Selasa, 07 Agustus 2012

Never Perfect in the World



Suatu ketika, terdapat sebuah kerajaan yang diperintah seorang raja yang
bijaksana. Namanya Raja Henry. Raja Henry yang telah tua itu ingin segera turun
takhta.Raja Henry memiliki seorang anak bernama Pangeran Arthur.

Putra mahkota itu baik hati, bertanggung jawab, serta bijaksana. Ia juga dekat
dengan rakyat. Itu sebabnya ia sangat cocok untuk memerintah
kerajaan itu. Tetapi sayangnya ia belum beristeri.Padahal salah satu
syarat untuk menjadi raja di kerajaan itu, pangeran harus memiliki
isteri.Kesibukan di istana pun  dimulai. Seluruh anggota kerajaan sibuk
mencarikan wanita yang cocok untuk Pangeran.

Tapi, tak satu pun wanita yang dapat membuat Pangeran Arthur
jatuh cinta. Selalu saja ada kekurangannya di mata Pangeran Arthur.
Pada suatu hari, datanglah seorang pemuda pengembara. Ia datang ke
kerajaan dan menemui Pangeran yang sedang melamun di taman istana.
"Selamat pagi Pangeran Arthur!" sapa sang pengembara.
"Selamat pagi. Siapakah kau?" tanya Pangeran Arthur.
"Aku pengembara biasa. Namaku Theo.
Kudengar, Pangeran sedang bingung  memilih calon isteri?" tanya Theo. "Ya, aku
bingung sekali. Semua wanita  yang dikenalkan padaku, tidak ada yang menarik
hati. Ada yang cantik, tapi  berkulit hitam. Ada yang putih, tetapi bertubuh
pendek. Ada yang bertubuh  semampai, berwajah cantik, tetapi tidak bisa membaca.
Aduuh!" keluh  Pangeran dengan wajah bingung."Hmm, bagaimana kalau kuajak
Pangeran  berjalan-jalan sebentar. Siapa tahu di perjalanan nanti Pangeran bisa
menemukan jalan keluar," ajak Theo sambil memandang wajah Pangeran yang tampak
letih.

"Ooh, baiklah," jawab Pangeran sambil melangkah.
Mereka  berdua lalu berjalan-jalan ke luar istana.

Theo mengajak Pangeran ke daerah pantai. Disana mereka berbincang-bincang dengan
seorang nelayan.Tak lama kemudian nelayan itu mengajak pangeran dan  Theo ke
rumahnya."Isteriku sedang memasak ikan bakar yang lezat. Pasti Pangeran
menyukainya," ujar si nelayan.Setibanya di rumah nelayan,terciumlah aroma ikan
bakar yang sangat lezat. Mereka duduk di teras rumah nelayan itu. Tak lama
kemudian keluarlah istri nelayan menghidangkan ikan bakar. Istri nelayan itu
bertubuh pendek. Ketika sang istri masuk ke dalam,Theo bertanya, "Wahai Nelayan!
Mengapa engkau memilih istri yang bertubuh pendek?" Nelayan itu tersenyum lalu
menjawab,
"Aku mencintainya. Lagipula, walau tubuhnya pendek, hatinya sangat baik. Ia pun
pandai memasak."
Theo dan Pangeran Arthur mengangguk-angguk mengerti. Selesai makan,
mereka berterima kasih dan melanjutkan perjalanan.

Kini Theo dan Pangeran Arthur sampai di rumah seorang petani. Disana
mereka menumpang istirahat. Rumah Pak Tani sangat bersih. Tak ada sedikit pun
debu. Mereka beberapa saat bercakap dengan Pak Tani. Lalu keluarlah isteri Pak
Tani menyuguhkan minuman dan kue-kue kecil. Bu Tani bertubuh sangat gemuk.


Tidak ada komentar: