Kamis, 07 November 2013

Istilah-istilah tentang pria


Aksis hipotalamus-hipofisis 


Hipotalamus adalah salah satu bagian otak yang berfungsi sebagai pusat integrasi dari poros reproduksi, menerima input dari sistem saraf dan dari testis untuk mengatur sintesis dan sekresi dari GnRH (gonadotropin-releasing hormone). GnRH ini merangsang kelenjar hipofisis di otak untuk menghasilkan LH (luteinizing hormone) dan FSH (follicle stimulating hormon). FSH akan mengatur pembentukan sperma, sedangkan LH mengatur produksi hormon testosteron.
Poros ini memiliki mekanisme umpan balik negatif, artinya peningkatan kadar LH dan FSH dalam darah akan menekan produksinya di hipofisis, begitu pula dengan testosteron yang bila kadarnya tinggi akan menghambat sekresi LH dan FSH.


Androgen 

Hormon seks pria (misalnya testosteron atau androsteron) yang diproduksi terutama di testis dan korteks kelenjar adrenal. Berfungsi untuk menimbulkan ciri-ciri sekunder seorang pria seperti pertumbuhan bulu-bulu (kumis, buku dada, bulu kaki, dll), suara yang membesar dan berat, perkembangan alat reproduksi pria (testis dan penis).


Bahan vasoaktif

Bahan/ zat yang bekerja pada pembuluh darah.


Biopsi

Pengambilan sampel yang berupa jaringan, sel tubuh untuk keperluan pemeriksaan. Pengambilan sampel ini bersifat invasif, yaitu dengan melakukan suatu tindakan yang melukai misalnya penyedotan dengan jarum, pembedahan kecil seperti memotong sedikit bagian tubuh yang akan diperiksa.


Biopsi Testis

Prosedur diagnostik dengan mengambil sampel jaringan testis untuk menilai spermatogenesis.


Diabetes melitus 

Oleh awam dikenal sebagai penyakit Kencing manis; penyakit kelainan metabolisme karbohidrat sebagai akibat produksi insulin tubuh tidak memadai. Akibatnya terjadi hiperglikemi (kadar gula darah yang tinggi) dan glukosuria (adanya glukosa/ gula dalam urin). 


Ejakulasi

Ejakulasi adalah proses pengeluaran cairan mani (semen) dari penis pada saat orgasme.Saat ejakulasi, spermatozoa dikeluarkan dari epididimis dengan adanya kontraksi, menuju 2 saluran otot yang disebut vas de ferens. Dari sana, spermatozoa melalui duktus ejakulatorius yang bermuara ke uretra. Sesaat sebelum ejakulasi, kelenjar prostat dan vesikula seminalis mengeluarkan semen (air mani) yang kemudian bergabung dengan spermatozoa tadi dan dikeluarkan melalui uretra.


Estrogen 

Hormon seks wanita (misalnya estradiol, estriol, estron) yang dihasilkan terutama oleh ovarium dan berfungsi untuk menampilkan ciri seks sekunder wanita, misalnya perkembangan payudara, suara yang tinggi, pinggul yang membesar dan tumbuhnya rambut kemaluan.


Flatus

Mengeluarkan gas yang terdapat di saluran cerna melalui lubang pelepasan (anus) atau biasa dikenal awam sebagai kentut.


FSH

Follicle stimulating hormone, oleh kelenjar hipofisis. Mempunyai efek pada produksi sperma. (lihat aksis hipotalamus-hipofisis)


Ginekomastia

Pembesaran payudara pria. Pembesaran payudara ini terjadi karena adanya ketidakseimbangan hormon. Penyebabnya dapat bermacam-macam. Dalam hubungannya dengan urologi, ginekomastia timbul sebagai efek samping dari terapi hormonal untuk kanker prostat. Tapi kelainan ini dapat diatasi.


Glomerulonefritis

Radang pada glomerulus (organ penyaring di ginjal), dapat berupa radang akut, subakut atau kronik (menahun). Keadaan ini sering timbul setelah infeksi, terutama infeksi saluran nafas atas oleh strain tertentu kuman Streptokokus. Dapat pula timbul oleh penyakit autoimun seperi Lupus (kelainan sistem pertahanan tubuh), artritis rematoid (radang sendi/ rematik) dan endokarditis (radang jantung). Karakteristiknya adalah hematuria (adanya darah dalam urin), proteinuria (adanya protein dalam urin), kristal sel darah merah dalam urin, edema (bengkak) dan hipertensi. Pemeriksaan komplemen serum dan biopsi ginjal akan membantu diagnosis dan memperkirakan prognosisnya. 


Hiperprolaktinemia 

Kadar hormon prolaktin dalam darah yang berlebihan/ meningkat, biasanya dihubungkan dengan amenorea (tidak pernah menstruasi) pada wanita dan penurunan potensi seksual dan gangguan fertilitas pada pria. Semua jenis stres dapat memicu penglepasan prolaktin.


Impotensi

Ketidakmampuan pria untuk mencapai atau mempertahankan ereksi. Awam sering menyalahartikannya sebagai semua kelainan yang menyebabkan tak dapat terlaksananya fungsi seksual dengan baik. Kini istilah impotensi jarang digunakan dan lebih sering dipergunakan istilah disfungsi ereksi (DE). (Baca topik bulan Mei 2000) 


LH 

Luteinizing hormone, diproduksi oleh kelenjar hipofisis. Fungsinya antara lain untuk merangsang testis agar memproduksi hormon testosteron. menampilkan ciri seks sekunder pada pria dan untuk merangsang spermatogenesis. (lihat aksis hipotalamus-hipofisis)


Libido

Nafsu/ gairah seks yang timbul baik disadari maupun tidak, biasanya mengawali proses hubungan seksual.


Orgasme

Suatu keadaan terangsang, baik secara fisik maupun emosional, yang terjadi pada saat puncak/ klimaks dari hubungan seksual. Pada pria, biasanya terjadi hampir bersamaan dengan ejakulasi semen; sementara pada wanita terjadinya lebih bervariasi, tergantung sejumlah faktor fisiologis dan psikologis.


Ovulasi

Peristiwa pengeluaran/ penglepasan sel kelamin wanita yang telah melalui proses pematangan dari organ ovarium (indung telur) dan ditandai oleh pecahnya folikel (gelembung) tempat sel telur itu berada. Peristiwa ini terjadi secara berkala dalam siklus menstruasi. 


Pengaturan endokrin

Pengaturan endokrin maksudnya adalah pengaturan kelenjar-kelenjar yang menghasilkan hormon dalam tubuh. Sistem reproduksi pria juga dipengaruhi oleh pengaturan endokrin ini untuk dapat berfungsi maksimal baik fungsi reproduksi maupun fungsi seksual. 


Pengaturan neurovaskular

Pengaturan neurovaskular berarti segala sesuatu yang berhubungan dengan sistem saraf dan penghantaran impuls saraf dan pengaruhnya pada sistem pembuluh darah, rangsang yang diterima sistem saraf. Peristiwa ereksi dipengaruhi oleh proses ini. Pada saat ereksi à Saat timbul rangsang, baik berupa perangsangan langsung maupun tidak langsung, sistem saraf pusat (SSP) meneruskan rangsang yang diterimanya à ke reseptor saraf di sel otot polos arteri dan jaringan penis, menyebabkannya sejumlah besar darah memasuki ruang jaringan ereksi penis (Corpus Cavernosum Penis) dan menekan otot polos pembuluh balik yang mencegah aliran balik sehingga menyebabkan penis meregang (ereksi). 


Pemeriksaan Colok Dubur (Digital Rectal Examination)

Suatu pemeriksaan dimana dokter dengan menggunakan sarung tangan dan pelumas, memasukkan jarinya ke dalam dubur untuk melakukan perabaan. Dari pemeriksaan ini dapat dinilai:

Tonus otot sfinkter anus dan keadaan rektum bagian bawah, yaitu dengan meraba seluruh rektum untuk mengetahui apakah ada kelainan.

Prostat, yang dinilai dari prostat adalah:

Ukuran; dalam keadaan normal prostat berukuran lebar dan panjang sekitar 4 cm. Jika ada pembesaran akan diketahui dengan pemeriksaan ini.

Konsistensi; berdasarkan pengalaman, seorang dokter dapat mengetahui adanya kelainan pada prostat setelah mengetahui konsistensinya.

Nodul (benjolan); dinilai apakah ada benjolan di permukaan prostat yang dicurigai sebagai suatu keganasan.

Nyeri; adanya radang akut akan menyebabkan prostat nyeri sewaktu ditekan.

Pemijatan prostat; tujuannya adalah untuk memeriksa cairan yang dihasilkan oleh prostat. Dengan pemijatan, maka cairan prostat yang dikeluarkan akan cukup banyak untuk diperiksa.

Vesikula seminalis, bagian saluran sperma yang ikut menghasilkan sebagian dari cairan semen. 

Kelenjar getah bening inguinalis dan subinguinalis, juga kelenjar getah bening lainnya di daerah pelvis.


Prostesis Penis 

Suatu alat yang ditanam/dipasang pada penis untuk membantu ereksi. Alat ini digunakan pada pasien impotensi akibat adanya kelainan organ. Biasanya berbentuk silinder plastik yang dapat mengembang dan ditanam pada tiap korpus kavernosus penis (jaringan longgar dalam penis). Silinder ini terhubung dengan sebuah pompa yang ditempelkan di kantung zakar (skrotum). Sebuah reservoir untuk cairan yang akan digunakan untuk mengisi silinder tersebut ditanam di belakang otot rectus. Dengan sistem ini, silinder akan terisi cairan bila ereksi dikehendaki dan cairan akan dialirkan kembali jika keinginan ereksi hilang. Pada kebanyakan pasien, alat ini berhasil menimbulkan ereksi yang mendekati ereksi fisiologis. 


PSA (Prostate Specific Antigen)

Suatu enzim yang diproduksi oleh prostat. Kadarnya dapat diperiksa dengan pemeriksaan darah sederhana, peningkatan kadar PSA harus dicari kemungkinan adanya suatu keganasan/kanker prostat. Kadar PSA normal adalah < 4 mg/mL.


Pubertas

Suatu periode dalam kehidupan manusia dimana fungsi reproduksi organ kelamin mulai ‘diaktifkan’. Periode ini berlangsung cepat, pada pria terjadi pada usia 13 sampai 15 tahun dan pada wanita 9 sampai 16 tahun. Masa ini diakhiri dengan terjadinya kematangan fungsi organ kelamin. 

Awal pubertas: 

Pada pria: Antara usia 13 sampai 15 tahun terjadi peningkatan tinggi dan berat badan yang relatif cepat bersamaan dengan bertambahan lingkar bahu dan pertambahan panjang penis dan testis. Rambut pubis dan kumis serta jenggot mulai tumbuh. Mengalami mimpi basah. Remaja pria selayaknya mengetahui bahwa ukuran penis tak ada hubungannya dengan derajat kejantanan dan bukan merupakan faktor penting untuk mendapatkan maupun memberikan kepuasan seksual.

Pada wanita: Pada usia 9 sampai 16 tahun tingkat pertumbuhan remaja putri meningkat pesat, disertai pembesaran payudara dan tumbuhnya rambut pubis. Dalam waktu 1 hingga 2 tahun setelah perubahan ini, tumbuh bulu ketiak dan keputihan normal (leukorea fisiologis). Beberapa bulan kemudian periode menstruasi pertama (menarkhe) pun dimulai yang akhirnya akan menjadi menstruasi siklik. Kejadian menarkhe ini berbeda pada tiap individu. Remaja putri sebaiknya telah diinformasikan mengenai hal ini sebelum pubertas sehingga dapat menghadapinya dengan baik.


Sel telur (Ovum)

Sel telur yang dihasilkan oleh organ reproduksi wanita (ovarium), dikeluarkan secara berkala dalam siklus haid.


Semen

Cairan yang dihasilkan oleh kelenjar reproduksi pria (prostat dan kelenjar Cowper) dan mengandung spermatozoa. Biasanya dikeluarkan dari tubuh saat ejakulasi dan umumnya berwarna keputih-putihan. Dikenal juga sebagai air mani.


Spermatogenesis

Spermatogenesis merupakan proses pembentukan dan pematangan spermatozoa (sel benih pria). Proses ini berlangsung dalam testis (buah zakar) dan lamanya sekitar 72 hari dan sangat bergantung pada mekanisme hormonal tubuh. Spermatozoa yang normal memiliki head and tail, di mana head (kepala) mengandung materi genetik DNA, dan tail (ekor) yang merupakan alat pergerakan sperma. 
Spermatogenesis merupakan proses pembentukan dan pematangan spermatozoa (sel benih pria). Proses ini berlangsung dalam testis (buah zakar) dan lamanya sekitar 72 hari dan sangat bergantung pada mekanisme hormonal tubuh. Spermatozoa yang normal memiliki head and tail, di mana head (kepala) mengandung materi genetik DNA, dan tail (ekor) yang merupakan alat pergerakan sperma.


Spermatogonium

Sel benih pria yang belum matang (belum menjadi spermatozoa).


Testosteron

Adalah hormon yang bertanggungjawab terhadap pertumbuhan seks sekunder pria seperti pertumbuhan rambut di wajah (kumis, jenggot) di badan, dan anggota, pertambahan massa otot dan perubahan suara. Hormon ini diproduksi di testis, yaitu di sel Leydig. Produksinya dipengaruhi oleh FSH (follicle stimulating hormon), yang dihasilkan oleh hipofisis. (Lihat: Aksis hipotalamus-hipofisis)


Testis

Testis atau buah zakar adalah bagian dari organ reprodukasi pria, terletak di bawah penis, dalam skrotum (kantung zakar). Fungsinya adalah menghasilkan sperma dan hormon seks pria (testosteron).


Transrectal Ultra Sonography (TRUS) = USG Transrectal

Pemeriksaan dengan menggunakan USG (Ultrasonography, pencitraan dengan gelombang suara) yang dilengkapi dengan rectal probe. Guna rectal probe ini adalah untuk melakukan pencitraan prostat yang lebih akurat melalui lubang pelepasan (rektum). Melalui alat ini juga dapat dilakukan tindakan biopsi prostat dengan jarum untuk menentukan adanya keganasan prostat atau tidak. 

Trans Urethral Resection of Ejaculatory Duct

Suatu metode terapi dengan memotong duktus ejakulatorius (saluran ejakulasi) lewat uretra. Diterapkan pada pasien dengan azoospermia (semen tidak mengandung sperma) yang biopsi testisnya menunjukkan hasil normal dan USG transrektal menunjukkan ada sumbatan.


Trauma

Cedera atau luka pada tubuh yang disebabkan oleh kekerasan atau kekuatan dari luar (dapat berupa tajam maupun tumpul) yang menyebabkan luka, memar, bengkak, atau patah tulang.


Uremia

Suatu kondisi toksik (keracunan) di mana kadar ureum dalam darah berlebihan, kondisi ini dihubungkan dengan gagal ginjal (ginjal tidak mampu menetralisir ureum yang bersifat racun bagi tutbuh). Gagal ginjal ini biasanya disebabkan oleh nefritis (radang ginjal). Uremia pada pria dihubungkan dengan penurunan libido, terganggunya spermatogenesis, impotensi dan ginekomastia. Kadar testosteron plasma turun, dan kadar LH serta FSH plasma meningkat. 


USG Transrectal

Salah satu pemeriksaan Ultrasonography. Pemeriksaan ini digunakan untuk menilai prostat melalui rektum dengan menggunakan teknik gelombang suara dengan frekuensi tinggi, seperti sonar pada kapal selam dan akan menghasilkan suatu gambar. Teknik ini dapat mendeteksi besarnya prostat dan gambaran lain yang dicurigai sebagai kanker prostat.


Varikokel

Pembesaran vena-vena spermatika (pembuluh balik spermatika) di skrotum (kantung zakar), yang apabila sudah berat akan menimbulkan suatu benjolan pada skrotum 

Vasektomi

Suatu tindakan bedah dengan memotong vas deferens (bagian dari saluran sperma) dan kemudian mengikat kedua ujungnya, sehingga saluran menjadi buntu. Tujuannya agar sperma tidak keluarkan dari penis pada saat ejakulasi. Karena itulah vasektomi dapat menjadi salah satu metode kontrasepsi Keluarga Berencana. Tindakan ini tidak mengurangi libido maupun kemampuan untuk melakukan aktivitas seksual pria. 


Vasovasostomy

Suatu teknik untuk menyambung kembali saluran sperma yang sudah dipotong ketika melakukan vasektomi. Tingkat keberhasilannya tergantung kepada lama waktu setelah vasektomi. Suatu data menunjukkan setelah melakukan vasektomi 7-8 tahun, tingkat keberhasilannya adalah 80-90% yang ditandai dengan ditemukannya sperma pada ejakulasi, tetapi tingkat kehamilan dari pasangannya 20-30 % saja.


Watchful Waiting

Suatu metode terapi yang sangat konservatif. Seorang dokter akan memperhatikan dan mengikuti gejala-gejala yang timbul pada pasien, tetapi tetap menunda pengobatan sampai gejala-gejala yang diamati cukup jelas untuk memastikan apakah perlu tindakan lebih invasif. 


Zona Transisional Prostat

Suatu bagian yang paling dalam yang berbentuk cincin pada prostat (prostat dibagi menjadi lima bagian), jaringan yang mengelilingi uretra. Bagian ini penting, walaupun ukurannya hanya sekitar 5% dari ukuran prostat normal, karena merupakan tempat terjadinya pembesaran prostat jinak (PPJ). 

Copyright © 2000 klinikpria.com - All rights reserved.



Tidak ada komentar: