Selasa, 07 Agustus 2012

Jangan Bosan Ucapkan "Terima Kasih"


Perkawinan yang dipenuhi kebahagiaan sudah tentu menjadi dambaan setiap pasangan pengantin. Tapi apa mau dikata, tidak jarang perkawinan yang awalnya dipenuhi kebahagiaan dan kemesraan harus berakhir dengan perceraian. Sebuah studi di Amerika menunjukkan, putusnya ikatan tali perkawinan disebabkan tidak adanya lagi rasa saling menghormati.
Sementara, berdasarkan sebuah penelitian yang dilakukan di Malaysia terhadap pasangan yang dianggap paling berbahagia, berhasil diungkap rahasia kesuksesan pasangan tersebut dalam mempertahankan perkawinannya. Jika ingin perkawinan berjalan langgeng, ikuti saja langkah pasangan tersebut.

Salah satu cara untuk mempertahankan keharmonisan rumah tangga, menurut penelitian tersebut, pasangan senantiasa mendiskusikan bersama apa yang menjadi harapan dan impiannya. Dimulai dengan membicarakan hal-hal umum seperti memilih rumah idaman atau merencanakan anggaran biaya sekolah anak.

Mengapa hal seperti ini begitu penting? Setiap pasangan, bahkan yang paling berbahagia sekalipun, pasti akan melewati masa-masa sulit ketika mereka menemui ketidaksepahaman dalam memecahkan sebuah masalah. Namun, tetap menjaga komitmen dan tujuan bersama dalam pikiran masing-masing sangat membantu keduanya untuk tidak pernah menyerah mempertahankan keutuhan rumah tangganya.

Semakin tinggi frekuensi pasangan melakukan diskusi dan saling berdialog, dapat pula membuat hubungan menjadi lebih akrab. Dengan demikian, akan timbul perasaan dalam diri keduanya sebagai sebuah tim yang harus mengegolkan cita-cita, yakni mempertahankan keutuhan perkawinan.

Ketika saling menukar cerita, pasangan tidak pernah saling menjatuhkan. Sebaliknya, ajang komunikasi tersebut dijadikan sarana untuk mengekspresikan rasa setia dan mempertebal komitmen serta memperkuat cinta mereka sebagai pasangan suami-istri. Jika hal itu terlaksana dengan baik, niscaya masing-masing pihak akan merasakan keuntungan hidup berumah tangga.

Penelitian itu pun memperlihatkan bahwa hubungan perkawinan pasangan bahagia tersebut adalah tujuh bagian berdasarkan pertemanan dan tiga bagian lainnya merupakan hubungan sebagai pasangan kekasih. Mereka mengibaratkan hubungannya sebagai kekasih seperti hidangan pencuci mulut. Sementara hubungan sebagai teman diibaratkan sebagai makanan utama yang bisa memuaskan perasaan. Sepanjang perkawinan mereka pun tak lepas saling memberikan kecupan mesra sambil tak lupa mengatakan "aku sayang kamu".

Pasangan tersebut menemukan kebahagiaannya dan mencari kepuasan dengan cara mengurus keperluan pasangannya. Dengan cara ini, masing- masing pasangan merasa lebih dihargai. Hal yang tampaknya sepele, namun bisa menyenangkan pasangan. Contohnya, saling bergantian mencuci piring, atau menebus obat ketika salah seorang sakit.

Para ahli setuju bahwa kemampuan menghadapi konflik dalam mempertahankan keinginan masing-masing dengan cara adu argumentasi juga dibutuhkan untuk menciptakan hubungan yang baik. Mengapa? Setiap pasangan pada dasarnya memiliki perbedaan. Jika perbedaan ini hanya dipendam di bawah karpet, lama-kelamaan akan meracuni hubungan cinta mereka. Oleh sebab itu, setiap pasangan sebaiknya saling melempar pandangan dalam memecahkan masalah atau dalam menghadapi ketidaksepakatan, misalnya dalam hal menerapkan disiplin anak.

Ketika suami merasa kesal melihat kondisi rumah yang berantakan oleh sepeda anak, misalnya, jangan dimasukkan ke hati. Sebaliknya, berikan saja ciuman mesra. Jangan pula menganggap dia sedang mengkritik kita, pikirkan saja dia tengah mengalami hal-hal yang tidak menyenangkan di kantor. Sikap seperti itu akan membuat dirinya menjadi lebih tenang.

Jangan bosan mengucapkan "terima kasih" pada hal-hal yang kecil sekalipun, seperti ketika salah satu pasangan membereskan meja makan atau membuang sampah. Terima kasih adalah kalimat yang mempunyai pengaruh begitu besar. Kalimat itu membuat kita merasa lebih dihargai sehingga kita menjadi ingin melakukan lebih pada orang yang mengucapkannya.

Salah satu persoalan terbesar dalam perkawinan saat ini adalah kurangnya waktu dalam kebersamaan. Namun, pasangan yang berbahagia tersebut selalu mengatur jadwal mereka untuk dapat meluang waktunya bersama, setidaknya seminggu sekali. Kebersamaan bisa dilakukan di mana saja tanpa pergi ke luar bersama-anak-anak. Lakukan saja di rumah, misalnya dengan cara menonton video bersama istri dan anak- anak.

Meluangkan waktu bersama dalam suasana riang gembira sangat penting bagi perkawinan. Sepenting udara, air, atau makanan yang membuat manusia bertahan hidup. Perasaan suka cita dalam kebersamaan dengan seseorang yang kita anggap sebagai teman bermain akan menyuburkan perasaan cinta. (RI/W-9)

Sumber: Suara Pembaruan - Tanggal 12/10/2003


Tidak ada komentar: