Senin, 04 November 2013

SANTUN BERWAWANCARA

Secara umum wawancara dapat diartikan dengan suatu  percakapan yang memiliki  maksud-maksud tertentu. Pada wawancara, pewawancara dan responden berhadapan secara langsung (face to face) untuk mendapatkan informasi secara lisan dengan tujuan baik untuk mendapatkan data maupun informasi yang diperlukan.
Wawancara itu sendiri merupakan salah satu cara yang sangat populer sebagai salah satu metode untuk menyeleksi karyawan dalam suatu perusahaan (disebut juga dengan wawancara kerja). Bagi perusahaan-perusahaan kecil dan menengah wawancara kerja seringkali merupakan metode yang paling diandalkan, mengingat biaya yang dikeluarkan relatif murah. Atasan dari perusahaan yang bersangkutan itu sendiri dapat langsung bertatap muka dengan si pelamar.

Tujuan Wawancara Kerja
            Wawancara kerja (job interview) saat ini merupakan salah satu aspek penting dalam proses rekrutmen dan seleksi karyawan. Meskipun validitas wawancara dianggap lebih rendah jika dibandingkan dengan metode seleksi yang lain seperti psikotest tetapi wawancara memiliki berbagai kelebihan yang memudahkan petugas seleksi dalam menggunakannya.
            Apapun penilaian pelamar (calon karyawan), wawancara kerja sebenarnya memberikan suatu kesempatan atau peluang bagi pelamar untuk mengubah lowongan kerja menjadi penawaran kerja. Mengingat bahwa wawancara kerja tersebut merupakan suatu proses pencarian pekerjaan yang memungkinkan pelamar untuk memperoleh akses langsung ke perusahaan (pemberi kerja), maka proses dan hasil (performance) wawancara kerja merupakan suatu hal yang sangat krusial dalam menentukan apakah pelamar akan diterima atau ditolak.
            Bagi si pelamar, wawancara kerja memberikan kesempatan kepadanya untuk menjelaskan secara langsung pengalaman, pengetahuan, ketrampilan, dan berbagai faktor lainnya yang berguna untuk meyakinkan perusahaan bahwa dia layak (qualified) untuk melakukan pekerjaan (memegang jabatan) yang ditawarkan.
            Bagi perusahaan, wawancara kerja merupakan salah satu cara untuk menemukan kecocokan antara karakteristik pelamar dengan  persyaratan jabatan yang harus dimiliki pelamar tersebut untuk memegang jabatan/pekerjaan yang ditawarkan.

Diskusi 1
1.      Melalui wawancara kerja, si pelamar berkesempatan untuk menunjukkan kemampuan interpersonal, profesional, dan gaya hidup atau kepribadian pelamar. Jelaskan pendapat Saudara!
2.      Menurut Saudara , apakah  tujuan umum dari wawancara kerja?

Teknik Wawancara Kerja
            Dua teknik wawancara yang biasa dipergunakan perusahaan dalam melakukan wawancara kerja adalah wawancara kerja tradisional dan wawancara kerja behavioral. Dalam praktiknya, perusahaan seringkali mengombinasikan kedua teknik ini untuk memperoleh data yang lebih akurat.
            Wawancara kerja tradisional menggunakan pertanyaan-pertanyaan terbuka seperti “mengapa anda ingin bekerja di perusahaan ini”, dan “apa kelebihan dan kekurangan anda”. Kesuksesan atau kegagalan dalam wawancara tradisional akan sangat lebih bergantung pada kemampuan berkomunikasi pelamar dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan, daripada kebenaran atau isi dari jawaban yang diberikan. Selain itu, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan lebih banyak bersifat mengklarifikasikan apa yang ditulis dalam surat lamaran dan CV pelamar. Dalam wawancara kerja tradisional, recruiter biasanya ingin menemukan jawaban atas 3 (tiga) pertanyaan:
1.      Apakah pelamar memiliki pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan untuk melakukan pekerjaan;
2.      Apakah pelamar memiliki antusias dan etika kerja yang sesuai dengan harapan recruiter;
3.      Apakah pelamar akan bisa bekerja dalam tim dan memiliki kepribadian yang sesuai dengan budaya perusahaan.

Wawancara kerja behavioral didasarkan pada teori bahwa kinerja ”performance” (kinerja) di masa lalu merupakan indikator terbaik untuk meramalkan perilaku pelamar di masa mendatang (ketika bekerja). Wawancara kerja dengan teknik ini sangat sering digunakan untuk merekrut karyawan pada level manajerial atau oleh perusahaan yang dalam operasionalnya sangat mengutamakan masalah-masalah kepribadian. Wawancara kerja behavioral dimaksudkan untuk mengetahui respon pelamar terhadap suatu kondisi atau situasi tertentu sehingga pewawancara dapat melihat bagaimana pelamar memandang suatu tantangan/permasalahan dan menemukan solusinya. Pertanyaan-pertanyaan yang biasanya diajukan antara lain: "coba Anda ceritakan pengalaman Anda ketika gagal mencapai target yang ditetapkan”, dan “berikan beberapa contoh tentang hal-hal apa yang Anda lakukan ketika Anda dipercaya menangani beberapa proyek sekaligus”. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut pelamar perlu mempersiapkan diri untuk mengingat kembali situasi, tindakan dan hasil yang terjadi pada saat yang lalu. Selain itu, sangat penting bagi pelamar untuk memancing pertanyaan-pertanyaan lebih lanjut dari pewawancara agar dapat menjelaskan secara rinci gambaran situasi yang dihadapinya. Untuk itu, diperlukan ketrampilan berkomunikasi yang baik dari  pelamar. Keberhasilan atau kegagalan dalam wawancara ini sangat bergantung pada kemampuan pelamar dalam menggambarkan situasi yang berhubungan dengan pertanyaan pewawancara secara rinci dan terfokus. Dalam wawancara kerja behavioral, pelamar harus dapat menyusun jawaban yang mencakup 4 (empat) hal:
1.      Menggambarkan situasi yang terjadi saat itu;
2.      Menjelaskan tindakan-tindakan yang diambil untuk merespon situasi yang terjadi;
3.      Menceritakan hasil yang dicapai;
4.      Apa hikmah yang dipetik dari kejadian tersebut (apa yang dipelajari).

Dalam wawancara behavioral ini teknik yang paling sering dipergunakan adalah yang disebut S-T-A-R atau S-A-R atau P-A-R. Antara lain:
a.      Situation/Problem/Task
      Pelamar diminta untuk menggambarkan situasi yang terjadi atau tugas-tugas yang harus dilaksanakannya pada masa lalu. Pelamar harus menggambarkan situasi atau tugas tersebut secara spesifik, rinci, dan mudah dipahami oleh pewawancara.  Situasi atau tugas yang digambarkan dapat berasal dari pekerjaan sebelumnya, pengalaman semasa sekolah, pengalaman tertentu, atau berbagai kejadian yang relevan dengan pertanyaan pewawancara.
b.       Action
      Pelamar diminta untuk menggambarkan tindakan-tindakan yang diambil dalam menghadapi situasi/ masalah/ tugas di atas. Dalam hal ini pelamar harus bisa memfokuskan pada permasalahan. Meskipun mungkin permasalahan yang ada ditangani oleh beberapa orang atau team, pelamar harus memberikan penjelasan tentang apa saja peranannya dalam team tersebut – jangan mengatakan apa yang telah dilakukan oleh team tetapi apa yang telah dilakukan pelamar sebagai bagian dari team.
c.       Results
      Pelamar diminta menjelaskan hasil-hasil apa saja yang dicapai. Apa saja hambatan yang terjadi jika hasil tidak tercapai. Apa yang terjadi
kemudian setelah permasalahan tersebut selesai dikerjakan. Lalu apa pelajaran yang dapat dipetik oleh pelamar dari kejadian tersebut.

Menangani Pertanyaan Bersifat Umum
Pada umumnya pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam wawancara kerja sangat bergantung pada teknik  yang digunakan oleh pewawancara. Jika menggunakan teknik wawancara kerja tradisional maka pertanyaan-pertanyaan yang sering diajukan adalah sebagai berikut:
1.      Jelaskan pada saya bagaimana Anda menggambarkan diri anda?
2.      Apa saja prestasi yang pernah Anda raih pada pekerjaan yang
terdahulu / ketika sekolah?
3.      Mengapa Anda berhenti dari perusahaan yang lalu?
4.      Apa tugas-tugas Anda pada pekerjaan yang lalu?
5.      Darimana Anda mengetahui perusahaan ini?
6.      Mengapa Anda tertarik untuk bekerja di perusahaan ini?
7.      Jika Anda diterima bekerja untuk jabatan ini, apa yang akan Anda
lakukan?
8.      Apa hobi Anda?

Dalam wawancara yang menggunakan teknik wawancara kerja behavioral, pertanyaan-pertanyaan di atas seringkali ditambahkan dengan
pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
1.      Ceritakan pada saya/kami kapan Anda mengalami suatu situasi yang
sangat tidak menyenangkan dan bagaimana Anda berhasil keluar dari situasi
tersebut.
2.      Ceritakan pada saya/kami bagaimana Anda meyakinkan klien Anda ketika
anda melakukan presentasi.
3.      Coba Anda ceritakan bagaimana anda mengatasi situasi dimana anda
harus melakukan banyak tugas dan anda harus membuat prioritas tugas mana yang harus didahulukan.
4.      Bisakah Anda ceritakan keputusan apa yang paling sulit anda buat
dalam setahun terakhir ini? Mengapa demikian?
5.      Ceritakan mengapa tim Anda gagal mencapai target pada tahun
sebelumnya dan bagaimana anda memotivasi team tersebut sehingga dapat meraih sukses di tahun berikutnya.
6.      Bagaimana cara Anda menyelesaikan konflik? Bisa beri contoh?
7.      Bisakah anda ceritakan suatu kejadian dimana Anda mencoba untuk
menyelesaikan suatu tugas dan ternyata gagal?
8.      Ceritakan apa yang Anda lakukan ketika dipaksa membuat suatu aturan
yang tidak menyenangkan bagi karyawan tetapi menguntungkan bagi perusahaan.

Sebagai suatu proses yang melibatkan interaksi antara kedua belah pihak, dalam wawancara kerja pelamar juga biasanya diberikan kesempatan untuk
mengajukan pertanyaan. Oleh karena itu, akan sangat baik jika pelamar mempersiapkan beberapa pertanyaan, misalnya:
·         Apa yang diharapkan dari saya jika saya diterima untuk jabatan ini?
·         Menurut pengalaman di sini, apa yang merupakan tantangan terbesar bagi pemegang jabatan ini?
·         Apakah ada pelatihan (internal maupun eksternal) yang dapat membantu
saya untuk lebih berperan jika saya diterima bekerja di perusahaan ini?
·         Adakah ada hal-hal khusus di luar uraian jabatan yang harus saya
selesaikan dalam waktu tertentu?

Diskusi 2
Jawablah pertanyaan umum yang biasanya diajukan dalam wawancara kerja berikut ini!
  1. Apa kelebihan dan kekurangan Anda?
  2. Apakah makna  profesionalisme menurut Anda?
  3. Apakah pengertian   kerja tem (team work) menurut Anda?


Menangani Pertanyaan yang Bersifat Pribadi
            Berbeda dengan kondisi di negara-negara barat, hak individu sangat dijunjung tinggi dan telah memiliki perangkat hukum sangat memadai tentang hal-hal yang mengatur hak-hak pribadi seseorang sehingga para pewawancara sangat berhati-hati dalam mengajukan pertanyaan. Di Indonesia justru sebaliknya.
Dalam wawancara kerja di perusahaan-perusahaan, di Indonesia seringkali pewawancara justru banyak menggali masalah-masalah yang bersifat pribadi. Contohnya adalah enanyakan latar belakang pelamar (orang tua, saudara, istri, anak, status, agama, suku bangsa, umur) merupakan hal yang dianggap biasa. Meskipun, seringkali pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak memiliki relevansi dengan jabatan yang dilamar, pelamar harus menyiapkan diri untuk merespon pertanyaan-pertanyaan tersebut secara tepat dengan cara-cara yang elegan. Para penanya mungkin saja tidak bermaksud untuk menyudutkan pelamar, tetapi lebih didasarkan pada kepedulian mereka terhadap kecocokan antara pelamar (calon karyawan) dengan budaya yang ada dalam perusahaan. Oleh karena itu, jika pelamar ditanyakan mengenai hal-hal yang dirasa tidak berhubungan dengan pekerjaan yang ditawarkan, pelamar harus mampu mengidentifikasi apa makna dibalik pertanyaan tersebut.
Untuk merespon pertanyaan-pertanyaan yang bersifat pribadi, pelamar dapat melakukan beberapa alternatif:
1.      Pelamar bisa mengklarifikasi kepada penanya apa relevansi pertanyaan
yang diajukan dengan jabatan yang dilamar sehingga penanya dapat menjelaskan lebih jauh hubungannya dengan pekerjaan, lalu berikan jawaban yang tepat.
2.      Pelamar dapat menjawab langsung secara diplomatis dengan kesadaran
penuh bahwa pertanyaan tersebut memang tidak memiliki hubungan langsung dengan pekerjaan/ jabatan yang dilamar.
3.      Pelamar bisa juga menolak untuk menjawab pertanyaan tersebut jika
dirasa sangat mengganggu privasi pelamar. Jika hal ini terpaksa dilakukan,
maka harus dilakukan dengan cara-cara halus dan diplomatis sehingga pewawancara tidak merasa dilecehkan karena dianggap telah memberikan pertanyaan yang keliru.

Daftar Rujukan

Resmisari, Teddy dan Pane. 2004. Speak Out. Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Pustaka utama.
Wordpress. com. 2007. Jenis Wawancara Kerja,  (online), (http://iqro. Wordpress. com,  diakses 6 Agustus 2008).
Infocomcareer. com. Menyiasati Wawancara kerja, (online), (http://infocomcareer. com, diakses 6 Agustus 2008).
Sianturi, Ellyanora . 2005. Tips Wawancara Kerja, (online), (http://www.mail-archive.com, diakses 4 Agustus 2008).


Tidak ada komentar: