diperuntukkan bagi kesenangan hidup dan bukan hidup untuk memperoleh kekayaan. mereka bertanya kepada seorang bijak. "Siapakah yang beruntung dan siapa yang merugi?. Ia berkata, Keuntungan adalah bagi siapa yang
menabur dan menuai, sedang yang tidak beruntung adalah orang yang meninggal dunia dan meninggalkan ketidak beruntungan dibelakangnya.

2. Suatu bangsa diperindah oleh orang-orang terpelajar dan suatu agama diperindah oleh pemeluknya yang saleh.

3. Jangan membuka semua rahasiamu kepada teman-temanmu, karena suatu hari mungkin mereka akan menjadi musuhmu, dan jangan melakukan semua kejahatanmu terhadap musuhnmu, boleh jadi mereka akan menjadi temanmu.

4. Sebuah gagasan yang ingin engkau rahasiakan jangan diceritakan kepada seseorang, betapapun engkau mempercayainya, karena engkau sendiri tidak dapat menyimpan rahasiamu, jangan berharap orang lain dapat lebih darimu (dalam menjaga rahasia). Lebih baik berhati-hati daripada berkata pada orang lian, kemudian mengharapkan agar mereka mau menyimpan rahasia. Jangan berkata pada siapapun apa yang engkau tidak ingin setiap orang mengetahuinya.

5. Untuk mengecek mawar yang indah adalah terletak pada baunya, bukan pada perkataan pemilik kebun. Orang bijak seperti sekuntum bunga mawar yang mekar, meskipun diam semerbak harum baunya. Sementara orang dungu ibarat sebuah tong,
nyaring bunyinya kosong isinya (tidak berilmu dan tidak bermanfaat untuk orang lain).

6. JIka engkau mendengar berita yang menyakitkan hati, lebih baik diam.  Jadilah seperti burung bulbul, membawa berita baik dimusim semi dan meninggalkan berita buruk bagi burung hantu

7. Kesabaran mengantar kita pada keberhasilan, kekerasan mengantar pada kekecewaan.


Sa'adi As Sirozi adalah murid utama Syekh Abdul Qodir Jaelani
Dikutip dari History of Islamic Origins of Western Education AD 800-1350, (Mehdi Nakosteen, 1964) Sufi (Edisi Edisi 5)

Dosa Onani Saat Puasa, Bagaimana Membayarnya?

Assalamualaikum wr wb
Ustadz, ketika saya masih di SMP saya pernah melakukan dosa besar. Ketika puasa di bulan
Ramadhan saya pernah melakukan onani. Saya ingin membayarnya tetapi saya tidak ingat berapa kali
saya melakukannya. Mohon nasehatnya ustadz. Apa yang harus saya lakukan?
Wassalamualiakum wr wb
Herlansyah Saputraherlan at eramuslim.com
Jawaban
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Apabila saat masih di SMP itu anda belum baligh, maka tidak ada kewajiban anda untuk mengganti
puasa yang pernah anda tinggalkan. Tetapi kalau saat itu sudah baligh, maka yang perlu anda
lakukan adalah bagaimana mengganti puasa yang rusak akibat onani.
Jumlahnya tentu sebagai hari yang rusak puasanya karena onani. Tapi bila dilakukan beberapa kali
dalam satu hari yang sama, yang diganti hanya satu hari saja, tidak dihitung per jumlah onani yang
dilakukan.
Bila sudah lupa jumlahnya, anda bisa mengirangira
sendiri. Dan ada baiknya diperbanyak untuk
berjagajaga
agar tidak kurang dari jumlah yang seharusnya. Kalau lebih, maka juga tidak akan siasia,
karena akan menjadi amal tambahan buat diri kita sendiri.
Yang dimaksud dengan onani ini adalah melakukan berbagai aktifitas sensual yang mengakibatkan
keluarnya sperma, baik dengan tangan atau dengan media lainnya. Namun bila tidak sampai keluar
sperma, meski tetap tidak boleh dilakukan, puasanya belum batal. Bila sampai meneluarkan sperma
barulah membatalkan puasa.
Namun perlu juga diketahui bahwa onani yang sampai mengeluarkan sperma dan membatalkan
puasa, tidak mewajibkan kaffarat sebagaimana hubungan seksual sungguhan dengan lain jenis.Bila
benarbenar
melakukan hubungan seksual meski tidak sampai keluar sperma, hukumannya sangat
berat.
Para ulama mengatakan hukumannya adalah hukuman berjenjang, mulai dari yang paling berat lebih
dahulu, yaitu
1. Membebaskan seorang budak, bila tidak sanggup karena harga budak sangat mahal maka:
2. Berpuasa 2 bulan berturutturut,
bila tidak punya daya lagi karena misalnya sudah jompo atau
sakitsakitan,
maka hukumannya adalah:
3. Memberi makan 60 orang fakir miskin.
Dalilnya adalah sabda Rasulullah SAW berikut ini:
Dari Abi Hurairah ra, bahwa seseorang mendatangi Rasulullah SAW dan berkata,C e” laka aku ya
Rasululla.hA ” “pa yang membuatmu celaka ?A“ ku berhubungan seksual dengan isteriku di bulan
Ramadha.n ” Nabi bertanya ,A” pakah kamu punya uang untuk membebaskan budakA ?“k“ u tidak
punyAa .“p” akah kamu sanggup puasa 2 bulan berturutturuTt
?i” d” aAk .“p” akah kamu bisa memberi
makan 60 orang fakir miskinT ?i” “dak .K” emudian duduk. Lalu dibawakan kepada Nabi sekjeranjang
kurma maka Nabi berkata,A ”mbilah kurma ini untuk kamu sedekahkan .O” rang itu menjawab lagi,
A”dakah orang yang lebih miskin dariku? Tidak lagi orang yang lebih membutuhkan di barat atau
timur kecuali aku .M” aka Nabi SAW tertawa hingga terlihat giginya lalu bersabda,B a” walah kurma ini
dan beri makan keluargamu .(” HR Bukhari: 1936, Muslim: 1111, Abu Daud 2390, Tirmizy 724, AnNasai
3115 dan Ibnu Majah 1671)
Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc.

Cara Niat Puasa

Assalamualaikum wr. wb.
Pak ustadz, langsung saja, saya mau tanya bagaimana cara berniat puasa yang benar? Apakah harus
kita lafazkan atau dengan kita sengaja berpuasa secara otomatis kita telah berniat untuk puasa? Saya
pernah dengar niat itu artinya sengaja jadi kalau kita sengaja melakukan puasa berarti sudah berniat
tanpa harus dilafazkan. Mohon dijelaskan.
Assalamualai kum wr. wb.
Wanda Adi Putralenda at eramuslim.com
Jawaban
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,Niat adalah syarat sah semua ibadah. Tanpa niat
maka semua jenis ibadah tidak sah dilakukan.
Misalnya seorang yang melakukan puasa di bulan Ramadhan, tapi dia tidak meniatkannya sejak
malam (tabyiitunniyah), maka dia tetap haram makan dan minum di siang hari, namun puasanya
tidak sah. Di hari lain, dia wajib mengganti puasanya yang tidak dilandasi niat sebelumnya.
Namun niat melakukan ibadah berbeda dengan melafadzkan niat. Lafadz nawaitu shauma ghadin...
bukanlah niat itu sendiri, melainkan hanya merupakan lafadz dari niat. Niat itu sendiri adanya di
dalam hati.
Ketika seseorang berpuasa dan menyengaja di dalam hatinya bahwa dirinya akan melakukan puasa,
itu namanya niat. Sebaliknya, seorang yang melafazkan lafadz niat, belum tentu di dalam hatinya
berniat melakukan puasa.
Misalnya, seorang guru TK sedangkan mengajarkan lafadz itu di depan muridmuridnya,
meski dia
mengulangulang
lafadz itu belasan kali, tetapi kita tidak mengatakan bahwa ibu guru TK itu sedang
berniat untuk puasa esok harinya. Dia hanya melafadzkannya saja, tanpa meniatkannya di dalam hati.
Demikian juga seorang dubber (pengisi suara) yang sedang rekaman. Meski dia merekam suara yang
melafazkan niat puasa, belum tentu di dalam hatinya dia berniat untuk puasa esok harinya.
Sebaliknya, seseorang mungkin saja berniat untuk puasa esok harinya, meski lidahnya tidak
melafadzkan apapun. Sebab tempat niat itu memang bukan di lidah, melainkan apa yang terbersit di
hati.
Sebagian ulama yang terlalu berhatihati
dengan masalah niat ini, sehingga saking tingginya kehatihatiannya,
sampaisampai
mereka menganjurkan untuk melafadzkan saja niat itu dengan lisan.
Mungkin maksudnya, bisa lebih pasti dan lebih mantap, paling tidak bisa menjamin bahwa dirinya
sudah berniat. Meski mereka tidak mewajibkannya, namun mereka menganjurkannya.
Sebagian kalangan lainnya mengatakan bahwa melafadzkan niat itu tidak menjadi kewajiban, syarat
atau apapun. Bahkan kalau sampai ke tingkat keyakinan bahwa melafazkan niat itu suatu keharusan,
sudah termasuk mengadaadakan
perkara baru di dalam agama, padahal tidak diperintahkan dan
tidak juga dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
Tentu saja masalah ini sangat panjang diperdebatkan oleh para ulama, mulai dari yang menganjurkan
sampai kepada yang membid'ahkannya. Semua tentu berangkat dari ingin mencapai kesempurnaan
dalam beribadah kepada Allah SWT. Bahwa di tengah jalan mereka berbeda pandangan, hal itu sangat
wajar dan manusia, bahkan sejarah khilaf fiqih sudah dimulai sejak nabi masih hidup. Tidak ada yang
perlu dikhawatirkan, selama kita tetap saling santun kepada sesama.
Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc.

Serak

Jika Anda Serak atau Kehilangan Suara

satuwanita.com – Serak atau hilangnya suara pada umumnya berkaitan dengan peradangan dan pembengkakan pita suara atau laryngitis, namun tidak tertutup disebabkan oleh hal lainnya. Penyebabnya cukup kompleks, mulai dari yang ringan sampai yang berat sehingga butuh diagnosa dan penanganan dokter sejak dini.
Buku Dokter di Rumah Anda akan membantu Anda menelusuri kira-kira apa penyebab terganggunya kemampuannya bergetar secara normal.


Infeksi tenggorokan yang terjadi karena Anda baru sembuh dari demam, batuk, atau sakit tenggorokan bisa saja menyerang tali suara dan mengarah ke laryngitis.

Peradangan atau pembengkakan tenggorokan alias laryngitis. Demam adalah pemicu utamanya dan mayoritas serak atau kehilangan suara tiba-tiba disebabkan oleh peradangan dan pembengkakan pada tali suara.

Pemakaian tali suara berlebihan. Ini mungkin terjadi karena Anda baru saja latihan paduan suara ,konser atau menjadi panitia sebuah acara yang menguras suara dan energi Anda. Akibatnya tali suara Anda meradang.

Daging tumbuh di kantung suara. Tanda-tandanya antara lain serak terus-menerus selama 2 minggu atau lebih. Biasanya menyerang mereka yang berusia di atas 40 tahun dan pencandu berat rokok.

Inflamasi pada tali suara. Peradangan kronis ini biasanya disebabkan oleh konsumsi yang tinggi akan rokok dan minuman beralkohol.
Jika Anda mengalami problema serupa, ada beberapa langkah penyembuhan yang bisa Anda coba. Misalnya saja hindari atau hentikan sementara kebiasaan Anda merokok atau minuman keras. Jangan terlalu banyak kena angin malam. Kemudian istirahatkan suara Anda sebanyak mungkin, dan usahakan meminum banyak cairan seperti aspirin cair atau paracetamol untuk meredakan gejala demamnya. Dan segeralah ke dokter terdekat, agar serak Anda cepat sembuh.

Selayang Pandang tentang Studi Psikologi Islam al-Azhar

Oleh: Anisia Kumala Masyhadi

Studi psikologi di Azhar masuk dalam kategori studi ilmu-ilmu umum, karena jurusan psikologi tersebut berada di bawah fakultas Humaniora,  dan merupakan fakultas yang tergolong baru, sebab resmi mengeluarkan alumni perdananya pada tahun 1996. selain jurusan psikologi, fakultas Humaniora juga meliputi jurusan Sosiologi, Sejarah dan Perdaban, Geografi, Tarbiyah, Tarjamah Bahasa-Bahasa Barat (Spanyol, Jerman, Inggris, Perancis dll), dan sastra-sastra Bahasa-bahsa Timur (lughoh Syarqiyyah) seperti Urdu, Persia, Ibrani dll, dengan masa perkuliahan rata-rata untuk tiap jurusan (S1) adalah empat tahun.

Mengapa Psikologi?
Mengingat bahwa Azhar dalam keabadiannya sampain saat ini mampu memupuk citra dirinya sebagai ‘ka’bat al-qushod’ bagi para penuntut ilmu dari segala penjuru dunia, ditambha dengan dukuknga citra Kairo sebagai kota ilmu dan intelektual, maka sudah sepantasnya bagi siapa saja yang ingin menimba ilmu di kota seribu menara ini, khususnya di ruang-ruang kuliah Azhar, paling tidak agar memperhatikan beberapa pandangan dasar berikut ini:
Pertama, pandangan bahwa dalam konteks dakwah , umat Islam dianjurkan untuk berbagi tugas melalui bidang garapan dan spesialisasi masing-masing, sehingga dalam bidang da’wah umat Islam dapat memasuki semua lini kehidupan.
Kedua, mengamati realitas empiris akan minimnya sarjana-sarjana psikologi Islam di tanah air, khususnya yang dari Timur Tengah. Padahal, bidang psikologi merupakan aspek penting dalam bidang dakwah dalam konteks modern sekarang ini. Artinya, bahwa pendekatan psikologis dalam berdakwah menjadi tidak dapat dielakkan lagi, mengingat semakin tingginya tingkat kemajemukan dan keanekaragaman watak dan budaya manusia akibat desakan gencar arus modernisasi, globalisasi maupun industrialisasi.
Ketiga, pertimbangan habitat bagi psikologi. Dalam suatu cara pandang tertentu, bidang-bidang semacam psikologi, pendidikan, dan lain sebagainya itu adalah bidang0bidang yang secara ‘habitat’ sesuai dengan naluri dan tabiat alamiah kaum Hawa, misalnya naluri seorang ibu dan pendidik bagi anak-anaknya. Maka tidak terlalu mengherankan jika Azhar sendiri hanya membuka jurusan psikoloogi yang dikhususkan untuk mehasiswi saja, tidak untuk mahasiswa.
Keempat, pertimbangan orientasi kiprah artikularistik di masa depan. Pertimbangan ini berkaitan erat dengan lingkungan praksis dan dalam sudut pandang empiris,yang sebetulnya erat hubungnnya dengan pertimbangan `habitat`tadi.Bagi kaum hawa, menggambarkan bentuk kiprah artikularistik masa depan sedikit banyak mengalami dilema (walaupun tidak semuanya),dan pada umumnya sangat tergantung pada orang lain.Artinyadalam suatu pengamatan sederhana saja terhadap kenyataan sehari-hari,dengan mudah akan segera kita dapati banyak sekali kaum hawa yang
 mengalami keterputusan link antara wawasan keilmuan yang dibangunnya ketika studi dengan mosel kibrahnya dalam masyarakat. Contohnya adalah banyaknya sarjana-sarjana ekonomi atau hukum –dari kaum hawa- yang tidak mengaplisiasikan ilmunya secara sempurna, sebab dibenturkan dengan masalah-masalah internal dalam keluarga. Sementara itu, fungsi dan perannya dalam keluarga,misalnya sebagai pendidik bagi anak-anaknya, juga kurang optimal dilakukan sebab tidak memiliki pengetahuan yang cukup guna mendidik dan mengamati psikologi anaknya. Namun dengan mengambil psikologi atau pendidikan, dilema di atas –insya Allah- dapat teratasi.
Atas pertimbangan–pertimbangan di atas, maka studi psikologi Al-Azhar, dalam suatu cara pandang tertentu, kelihatannya dimaksudkan untuk menjawab dilemma itu sekaligus untuk menjembatani kebingungan menentukan model kiprah artikularistik bagi kaum hawa. Dengan kata lain, al-Azhar ingin mencetak sarjana-sarjana psikologi dari kaum hawa yang tidak lagi mengalami hambatan psikologis dalam menentukan model kiprahnya dalam masyarakat, baik kiprah di lingkungan keluarga maupun di luar keluarga yaitu dengan terjun langsung di tengah-tengah masyarakat, dengan tetap memanfaatkan wawasan keilmuan yang dibangunnya ketika studi. Dengan begitu, keterputusan link, seperti tersebut di atas diharapkan tidak akan terjadi.
Artinya, bahwa dengan modal wawasan psikologi dan seperangkat ilmu pendukung lainnya, misalnya seperti pendidikan, yang bersangkutan bisa leluasa menentukan kiprahnya, di dalam  maupun di luar rumah. Jika terpaksa --atas pertimbangan-pertimbangan tertentu-- perannya hanya terbatas di dalam rumah,maka fungsi dan perannya sebagai ibu rumah tangga maupun pendidik bagi anak-anaknya dapat dilakukan secara optimal dengan dukungan secukupnya dari pengetahuan dan wawasan keilmuan (psikologi) yang didapatnya dari bangku kuliah. Sementara jika memilih kiprah di luar rumah, maka wawasan dan pengetahuan psikologi itu justru sangat bermanfaat bagi pengembangan masyarakat secara luas.
           
Sekilas perkuliahan di psikologi islam,Al-Azhar
Sebetulnya sebutan ‘Islam’ di sini tidak resmi dari Al-Azhar, artinya pihak universitas sendiri secara tidak resmi menyebutkan psikologi Islam, melainkan hanya dengan sebutan psikologi saja (ilmu nafs). Namun, setelah melihat dan mengamati subtansi dan materi-materi yang di ajarkan di jurusan psikologi ini,maka menisbatkan sebutan “Islam” dalam kata psikologi menjadi relevan. Hal ini didasari paling tidak dua alasan:
Pertama, mengingat eksistensi al-Azhar sebagi salah satu lembaga pendidikan Islam terpenting (dan tertua) di dunia, yang reputasinya dalam mengawal ajaran-ajaran dasar agama Islam di amini oleh hampir seluruh masyarakat muslim dunia, yang di mata sebagian pengamat pendidikan Islam, hal tersebut kemudian sempat memposisikan dirinya sebagai lembaga pendidikan tinggi Islam konservatif, di dunia. Namun, terlepas dari benar tidaknya anggapan itu, kenyataan yang di amati adalah kegigihan Al-Azhar dalam mengintregasikan kaidah-kaidah dasar ajaran agama ke dalam wawasan ilmu dan pengetahuan modern atau sebaliknya, membawa masuk wawasan ilmu dan pengetahuan modern ke dalam ruang lingkup ajaran-ajaran agama, melalui teoretisasi yang di bangun para al-salaf al-sholih. Ilmu-ilmu hukum, politik dan ekonomi (yang di ajarkan di fakultas syariah wal qonun, misalnya) di samping di ajarkan secara apa adanya ilmu-ilmu tersebut, tetapi juga di sertai suatu sajian studi komparasi yang ketat dengan berpijak pada dasar-dasar ajaran agama.
      Begitupun dalam bidang psikologi, bahwa selain di ajarkan apa adanya teori-teori tentang psikologi --yang menyangkut juga varian-varian pendukungnya seperti sosiologi, statisika, pendidikan dan lain-lainnya-- tetapi juga di ajarkan petunjuk-petunjuk Al-qur’an mengenai psikologi. Jadi katakanlah ada semacam materi psikologi Al-Qur’an, yaitu psikologi yang di bangun berdasarkkan wawasan-wawasan umum tentang manusia, perkembangan dan lingkungan sosialnya, dan lain sebagainya dalam al-Qur’an. 
Kedua, sebagai dukungan terhadap alasan pertama yaitu adanya materi al-Qur’an. Salah satu kelebihan Azhar adalah bahwa walaupun dalam lingkup studi ilmu-ilmu umum, seperti psikologi, pendidikan, perdagangan, kedokteran bahkan teknik sekalipun mahasiswa masih tetap diwajibkan untuk menghafal al-Qur’an. Apalagi bagi mahasiswa asing non arab yang balajar di fakultas-fakultas umum tadi, justru dituntut lebih banyak hafalannya daripada mahasiswa yang kuliah di fakultas-fakultas agama yaitu lima juz untuk setiap tingkatnya. Dengan suatu harapan bahwa semakin banyak hafalan maka akan semakin luas wawasannya terhadap kandungan al-Qur’an. Selain untuk kepentingan yang mendukung wawasan keilmuannya di bidang pengetahuan umum tadi, hafalan al-Qur’annya juga berguna untuk mengimbangi dan mengawali sikap moral intelektualnya dalam mengemban amanat ilmu, dan lebih spesifik lagi amanat dakwah Islam dalam masyarakat. 
Adapun mengenai materi-materi kuliah psikologi Islam di Azhar, untuk strata S1 kelihatannya masih bersifat umum, yaitu sebagai pengantar imperatif bagi studi yang lebih spesifik dalam bidang psikologi, seperti psikologi perkembangan, psikologi sosial, psikologi klinik, psikologi pendidikan, dan lain sebagainya yang kesemuanya itu akan didapatkan pada strata-strata berikutnya.
Barangkali karena pertimbangan bahwa bidang psikologi sangat erat kaitannya aspek-aspek praktis, tetapi justru sering dilupakan orang, maka pihak Azhar kelihatannya telah mengantisipasinya dengan tujuan agar sarjana-sarjana psikologi yang dihasilkannya mampu mengaplikasikan teori-teorinya dalam lapanagn praktis. Untuk itu, pada tingkat akhir jurusan psikologi Islam, pihak universitas menyediakan fasilitas praktikum psikologi dibeberapa klinik, rumah sakit jiwa, instansi-instansi mapupun perusahaan-perusahaan. Tidak tahu apakah Azhar juga memikirkan untuk memperluas medium praktikum psikologi, misalnya dengan menyelenggarakan praktikum pengamatan langsung terhadap gejala-gejala sosial yang timbul dalam masyarakat baik yang positif maupun negatif seperti kecenderungan chaos dan anarkisme dalam suatu masyarakat, atau praktikum menanggulangi gejala individualisme dan materialisme dalam masyarakat dan mengembalikannya pada seruan agama.

Penutup
Sampai saat ini, mahasiswi asing yang terdaftar di jurusan psikologi Azhar masih bisa dihitung dengan hitungan jari, padahal kebutuhan terhadap psikolog maupun psikiatri yang kaffah (maksudnya yang diharapkan mampu mengintegrasikan wawasan ilmunya dengan ajaran-ajaran dasar agama) sangat mendesak bagi keperluan mengantisipasi tantangan dakwah dimasa depan. Disamping itu, mengingat posisi Azhar dalam percaturan dakwah Islam diseluruh dunia, maka harapan lahit\rnya psikolog maupun psikiatri Azhariah, tidak bisa tidak, mutlak diperlukan.
Hingga kini pun, di tanah air, bila ingin menyebut satu nama saja ahli psikologi Islam yang kaffah tadi, kita hanya akan mendapatkan satu atau dua nama saja, apalagi yang alumnus Timur Tengah. Sebut saja misalnya, Prof. Dr. Zakiah Darajat yang selama bertahun-tahun diposisikan orang sebagai al-sayyidah al-wahidah al-mu’tabaroh dalam bidang psikologi Islam, padahal jika diruntut secara wawasan kelimuannya beliau bukanlah alumnus Azhar, tetapi alumnus ‘Ain Syams University, dan hanya mempelajari psikologi pun tidak dengan studi komparasi seperti yang sekarang dikembangkan di Azhar. Namun, keberhasilan Prof. Zakiah seperti sekarang ini, barangkali –menurut beberapa riwayat—tidak terlepas dari usaha dan perjuangan kerasnya sendiri dalam memanfaatkan fasilitas-fasilitas intelektual selama di Kairo, tentunya diluar bangku kuliah.
Sementara itu, kelihatannya dalam beberapa tahun dekat ini, generasi penerus Prof. Zakiah dan lain-lainnya dalam bidang spesialisasi piskologi Islam belum nampak, disamping juga belum banyak.
Untuk itu, bagi keperluan regenerasi dan sekaligus –ini yang paling penting—memperluas cakupan dakwah Islam agar dapat memasuki semua lini kehidupan di kehidupan modern ini, maka pilihan studi psikologi Islam dapat dijadikan alternatif dan ala kulli hal semua itu harus diniati sebagai upaya mengemban misi dakwah Islam dengan menjadikan Azhar sebagai titik tolak pemberangkatan lillahi ta’ala.
Wallahu a’lam bi as-showab.

Sepuluh Tipe Manusia Pendek Umur

Jakarta, KCM

Kebanyakan laki-laki sering terjebak dalam sejumlah mitos yang menjerumuskannya dalam gaya hidup penuh stres. Antara lain dengan mengambil lebih banyak tanggungjawab dibandingkan waktu dan energi yang dimiliki.
Membiarkan stres berkepanjangan sama dengan meletakkan jari Anda pada tombol fast-forward pada remote control biologis Anda. "Ketegangan mempercepat kerja seluruh sistem Anda dan menghasilkan kondisi-kondisi yang bisa membuat orang muda mengalami gejala khas orang lanjut usia," kata Allen J. Elkin Ph.D, direktur Stress Management di New York City. 

Berikut ini sepuluh tipe kepribadian yang memperpendek umur, disusun oleh Dr. David Ryback dalam Look Ten Years Younger, Live Ten Longer, A Mans Guide:

Tipe Mandiri. Memiliki keyakinan bahwa ia harus melakukan segala hal tanpa bantuan orang lain. Ia memandang bantuan orang, sebagai kelemahan. Mitosnya: Ia dapat menjalani kehidupannya dengan lebih baik bila menolak bantuan orang lain. Laki-laki dengan tipe ini sering mengalami ketegangan, dengan terus menyembunyikan keadaan emosionalnya. Dalam lingkungan sosial maupun pekerjaan, ia cenderung menjadi pemecah masalah. Dia-lah orang yang sering kita namakan pemikir mandiri. Jangan coba-coba mengubah pikirannya --hanya buang-buang waktu saja. 

Tipe Penyenang. Merasa bahwa tangungjawabnya-lah untuk membuat orang-orang di sekitarnya selalu bahagia, sambil mengabaikan kebutuhan dirinya sendiri. Ia memusatkan perhatiannya pada apa yang diharapkan orang lain dari dirinya. Jika tuntutan meningkat melebihi kemampuannya, ia semakin mendorong dirinya dan mengalami stres. Laki-laki jenis ini selalu tersenyum, sambil menyembunyikan ketegangan di dalam dirinya sendiri. Ia sangat ingin melakukan semua hal yang dibebankan padanya, dan sama sekali buta bahwa fisiologi tubuhnya sedang kewalahan karena ia ingin mengesankan kepada orang lain dengan citra "kawan yang baik." 

Tipe Berhasil. Menderita karena tidak memiliki rasa percaya diri dan mengkompensasi hal tersebut dengan mengejar dan mencapai semua yang dapat dilakukannya, dalam waktu sesingkat mungkin. Ia hanya merasa senang jika menerima pujian dari orang atas apa yang telah dicapainya. Dalam lingkaran setan kerja keras, mengabaikan kebutuhan dirinya akan cinta pribadi. Dan, karena dorongan dari lingkungan sosialnya atas pola perilakunya itu, ia bekerja dengan keras dan lebih keras, semakin lebih terkenal atas pencapaiannya, dan akhirnya merusak dirinya sendiri, bisa berupa penyakit fisik, atau bentuk lainnya, main sikut-sikutan, suatu perilaku yang tidak etis pada umur yanga msih muda. Mitosnya: Bekerjalah sampai Anda mati!

Tipe Pemarah. Sama seperti namanya, selalu bersikap bermusuhan dan marah. Ia memiliki kapasitas dalam dirinya yang dapat dicintai (kita semua demikian…), tetapi ia tidak pernah belajar untuk mempercayai jenis interaksi personal seperti itu. Keyakinan pribadinya adalah bahwa orang lain akan mempergunakan atau menolak dirinya jika ia melepaskan benteng pertahanannya. Anda dapat melihat kemarahan di sudut mulutnya dan di dalam sinar matanya. Senyuman termanis yang dapat dikeluarkannya hanyalah cibiran. Jika Anda tidak sependapat dengan dirinya, amati reaksinya. Mitosnya: Cinta tidak dapat dipercaya. Sehingga biarkan diri Anda berada di benteng pertahanan. Apakah orang tipe ini akan berumur panjang? Tidak terlalu. 

Tipe Penolong. Adalah tokoh yang menyenangkan, ia terlalu mengorbankan dirinya sendiri di dalam pekerjaan sehingga kehidupan pribadinya menjadi terlantar. Ia selalu siap untuk membantu klien-nya. Semakin sering telepon seluler-nya berbunyi, semakin ia merasa dirinya penting. Mitosnya: Harga diri saya adalah berapa besar klien saya membutuhkan bantuan dan waktu saya. Keluarga dan kehidupan pribadi saya tidak boleh mengganggu. Di rumah, ia selalu berkorban dan mengambil alih semua pekerjaan. Kehidupan pribadinya sama seperti makanan yang dimasak berulang-ulang , enak namun membosankan. Selain itu, kehidupannya sama sekali hampa, tidak ada kebahagiaan sejati, kehidupan hanya untuk bekerja.

Tipe Otot. Percaya bahwa ia harus cukup kuat untuk mengatasi semua tantangan fisik, ibaratnya mulai dari membangun rumahnya sendiri sampai menggali kuburannya sendiri. Ia selalu berkeringat dari pagi sampai malam dan kemudian menjadikan olahraga ngkat berat sebagai hobinya. Tidak ada tantangan yang lebih menarik baginya selain bekerja dan bekerja sampai mati. Laki-laki jenis ini secara fisik luar biasa. 

Tipe Stabil. Memiliki jawaban atas segala permasalahan emosional teman-teman di sekitarnya. Tidak ada masalah yang terlalu sulit baginya untuk dipecahkan. Tetapi di dalam dirinya, tekanan menumpuk, karena ia memperhatikan masalah orang lain terlalu serius. Tekanan yang disebabkan oleh dirinya sendiri terus menumpuk perlahan-lahan sampai jantungnya bermasalah. 

Tipe Romantis. Selalu siap untuk seks, setidaknya itulah yang ia harapkan dari perempuan ketika berpikir tentang dirinya. Sehingga siap atau tidak, ia harus siap. Mitosnya: Tugas laki-lakilah untuk memuaskan pasangannya sepanjang waktu. Memang laki-laki begini ramah dan menyenangkan, tetapi tidak lama lagi tekanan jantungnya meningkat.

Tipe Pemberi. Memperhatikan keluarganya dengan amat baik, walaupun ini berarti ia harus mengambil dua pekerjaan paruh waktu selain pekerjaan tetapnya, sambil terus menerus memaksa pasangannya agar tetap tinggal di rumah dan santai. Setiap tahun, utangnya semakin menumpuk agar ia dapat membelikan pakaian, mobil, dan sebagainya, yang terbaik bagi anak-anaknya. Ia sendiri tidak mmebutuhkan uang karena ia selalu bekerja. Mitosnya: Seorang laki-laki harus memberikan yang terbaik bagi keluarga dengan pengorbanan apapun.

Tipe Bintang. Menjadi pusat perhatian dimana pun ia berada. Percakapannya selalu yang paling menyenangkan, paling lucu, paling panjang, dan ia selalu menjadi karakter pusat yang selalu menang pada akhirnya. Ia tidak pernah masuk ke dalam ruang, ia selalu dalam posisi menyambut. Laki-laki jenis ini, sesungguhnya hanya hebat di luar , tetapi ia merasakan stres yang sangat berat dalam dirinya.

Dapat dipastikan Anda dapat melihat sebagian diri Anda berada dalam sekurangnya beberapa tipe kepribadian tersebut. Bisa jadi pada suatu saat Anda menjadi laki-laki dengan tipe Mandiri, atau menjelma menjadi Penolong ketika di kantor. Kemudian menjadi Pemarah ketika ada orang yang mengganggu saat Anda bekerja. Menjadi laki-laki Penyenang di hadapan bos Anda, atau laki-laki Romantis di depan istri Anda.

Catatan :  Laki-laki cenderung menghargai relaksasi sebagai kegiatan yang memboroskan waktu. HARGAILAH RELAKSASI! Jika Anda tidak mengubah mitos itu terlebih dahulu, Anda akan membebani diri Anda dengan stres yang semakin menumpuk setiap tahunnya, akhirnya mencuri kesempatan hidup sepuluh tahun lebih lama itu dari diri Anda. (zrp)

Design By KCM
Copyright © 2002 PT. Kompas Cyber Media 

Minggu, 10 November 2013

Perkembangan Manajemen

1.       
Sesungguhnya manajemen sudah ada sejak jaman dahulu, salah satu bukti adalah Piramida di Mesir. Adanya bangunan Piramida di Mesir menunjukkan bahwa pada zaman dulu telah ada serangkaian kegiatan yang diatur sedemikian rupa, mengikuti tahapan-tahapan tertentu yang telah disiapkan hingga bangunan Piramida yang megah di tengah gurun pasir dapat menjadi decak kagum masyarakat dis seluruh dunia dari dulu hingga kini. Dari sejarah dapat kita ketahui bahwa tidak kurang dari ribuan orang telah terlibat dalam pembangunan Piramida di Mesir. Selain Piramida di Mesir, ada juga benteng raksasa yang berdiri sepanjang ribuan kilometer di Cina. Benteng ini juga menunjukkan betapa orang-orang Cina dahulu telah melakukan kegiatan manajemen (dalam bentuk apapun kegiatan manajemen tersebut sehingga bangunan benteng yang kokoh dapat tetap bertahan hingga hari ini. Selain itu juga Candi Borobudur di Indonesia, dan masih banyak contoh bangunan-bangunan kuno yang sangat rumit bisa dibangun oleh nenek monyang kita. Dari bukti-bukti tersebut dapat dilihat bagaimana orang-orang dahulu telah menerapkan manajemen
Jika Dilihat dari beberapa buku sejarah tentang perkembangan manajemen, Sebelum abad ke-20, terjadi dua peristiwa penting dalam ilmu manajemen. Peristiwa pertama terjadi pada tahun 1776, ketika Adam Smith menerbitkan sebuah doktrin ekonomi klasik, The Wealth of Nation. Dalam bukunya itu, ia mengemukakan keunggulan ekonomis yang akan diperoleh organisasi dari pembagian kerja (division of labor), yaitu perincian pekerjaan ke dalam tugas-tugas yang spesifik dan berulang. Dengan menggunakan industri pabrik peniti sebagai contoh, Smith mengatakan bahwa dengan sepuluh orang—masing-masing melakukan pekerjaan khusus—perusahaan peniti dapat menghasilkan kurang lebih 48.000 peniti dalam sehari. Akan tetapi, jika setiap orang bekerja sendiri menyelesaikan tiap-tiap bagian pekerjaan, sudah sangat hebat bila mereka mampu menghasilkan sepuluh peniti sehari. Smith menyimpulkan bahwa pembagian kerja dapat meningkatkan produktivitas dengan (1) meningkatnya keterampilan dan kecekatan tiap-tiap pekerja, (2) menghemat waktu yang terbuang dalam pergantian tugas, dan (3) menciptakan mesin dan penemuan lain yang dapat menghemat tenaga kerja.
Peristiwa penting kedua yang memengaruhi perkembangan ilmu manajemen adalah Revolusi Industri di Inggris. Revolusi Industri menandai dimulainya penggunaan mesin, menggantikan tenaga manusia, yang berakibat pada pindahnya kegiatan produksi dari rumah-rumah menuju tempat khusus yang disebut "pabrik." Perpindahan ini mengakibatkan manajer-manajer ketika itu membutuhkan teori yang dapat membantu mereka meramalkan permintaan, memastikan cukupnya persediaan bahan baku, memberikan tugas kepada bawahan, mengarahkan kegiatan sehari-hari, dan lain-lain, sehingga ilmu manajamen mulai dikembangkan oleh para ahli.
Akan tetapi, ada beberapa referensi yang membahas perkembangan manajemen sebagai ilmu atau teori, dari beberapa buku tersebut dijelaskan bahwa pada perkembangan peradaban rnanusia sebelum abad 20, mulai berkembanglah studi dan menghasilkan beberapa ilmu, dimana ilmu pada masa tersebut terbagi dalam tiga kelompok besar, yaitu :
1. Ilmu yang mempelajari setia/seluruh gejala, bentuk dan eksistensinya yang erat hubungannya dengan alam beserta isinya dan secara universal mempunyai sifat yang pasti dan sarna serta tidak dipisahkan oleh ruang dan waktu, disebut ilmu eksakta, contoh : fisika, kimia dan biologi.
2. IImu yang mempelajari seluruh gejala rnanusia dan eksistensinya dalam hubungannya pada setiap aspek kehidupan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat dinamakan ilmu sosial/non eksakta, misalnya : ekonomi, politik, psikologi, sosiologi, hukum, administrasi dan lain-lain.
3. IImu humaniora, kumpulan pengetahuan yang erat hubungannya dengan seni, misalnya : seni tari, seni lukis, seni sastra, dan seni suara. IImu manajemen merupakan salah satu disiplin ilmu sosial. Pada tahun 1886 Frederick W. Taylor melakukan suatu percobaan time and motion study dengan teorinya ban berjalan.
Dari sini lahirlah konsep teori efisiensi dan efektivitas. Kemudian Taylor menulis buku berjudul The Principle of Scientific Management (1911) yang merupakan awal dari lahirnya manajemen sebagai ilmu.
Di samping itu ilmu manajemen sebagai ilmu penegtahuan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Adanya kelompok manusia, yaitu kelompok yang terdiri atas dua orang atau lebih.
2. Adanya kerjasama dari kelompok terse but.
3. Adanya kegiatan Iproses/usaha
4. Adanya tujuan
Selanjutnya ilmu manajemen merupakan kumpulan disiplin ilmu sosial yang mempelajari dan melihat manajemen sebagai fenomena dari masyarakat modem. Dimana fenomena masyarakat modem itu merupakan gejala sosial yang membawa perubahan terhadap organisasi. Ada beberapa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kehidupan suatu organisasi, yaitu :
1. Tekanan pemilik perusahaan
2. Kemajuan teknologi
3. Saingan baru
4. Tuntutan masyarakat
5. Kebijaksanaan pemerintah
6. Pengaruh dunia Internasional
Pada kenyataannya rnanajemen sulit dedifenisikan karena tidak ada defenisi manajemen yang diterima secara universal. Mary Parker Follet mendefenisikan manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Defenisi ini rnengandung arti bahwa para manajer untuk mencapai tujuan organisasi melalui pengaturan orang lain untuk melaksanakan berbagai tugas yang mungkin dilakukan. Manajemen memang bisa berarti seperti itu, tetapi bisa juga mempunyai pengertian lebih dari pada itu. Sehingga dalam kenyataannya tidak ada defenisi yang digunakan secara konsisten oleh semua orang. Stoner mengemukakan suatu defenisi yang lebih kompleks yaitu sebagai berikut :
"Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan, usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber dayasumber daya organisasi lainnya agar rnencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan".
Dari defenisi di atas terlihat bahwa Stoner telah rnenggunakan kata "proses", bukan "seni". Mengartikan manajernen sebagai "seni" mengandung arti bahwa hal itu adalah kemampuan atau ketrampilan pribadi. Sedangkan suatu "proses" adalah cara sistematis untuk rnelakukan pekerjaan. Manajemen didefenisikan sebagai proses karena semua manajer tanpa harus rnemperhatikan kecakapan atau ketrampilan khusus, harus melaksanakan kegiatan-kegiatan yang saling berkaitan dalam pencapaian tujuan yang diinginkan.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya manajemen merupakan kerjasama dengan orang-orang untuk menentukan, menginterpretasikan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan (actuating), dan pengawasan (controlling).
Sampai sekarang belum ada suatu teori manajernen dapat diterapkan pada semua situasi. Seorang manajer akan menjumpai banyak pandangan tentang manajemen. Setiap pandangan mungkin berguna untuk berbagai masalah yang berbeda-beda. Ada tiga aliran pemikiran manajemen yaitu :
a. Aliran klasik
b. Aliran hubungan manusiawi
c. Aliran manajemen modem.


Pembagian Jenis Data

Pembagian Jenis Data
Data adalah hasil pengukuran yang bisa memberikan gambaran suatu keadaan. Data adalah sekumpulan informasi atau nilai yang diperoleh dari pengamatan (observasi) suatu obyek, data dapat berupa angka dan dapat pula merupakan lambang atau sifat. Pembagian jenis data dapat diuraikan sebagai berikut.

Berdasarkan Bentuk Data
Berdasarkan bentuknya data dapat dibedakan menjadi:
1.         Data diskrit, yaitu data yang disajikan dalam bentuk angka–angka, angka–angka disini adalah angka bilangan bulat saja. Contoh: Data jumlah mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Brawijaya.
2.         Data kontinu, yaitu data yang disajikan dalam bentuk angka– angka, namun data yang disajikan dalam bentuk pecahan dan merupakan hasil pengukuran. Contoh: Data pengukuran berat badan balita di Desa ABC.

Berdasarkan Sifat Data
Berdasarkan sifatnya data dapat dibedakan menjadi:
1.         Kuantitatif, yaitu data yang dipaparkan dalam bentuk angka-angka atauserangkaian observasi atau pengajaran yang dapat dinyatakan dengan angka-angka. Contoh: Data berat badan mahasiswa TI.
2.         Kualitatif, yaitu data yang disajikan dalam bentuk kata-kata yang mengandung makna atau memungkinan observasi yang tidak dinyatakan dengan angka-angka. Contoh: Data kepuasan pelanggan restoran.

Berdasarkan Sumber Data
Berdasarkan sumbernya data dapat dibedakan menjadi:
1.         Data interen, yaitu suatu data yang didapat atau bersumber dari dalam suatu instansi, yang dijadikan konsumsi sendiri bagi perusahaan itu sendiri. Contoh: Data produksi perusahaan sendiri.
2.         Data eksteren, yaitu suatu data yang didapat dari luar instansi. Biasanya dibutuhkan oleh suatu instansi sebagai penunjang instansi tersebut dan dikaitkan dengan pengambilan kebijaksanaan dari instansi tersebut. Contoh: Data penjualan perusahaan lain untuk jenis produk yang sama dengan produk perusahaan kita. Data eksteren dibagi menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder.
a.     Data Primer, yaitu data yang diambil secara langsung dari sumbernya. Biasanya dengan menggunakan kuisioner atau pengukuaran langsung dilapangan. Contoh: Data kependudukan yang diterbitkan oleh BPS sendiri.
b.     Data Sekunder, yaitu data yang tidak diambil secara langsung artinya data ini diambil dari referensi-referensi yang sudah ada. Contoh: Data yang diambil dari BPS.

Bedasarkan Skala Pengukuran Data
Berdasarkan skala pengukurannya data dapat dibedakan menjadi
1.         Data Nominal, adalah data skala yang mempunyai ciri yang membedakan skala ukur yang satu dengan skala ukur yang lain. Skala nominal menyatakan kategori kelompok atau klasifikasi construct yang diukur dalam bentuk variabel. Contoh:pria = 0 , wanita = 1
ket: orang yang mempunyai angka 0 tidak lebih kecil dari pada orang yang memilih angka 1.
2.         Data Ordinal, adalah data skala yang selain memiliki ciri membedakan juga memiliki ciri mengurutkan pada rentangan tertentu. Skala ordinal menyatakan peringkat construct yang diukur. Contoh: Data kepuasan pelanggan, misalnya sangat puas  = 3, puas = 2 dan tidak puas = 1.
3.         Data Interval, adalah data skala yang memiliki ciri membedakan, mengurutkan, dan juga memiliki jarak yang sama. Akan tetapi, zero point sifatnya berubah-ubah tergantung dari skala yang dipakai. Misalnya pada angka 0 suhu celcius, meskipun angka tersebut 0 tetapi hal tersebut bukanlah angka 0 absolut, karena jika di konversikan ke fahrenheit skala tersebut tidak lagi 0
4.         Data Rasio, adalah tingkatan data yang paling tinggi, mempunyai ciri membedakan, mengurutkan, memiliki jarak yang sama, serta memiliki nilai nol (zero point) yang absolute. Contoh zero point adalah pada pengukuran panjang suatu benda, jika benda tersebut sangat kecil (ukuran mendekati 0), maka angka 0 pada alat ukur adalah zero point mutlak. Contoh data rasio adalah pada kasus berat Luri 40 kg, berat Oliv 80 kg. Sehingga perbandingan berat Luri dan Oliv 1 : 2.

Berdasarkan Waktu Pengumpulan Data
Berdasarkan waktu pengumpulannya data dapat dibedakan menjadi
1.         Data Time series (berkala), adalah data yang datanya menggambarkan perkembangan dari waktu ke waktu atau periode secara historis pada satu objek atau data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu sehingga ada perkembangannya (trend) yang menunjukkan arah secara umum. Contoh: Data tingkat curah hujan tiap tahunnya dibutuhkan untuk mengantisipasi datangnya tanah longsor atau banjir

2.         Cross Section, adalah data yang dikumpulkan pada satu waktu tertentu pada beberapa objek dengan tujuan untuk menggambarkan keadaan atau data yang dikumpulkan pada suatu waktu tertentu yang bisa menggambarkan keadaan atau kegiatan pada waktu tersebut. Contoh:  data tingkat apresiasi masyarakat Kota Malang terhadap PILKADA 2013 dengan sampel acak yang tersebar pada Kota Malang.