Selasa, 07 Agustus 2012

Jenderal yang Selalu Menang


Pada suatu zaman di Tiongkok, hiduplah seorang jenderal besar yang
selalu menang dalam setiap pertempuran. Karena itulah, ia dijuluki
"Sang Jenderal Penakluk " oleh rakyat.

Suatu ketika, dalam sebuah pertempuran, ia dan pasukannya terdesak
oleh pasukan lawan yang berkali lipat lebih banyak. Mereka melarikan
diri, namun terangsak sampai ke pinggir jurang. Pada saat itu para
prajurit Sang Jenderal menjadi putus asa dan ingin menyerah kepada
musuh saja.

Sang Jenderal segera mengambil inisiatif, "Wahai seluruh pasukan,
menang-kalah sudah ditakdirkan oleh dewa-dewa. Kita akan menanyakan
kepada para dewa, apakah hari ini kita harus kalah atau akan menang."
Saya akan melakukan tos dengan keping keberuntungan ini! Jika sisi
gambar yang muncul, kita akan menang. Jika sisi angka yang muncul,
kita akan kalah! Biarlah dewa-dewa yang menentukan!" seru Sang
Jenderal sambil melemparkan kepingnya untuk tos… Ternyata sisi gambar
tanda kemenangan yang muncul!

Keadaan itu disambut histeris oleh pasukan Sang Jenderal, "Hahaha…
dewa-dewa di pihak kita! Kita sudah pasti menang!!!" Dengan semangat
membara, bagaikan kesetanan mereka berbalik menggempur balik pasukan
lawan. Akhirnya, mereka benar-benar berhasil menunggang-langgangkan
lawan yang berlipat-lipat banyaknya.

Pada senja pasca-kemenangan, seorang prajurit berkata kepada Sang
Jenderal, "Kemenangan kita telah ditentukan dari langit, dewa-dewa
begitu baik terhadap kita."

Sang Jenderal menukas, "Apa iya sih?" sembari melemparkan keping
keberuntungannya kepada prajurit itu. Si prajurit memeriksa kedua sisi
keping itu, dan dia hanya bisa melongo ketika mendapati bahwa ternyata
kedua sisinya adalah gambar tanda kemenangan.

Memang dalam hidup ini ada banyak hal eksternal yang tidak bisa kita
ubah; banyak hal yang terjadi tidak sesuai dengan kehendak kita. Namun
demikian, pada dasarnya dan pada akhirnya, kita tetap bisa mengubah
pikiran atau sisi internal kita sendiri: untuk menjadi bahagia atau
menjadi tidak berbahagia. Jika bahagia atau tidak bahagia diidentikkan
dengan nasib baik atau nasib buruk, jadi sebenarnya nasib kita
tidaklah ditentukan oleh siapa-siapa, melainkan oleh diri kita sendiri.


Tidak ada komentar: