Selasa, 08 Oktober 2013

Review Jurnal IN-CAR SOUND ANALYSIS AND DRIVING SPPED ESTIMATION USING SOUNDS WITH DIFFERENT FREQUENCIES AS CUES

Dalam jurnal ini membahas tentang analisis suara dalam mobil dan mengestimasi kecepatan mengemudi dengan menggunakan faktor beberapa frekuensi suara. Pembahasan pertama yaitu mengenai estimasi kecepatan pengemudi. Estimasi kecepatan pengemudi yang benar berperan penting pada keselamatan di jalan. Suara dalam mobil merupakan isyarat yang sering diabaikan dalam mengestimasi kecepatan mengemudi. Penelitian ini mencoba untuk mengeksplorasi persepsi kecepatan manusia melalui suara dalam mobil dan menemukan unsur-unsur suara yang berguna dengan memisahkan suara ke dalam frekuensi yang berbeda. Dengan empat kondisi percobaan yang terdiri dari suara normal, tidak ada suara, suara tinggi (di atas 600 Hz) dan suara rendah (di bawah 600 Hz).
Berkendara dengan laju cepat mengakibatkan waktu reaksi dari pengemudi dalam meresopn menjadi lebih singkat dan risiko yang lebih besar. 12% dari kecelakaan kendaraan adalah karena kecepatan mengemudi (Bowie dan Waltz, 1994). Di Taiwan, berdasarkan database dari Taiwan National Police Agency, Departemen Dalam Negeri, pada tahun 2008, kecepatan tinggi dan kecepatan rendah memberikan kontribusi langsung terhadap 5,17% dari kematian dan luka-luka. Di antara mereka yang tewas, berkendara dengan kecepatan tinggi atau speeding adalah faktor yang paling umum 7 dari 22 penyebab kecelakaan.
Dalam hal memperkirakan dan mengontrol kecepatan berkendara pengemudi dapat memanfaatkan beberapa kemampuan, antar lain :
1.  Vision atau penglihatan
Dalam tes di mana penglihatan tepi atau sisi kanan dan kiri pengemudi ditutup dan mereka hanya bisa menggunakan pandangan lurus kedepan untuk menentukan kecepatan, ternyata estimasi kecepatan kinerja mereka buruk. Sedangkan, jika pandangan lurus yang di tutup tetapi pandangan sisi kanan dan kiri terbuka ternyata estimasi kecepatan mereka lebih akurat (Salvatore, 1968). Lingkungan sekitar juga menjadi faktor penglihatan terhadap kecepatan mengemudi. Snowden et al. (1998) menunjukkan bahwa vision yang  buruk di cuaca berkabut memiliki pengaruh negatif terhadap persepsi kecepatan pengemudi. Cavallo et al. (2000) juga menemukan bahwa pengemudi cenderung berkecepatan tinggi dalam cuaca berkabut dan terus meningkatkan kecepatannya.

2. Pendengaran
Pendengaran yang menyenangkan akan meningkatkan stimulus motivasi, gairah dan persepsi energi karena sifat merangsangnya. Tetapi juga akan berakibat buruk ketika stimulus pendengaran menjadi bising. Hal itu merugikan kinerja pengemudi mengenai tingkat kewaspadaannya (Tombol et al., 2004), perhatian (Kujala et al., 2004), dan kognitif (Lercher et al., 2003). Sumber utama input pendengaran dalam mengestimasi kecepatan adalah suara di dalam mobil. Evans (1970a) menemukan bahwa pengemudi dapat lebih akurat memperkirakan kecepatan mengemudi dengan input suara. Sluster et al. (1998) juga menyatakan bahwa jendela yang terbuka membantu pengemudi menilai kecepatan berkendara karena mereka memberikan umpan balik suara lebih jernih.

Evan (1970a, 1970b) menemukan bahwa pengemudi cenderung berkecepatan rendah (10-30 miles/h) dan meremehkan kecepatan yang tinggi (55-60 mil/h) dengan isyarat visual dan suara normal. Dengan bantuan teknologi modern yaitu kabin yang kedap suara (Kebisingan Kontrol Aktif, ANC) adalah mungkin untuk menjaga suara dalam mobil dengan frekuensi tertentu sementara membuat suara yang lainnya tak terdengar. Dalam keadaan seperti itu, intensitas suara secara keseluruhan di dalam kendaraan bisa diturunkan dan kinerja estimasi kecepatan mengemudi dapat ditingkatkan. Suara dalam mobil terdiri dari empat sumber utama
a.  Kebisingan mesin (Hoshino et al, 1995.)
Kebisingan mesin mengacu pada suara yang dibuat oleh mesin mobil ketika beroperasi. Li et al. (2001) Dalam penelitian masa lalu disebutkan bahwa kebisingan mesin 80% berasal dari pembakaran. Frekuensi respon jenis kebisingan mesin adalah antara 800 Hz dan 3 kHz. Jenis kebisingan suara dibagi menjadi dua pita frekuensi. Respon frekuensi rendah sebagian besar di bawah 1 kHz. Respon frekuensi tinggi lebih dari 1 kHz. 
b. Kebisingan booming (Hoshino et al, 1995.)
Kebisingan Booming adalah suara yang datang dari tubuh kendaraan akibat getaran dari jalan. Banyak atribut yang berbeda dapat mempengaruhi atribut kebisingan booming seperti transmisi kekuatan ban yang bergulir dengan frekuensi suara hingga 300 Hz (Chiarello dan Nackenhorst, 2010), dan gesekan antara dinding ban dan jalan dengan kebisingan di bawah 1 kHz (cf. Kima et al., 2007). Bettella et al. (2002) kebisingan  berdasarkan frekuensi dikategorikan menjadi judder 10 Hz pada kecepatan kendaraan sangat rendah, groan/mengerang 11-100 Hz pada kecepatan kendaraan rendah, moan/mengerang lebih dari 100 Hz – 1 kHz pada kecepatan yang lebih tinggi, dan squel/menjerit lebih dari 1 kHz.
c. Kebisingan di jalan (Hoshino et al, 1995.)
Kebisingan jalan terdiri dari berbagai suara yang berasal dari luar kendaraan, seperti suara dari kendaraan lain, petir, gemerisik pohon, dan suara pejalan kaki.
d. Kebisingan angin (Hoshino et al, 1995.)
Kebisingan angin muncul setiap kali ada perbedaan kecepatan relatif antara kendaraan dan aliran udara luar.

Tiga metode yang digunakan dalam penelitian estimasi kecepatan adalah sebagia berikut
1. Studi lapangan
Meminta peserta untuk membuat perkiraan seberapa cepat dia bergerak pada waktu tertentu. Metode ini paling realistis namun juga sulit untuk mengontrol faktor-faktor tak terduga seperti strategi keamanan yang berbeda dan ketidakmerataan kognitif alokasi sumber daya. Selain itu, lalu lintas di Taiwan adalah sibuk dan ada batas kecepatan untuk jalan bebas hambatan. Jika kendaraan lain terlihat oleh pengemudi, mereka akan membandingkan kecepatannya dengan kendaraan lain dan hasil estimasi menjadi tidak normal. Oleh karena itu metode ini tidak dipertimbangkan dalam studi saat ini karena tidak memiliki kesempatan yang baik untuk mengecualikan kendaraan lain di jalan.
2. Film-film simulasi
Metode ini adalah dengan cara merekam bidang visual saat mengemudi melalui kaca depan kendaraan dan memungkinkan pengemudi untuk membuat estimasi kecepatan. Keuntungan dari metode ini adalah bahwa banyak peserta yang dapat menggunakannya secara bersamaan, namun para peneliti harus berhati-hati tentang kesalahan kecepatan kamera.
3. Studi simulator
Studi simulagtor telah  dilakukan oleh Snowden et al. (1998), memungkinkan untuk kontrol yang lebih besar dari faktor penting dan hasil yang lebih kuat. Dalam studi ini, suara yang direkam saat mengemudi jalan yang sebenarnya, dan perangkat lunak simulasi skenario kondisi dijalan telah disediakan. Prosedurnya adalah peserta duduk di simulator mobil dan menanggapi bahan eksperimen.

Metode dan material yang digunakan dalam penelitian.
Penelitian yang dilakukan dalam jurnal ini terdiri dari dua langkah, yaitu :
1. Analisis suara dalam mobil dalam berbagai kondisi untuk menentukan frekuensi suara yang harus dipertahankan.
2.  Melakukan eksperimen laboratorium untuk menguji estimasi kinerja estimasi kecepatan  pengemudi.

1. Analisis suara dalam mobil dalam berbagai kondisi untuk menentukan frekuensi suara yang harus dipertahankan.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah
1.  Mitsubishi Sarverin 2.0
2.  Notebook ASUS F6V dengan Suara Notebook Blaster Creative Audigy 2 ZS
3.  Mikrofon AKG C 391B mikrofon
Mikrofon ditempatkan di dekat telinga pengemudi sehingga rekaman suara akan sama dengan apa pengemudi benar-benar mendengar
4.  Amplifier AKG B200
5.  Sound Level Meter
Sound Level Meter digunakan untuk mengukur intensitas suara secara keseluruhan dan untuk pemeriksaan ulang pembacaan dari perangkat lunak perekaman.
6.  Semua instrumen di dalam mobil termasuk spedometer
7.  Anemometer yang digunakan untuk menghitung kecepatan angin yang berkisar antara 0.603 m / s dan 0,116 m / s.

Semua peralatan diatas cukup sensitif untuk memenuhi persyaratan 20-20.000 Hz, 77 dB atau noise ratio (A tertimbang), 132/142 dB Sound Pressure Level maksimum (SPL) (untuk threshold 1%), dan 10-mV/Pa (40 dB) sensitivitas pada 1000 Hz. Gambar. 1 menunjukkan lingkungan rekaman suara.
Prosedur yang digunakan dalam penelitian adalah perekaman suara pada bagian jalan lurus dan jalan bebas hambatan dari Hsinchu ke Taichung di Taiwan. Untuk meminimalkan kemungkinan pengaruh suara dari luar maka penelitian ini dilakukan di daerah di mana berbatasan dengan pegunungan di kedua sisi jalan dan perekaman terjadi beberapa kali untuk menghindari jam sibuk lalu lintas. Peneliti bertanggung jawab untuk menerima instruksi mengemudi dengan  kecepatan yang berbeda dan mengikuti petunjuk kapan pun memungkinkan untuk melakukannya dengan aman. Menurut peraturan lalu lintas Taiwan, kecepatan maksimum mengemudi di jalan bebas hambatan adalah 120 km/jam. Oleh karena itu, kami mengumpulkan suara di lima kecepatan yang berbeda (80 km/jam, 90 km/jam, 100 km/jam, 110 km/jam, dan 120 km/jam) dengan keadaan semua jendela mobil tertutup.
Setelah setiap instruksi, kecepatan dibuat konstan selama 60 detik untuk merekam dan seluruh prosedur diulang hingga beberapa kali. Hanya suara-suara tanpa gangguan dari kendaraan lainlah yang disimpan. Klip suara yang dihapus jika pembacaan pada speedometer tidak stabil pada saat pengecekan video. Selain itu, 5 s pertama dan terakhir di setiap klip suara dihilangkan karena menghindari kemungkinan ketidakstabilan dari mesin mobil. Proses perekaman dihentikan setelah 2 klip suara telah dicapai untuk setiap kondisi mengemudi, dengan total 10 klip suara (5 kecepatan, 2 replikasi). Klip suara tersebut selanjutnya dianalisis dengan perangkat lunak Adobe Audition 1.5.
Pengukuran yang dilakuakan pada penelitian ini adalah utuk setiap klip suara, kami mencatat intensitas keseluruhan serta intensitasnya di sembilan frekuensi yang berbeda. Kesembilan frekuensi yang dipilih adalah 100 Hz, 200 Hz, 400 Hz, 800 Hz, 1000 Hz, 2000 Hz, 4000 Hz, 8000 Hz, dan 16.000 Hz. Frekuensi tersebut mencakup spektrum yang manusia dapat mendengar. Ketika menganalisis klip suara, pertama-tama kita dibandingkan intensitasnya dalam dB dengan pembacaan pada sound level meter, yang telah direkam. Ini adalah untuk menyesuaikan pembacaan intensitas. Kemudian kami mencatat pembacaan intensitas setiap 2 detik selama 50 detik dengan kecepatan mengemudi konstan dan dihitung intensitas rata-rata keseluruhan. Selanjutnya, kami memeriksa intensitas suara di sembilan frekuensi, intensitas menghasilkan pembacaan pada sembilan frekuensi.
Empat puluh satu mahasiswa dan staf dari National Tsing Hua University direkrut dalam menanggapi selebaran yang posting di kampus (lihat Tabel 1 untuk demografi dasar dari peserta). Meskipun tidak ada surat-surat yang ditemukan memiliki perbedaan gender terhadap estimasi kecepatan, semua peserta dalam penelitian ini adalah laki-laki. Peserta diminta untuk secara visual dan suara dikoreksi dan tidak bermasalah untuk melakukan tugas yaitu mengemudi sehari-hari. Setiap peserta diberitahuksn bahwa mereka bebas untuk berhenti percobaan setiap saat, tetapi akan diberikan 100 dolar NT sebagai hadiah setelah menyelesaikan tugas.

Average
Age
28.2 (7.5)
Years Driving
5.7 (4.6)
Preferred Speed On Freeway (km/h)
99.0 (8,2)

   Dalam penelitiaan ini kami menggunakan simulasi road scene. Keterbatasan ini muncul karena ada banyak gangguan, tanda batas kecepatan yang jelas di pinggir jalan, dan pandangan yang tidak benar-benar identic yang mungkin mencemari hasil. Oleh karena itu, kami menggunakan rekaman suara di jalan tetapi dibuat road scene dengan simulasi perangkat lunak  "Virtools Dev3.0 ". Dev3.0 Virtools adalah sangat interaktif, 3D, aplikasi hidup seperti simulasi yang memungkinkan desainer untuk membuat lingkungan dimana pengguna dapat berinteraksi.
Adegan bebas hambatan dibuat pada jalan lurus dan jalan datar dengan tiga jalur di kedua arah, mirip dengan jalan bebas hambatan Taiwan . Lebar lajur adalah 4,5 m, dan tidak ada mobil lain muncul di jalan. Program ini diatur sehingga kendaraan dalam adegan otomatis akan mendorong lurus ke depan pada kecepatan konstan. Kita merekam adegan dan menggabungkan dengan rekaman suara riil dari jalan pada langkah sebelumnya dengan Windows Movie Maker. Ini klip video yang ditunjukkan kepada peserta pada langkah selanjutnya.
Gambar Simulasi Freeway

2. Melakukan eksperimen laboratorium untuk menguji estimasi kinerja estimasi kecepatan pengemudi.
Eksperimen dilakukan di laboratorium dengan semua pintu dan jendela tertutup untuk mencegah kebisingan. Klip video diproyeksikan ke layar lebar 5 meter di depan para peserta. Peserta mengenakan headphone untuk menerima suara dan pada headphone itu pula diblokir terhadap kebisingan. Eksperimen duduk di samping para peserta untuk mengontrol komputer dan merekam tanggapan dari mereka.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah :
a. Kecepatan mengemudi lima (80 km/jam, 90 km/jam, 100 km/jam, 110 km/jam, dan 120 km/jam),
b. Empat jenis suara mobil : tidak ada suara; yang normal suara; suara rendah (suara bawah 600 potong Hz), suara tinggi (suara di atas 600 potong Hz).

Berikut adalah prosedur dan langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian
1.  Peserta diberi pengarahan percobaan dan kemudian menjawab informasi demografi.
2.  Melakukan praktik diawal selama 5 menit yaitu dengan menampilkan video klip dengan suara normal di dalam mobil secara acak dimainkan yang bertujuan untuk membuat peserta terbiasa dengan prosedur.
3.  Pemberitahuan kecepatan terendah dan tertinggi adalah 70 km/jam dan 130 km/jam
4.  Pemberitahuan bahwa peserta harus memperkirakan kecepatan mengemudi dalam video klip seakurat mungkin.
5.  Pemutaran klip video muncul secara acak, dan antara setiap klip,
6.  Mencatat kecepatan mengemudi
7.  Membandingkan dan menganalisa estimasi kecepatan peserta dengan kecepatan yang sebenarnya

Gambar Demonstrasi Eksperimen

Hasil yang didapat pada penelitian ini adalah :
1. Analisis keseluruhan intensitas
a.  Dengan kecepatan 80 km/jam menghasilkan intensitas suara sebesar 66,45 dB
b.  Dengan kecepatan 90 km/jam menghasilkan intensitas suara sebesar 66,46 dB
c.  Dengan kecepatan 100 km/jam menghasilkan intensitas suara sebesar 67,57 dB
d.  Dengan kecepatan 110 km/jam menghasilkan intensitas suara sebesar 68,56 dB
e.  Dengan kecepatan 120 km/jam menghasilkan intensitas suara sebesar 69,91 dB

Hasil Paired t-test menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam intensitas suara antara semua kecepatan (t ¼ 0,102, p-value 0,920 ¼ antara 80 km/jam dan 90 km/jam; t ¼ 5,268, p <0,001 antara 90 km/jam dan 100 km/h; t ¼ 5,820, p <0,001 antara 100 km/jam dan 110 km/jam; t ¼ 4,536, p <0,001 antara 110 km/h dan 120 km/h).

2.  Intensitas suara dalam mobil untuk sembilan frekuensi yang dipilih
Meningkatnya intensitas suara di dalam mobil maka menyebabkan kecepatan mengemudi meningkat. Namun berbeda dalam mobil pola intensitas suara perubahan dapat diamati dalam sembilan frekuensi individu. Intensitas suara tidak meningkat dengan peningkatan kecepatan untuk semua sembilan frekuensi. Dalam Gambar. 5, Y-sumbu mewakili perbedaan intensitas suara (dB) dari nilai intensitas di 80 km/jam, dan X-sumbu mewakili kecepatan mengemudi. Tiga tren yang berbeda dapat diamati : pola menaik, pola menurun, dan tidak ada pola.
a. Pola menaik
Bahwa, pada frekuensi ini terjadi peningkatan intensitas suara dengan peningkatan kecepatan mengemudi. Frekuensi pola menaik meliputi 800 Hz, 1000 Hz, 2000 Hz, dan 4000 Hz.
b. Pola menurun berarti bahwa intensitas suara menurun dengan meningkatnya kecepatan. Frekuensi pola ini meliputi 100 Hz dan 400 Hz.
c. Tidak Mempunyai Pola
Masih ada kelompok lain yang frekuensi intensitas tidak memiliki hubungan yang jelas dengan kecepatan yaitu 200 Hz, 8000 Hz, dan 16.000 Hz milik kelompok yang tidak mempunyai pola.

Semua frekuensi berpola menurun di bawah 600 Hz dan semua frekuensi berpola menaik di atas 600 Hz. Oleh karena itu batasan frekuensi tinggi ditetapkan sebagai 600 Hz.

3. Estimasi kecepatan
Gambar. 6 menyajikan kecepatan estimasi. Seperti yang bisa dilihat, pengemudi cenderung mendeteksi kecepatan mereka saat 80 km/h (7.12 km/h lebih tinggi) dan menunjukkan estimasi yang lebih baik pada 90 km/h (3,66 km/h lebih tinggi) dan 100 km/h (6.93 km/h lebih rendah). Pengemudi meremehkan pada kecepatan tinggi  (16,44 km/jam lebih rendah untuk 110 km/jam dan 19,80 km/jam untuk 120 km/h). Hal ini berlaku di semua 4 jenis suara yang berbeda, dan hanya dengan tingkat yang berbeda dari atas atau bawah-perkiraan.
Untuk menguji signifikansi statistik untuk setiap situasi maka dilakukan ANOVA dengan uji post-hoc. Kemungkinan usia pengemudi dan efek kecepatan yang disukai juga diperiksa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efek utama adalah dari kecepatan dan jenis suara yang signifikan (p <0,001 dan p <0,001 masing-masing). Interaksi antara kecepatan dan jenis suara juga sangat signifikan (p <0,001). Namun, usia pengemudi dan kecepatan yang disukai tidak menunjukkan pengaruh signifikan terhadap estimasi kecepatan, usia pengemudi dan kecepatan yang disukai juga tidak memiliki interaksi yang signifikan dengan kecepatan atau jenis suara.

Berikut adalah hasil pengujian perbedaan kecepatan mengemudi terhadap suara normal.
Dalam keadaan sehat, pengemudi meremehkan kecepatan ketika kecepatan mencapai 100 km/jam dengan uji post-hoc. Jika dibandingkan dengan situasi suara normal, kecepatan kinerja estimasi membaik 5,90 km/jam pada 80 km/jam, tapi mempunyai 2,49 km/ h buruk pada 100 km/jam, 11,17 km/h buruk pada 100 km/jam, 1,95 km/h buruk pada 110 km/jam dan 3,95 km/h buruk pada 120 km/jam. Perbedaan kecepatan pengemudi yang signifikan dapat dilihat di bawah 100 km/jam dengan paired t-test. Namun, pada kecepatan tinggi tidak ada perbedaan yang signifikan terhadapt kecepatan pengemudi(p <0,05 * pada 80 km/h, p ¼ 0,630 pada 90 km/jam, p <0,01 * pada 100 km/h, p ¼ 0,809 pada 110 km/h, p ¼ 0 0,503 pada 120 km / h).

Berikut adalah hasil pengujian perbedaan kecepatan mengemudi terhadap suara rendah.
Meskipun hanya mencapai 110 km/jam tidak menunjukkan peserta meremehkan bahkan kecepatan dengan perbandingan berpasangan pasca-hoc, estimasi kecepatan dengan suara rendah memiliki kecenderungan yang sama dengan suara yang normal (1,95 km/h lebih baik pada 80 km/jam, 1,76 km/h lebih baik pada 90 km/jam, 0,34 km/h buruk pada 100 km/jam, 2,73 km/h buruk pada 110 km/jam dan 0,93 km/h buruk pada 120 km/h). Paired t-test lebih yakin bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dari suara rendah dapat diamati di semua tingkat kecepatan (p ¼ 0,799 pada 80 km/h, p 0,834 pada 90 km/h ¼, p ¼ 0,999 pada 100 km/h, p ¼ 0,595 pada 110 km/h, p ¼ 0.988 pada 120 km/h).

Berikut adalah hasil pengujian perbedaan kecepatan mengemudi terhadap suara tinggi.
Di sisi lain, pengemudi menunjukkan kinerja yang lebih baik dengan estimasi suara tinggi. Bahkan kecil over-estimasi pada kecepatan yang lebih rendah, dan penurunan kinerja pada kecepatan lebih dari 110 km/h. Dibandingkan dengan suara normal, ada estimasi kinerja 6,68 km/h perbaikan pada 80 km/jam, 2,93 km/h perbaikan pada 90 km/jam, 0,98 km/h buruk pada 100 km/jam, 6,73 km/h perbaikan di 110 km/jam dan 6,20 km/h peningkatan pada 120 km/jam. Paired t-test menunjukkan perbedaan signifikan yang baik pada kecepatan yang lebih rendah dan lebih tinggi (p <0,001 * pada 80 km/h, p ¼ 0,496 pada 90 km/h, p ¼ 0,969 pada 100 km/h, p <0,01 * pada 110 km/h, p ¼ 0,126 pada 120 km/h)

Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Batasan atas untuk frekuensi adalah 600 Hz agar tidak mempengaruhi kecepatan normal mengemudi atau membuat pengemudi menjadi meremehkan kecepatan berkendaranya.
2. kecepatan terbaik untuk mengemudi adalah 90 km/jam. Pengemudi cenderung meremehkan kecepatan berkendaranya ketika melewati kecepatan 100 km/jam.
3. Kabin yang benar-benar tenang dapat menyebabkan penurunan estimasi kecepatan kinerja, terutama pada 100 km / jam dengan 11.17 km / h penurunan rata-rata.



KRITIK
Dilihat dari beberapa penelitian terdahulu tentang hubungan antara suara dengan kewaspadaan, sebenarnya telah dapat diambil suatu kesimpulan bahwa dua variabel tersebut memiliki hubungan yang positif. Jadi penelitian ini hanya mengulang pembahasan yang pernah dikaji, dengan metode penelitian yang berbeda dan disesuaikan dengan perkembangan zaman. Seharusnya dari penelitian-penelitian yang sudah ada dapat diambil hasilnya, dan konsentrasi penelitian yang sekarang adalah pengembangan peralatan atau produk yang dapat menjadi solusi dari permasalahan yang pernah dibahas ini, seperti menciptakan mobil dengan pengaturan frekuensi suara untuk kecepatan, menciptakan alat yang dapat meningkatkan kewaspadaan pengemudi berdasarkan konsep indra pendengaran, dll.
Penelitian menggunakan indra pendengaran dalam kaitannya dengan memutuskan permasalahan yang diusung jurnal ini tepat. Jika dibandingkan dengan indra penglihatan, indra pendengaran memiliki tingkat fokus yang jauh diatas indra penglihatan (Fatimah. 2011), dalam keadaan apapun, saat indra penglihatan melemah fokusnya, tidak akan berpengaruh pada indra pendengaran yang selalu “aktif” untuk mendengar dan menginstruksikan otak untuk merespon.
Peralatan penunjang seperti notebook dan mikrofon yang digunakan merupakan pilihan terbaik untuk penelitian ini, selain harganya yang relative terjangkau, fungsinya pun hampir sama dengan peralatan yang berharga jauh diatasnya seperti mikrofon AKB C45.
Sedangkan alat utama dari penelitian ini, Mitsubishi Saverin 2.0, yang digunakan untuk penelitian kurang relevan dengan keadaan saat ini, seharusnya penelitian ini menggunakan mobil produk Toyota terutama Toyota Corolla, seperti Corolla Verso, Auris, ataupun Matrix, karena produk ini adalah produk terlaris di dunia (Zulkifli. 2012), sehingga penelitian menggunakan mobil ini dapat menghasilkan kesimpulan yang bersifat global dan sesuai dengan kebutuhan menusia saat ini.
Prosedur pada penelitian ini dilakukan di jalan bebas hambatan lurus pada saat bukan jam sibuk lalu lintas bagus untuk menghindari bebrapa faktor yang tidak masuk dalam penelitian. Sekedar saran untuk penelitian yang sejenis supaya melakukan pada keadaan apapun, jadi memasukkan segala variabel yang berpengaruh. Hasil yang didapatkan pasti akan lebih mudah diterapkan pada masyarakat luas, karena kehidupan sehari-hari bukanlah hanya terjadi pada jalan sepi dan bukan jam sibuk.
Untuk kecepatan yang dejadikan acuan penelitian seharusnya mempunyai range yang lebih panjang apabila digunakan pada jalanan ramai, dan bersifat independen atau tidak terikat pada apapun termasuk peraturan pemerintah. Jadi apabila peraturan tidak mengizinkan untuk mengemudi dengan kecepatan yang ditentukan, lebih baik mencari lokasi lain yang memiliki peraturan membolehkan kecepatan tersebut.
Allowance untuk menghindari ketidakstabilan mesin sebesar 5 detik dapat ditinjau ulang, atau setidaknya penulis memaparkan kenapa memilih panjang waktu 5 detik.
Perangkat Lunak Adobe Audition 1.5 sendiri tepat pada saat penelitian ini diambil, atau mungkin juga dapat menggunakan Adobe Audition 1.7 apabila menginginkan tampilan dan fungsi yang sedikit lebih modern.
Banyaknya frekuensi yang diteliti tepat, menggunakan Sembilan frekuensi yang berbeda dari lima variabel kecepatan akan membuat data yang diambil cukup untuk mewakili populasi.
Peneliti seharusnya memaparkan alasan memilih jumlah sampel sebanyak 41, pemilihan mahasiswa dan staff sebagai sampel, serta pemilihan National Tsing Hua Unniversity sebagai tempat pengambilan sampel, karena tanpa alasan yang jelas, penggunaan Mahasiswa dan staff kurang mewakili populasi dari pengemudi, dengan sampel sebanyak 41, seharusnya diambil dari semua kalangan, yaitu dari pelajar, mahasiswa, dan dewasa, dan diambil dari lokasi yang berbeda-beda, tidak hanya dari National Tsing Hua Unniversity.
Dengan keterbatasan yang diungkapkan oleh peneliti, penggunaan “Virtools Dev3.0” sebagai alat simulasi adalah tepat, karena semua kelebihan yang dimiliki oleh perangkat lunak ini memang dapat mendekati keadaan yang sebenarnya. Akan tetapi seharusnya sebuah penelitian dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang relevan dengan sebisa mungkin menggunakan bahan-bahan yang sesuai dengan keadaan aslinya. Posisi duduk peneliti yang berada di sebelah peserta bukanlah tempat duduk yang baik, karena dengan adanya peneliti di sekitar peserta, para peserta akan merasa dirinya diawasi, sehingga apa yang mereka tunjukkan nantinya bukanlah perbuatan murni dari respon mereka, melainkan ditambahi dengan perasaan ingin menunjukkan sesuatu yang lain karena diawasi peneliti.
Dengan batasan yang diterapkan oleh peneliti, yaitu menggunakan jalan bebas hambatan dan pada waktu bukan jam sibuk, pemilihan 5 variasi kecepatan tersebut sudah tepat, akan tetapi apabila dilakukan penelitian lebih mendalam dengan batasan yang lebih sedikit seperti pengambilan data dilakukan di jalan biasa dan ramai, pemilihan waktu haruslah lebih banyak dan dalam range yang lebih panjang. Sedangkan jenis suara mobil yang terdiri dari 4 itu merupakan pemilihan yang tepat, karena sudah ada beberapa penelitian tentang hal ini, sehingga dengan menggunakan hasil yang pernah diteliti pada penelitian-penelitian sebelumnya akan mempermudah penelitian ini.
Penggunaan Allowance kecepatan 10 Km/Jam merupakan keputusan yang baik, pemanasan dengan menggunakan video kecepatan acak juga merupakan langkah yang baik, sehingga peserta dapat meningkatkan konsentrasinya terlebih dahulu
Analisis yang dilakukan pada penelitian ini telah dijelaskan dengan lengkap. Seperti yang dapat ditangkap dari pandangan umum  mengenai penelitian ini, bahwa kedua variabel akan menunjukkan hubungan positif, pada hal ini peneliti sudah menunjukkan hasil penelitian dengan tepat.
Beberapa faktor yang juga dibahas pada bab ini yaitu tentang variabel-variabel lain yang mungkin mempengaruhi tingkat kewaspadaan dan pengukuran kecepatan melalui penglihatan dan pendengaran. Pada jurnal ini disebutkan bahwa variabel-variabel tersebut tidak begitu mempengaruhi terhadap variabel utama. Padahal kepekaan indera setiap individu berdasarkan usia mereka adalah berbeda-beda (Deasy. 2012), apabila peneliti menggunakan sampel yang lebih acak seperti yang kami paparkan tadi, akan ditemui bahwa variabel-variabel lain itu kemungkinan besar akan mempengaruhi hasil.
Hasil-hasil penelitian yang dipaparkan di jurnal ini sudah lengkap dan menunjukkan ukuran-ukuran pasti akan perbedaan terhadap 5 kecepatan serta 9 frekuensi yang berbeda tersebut, tetapi lebih baik apabila data tentang perbedaan frekuensi tersebut dipaparkan lebih jelas dan mendetail lagi.



DAFTAR PUSTAKA
Fatimah. 2011. “Pendegaran” Organ Tubuh yang Luar Biasa. http://blog.stie-mce.ac.id. (Diunduh Pada 10 Desember 2012)
Zulkifli. 2012. Mobil Terlaris di Dunia. http://otomotif.kompas.com. (Diunduh Pada 10 Desember 2012)
Deasy. 2012. Karakteristik dan Perbedaan Individu. http://www.slideshare.net. (Diunduh Pada 10 Desember 2012)





Tidak ada komentar: