ANDA merasa tertekan karena mendapat cemoohan dari rekan kerja atau pimpinan. Sakit hati, tapi tak tahu harus bagaimana? Menangis? Untuk apa? Mendendam? Kok begitu? Perasaan menyesal, marah, mendendam justru hanya akan membuat Anda kian sakit dan emosi. Justru Anda harus tahu cara membuangnya.
Semua orang memang ingin dicintai. Tapi jika Anda merasa dibenci, jangan membalas dengan benci. Jangan sakit hati. Tapi, jika perasaan itu datang juga, benci kian menjadi, tak ada cara lain, Anda harus membuangnya. Kami beri caranya.
Pertama, belajarlah memaafkan. Itu yang paling utama. Membuka hati dan rasa sayang kepada orang yang pernah menyakiti Anda, justru amat penting. Karena dalam posisi yang berbeda, bisa saja Anda justru yang akan membuat mereka sakit hati. Nah, memaafkan mereka juga akan berdampak sama jika posisi itu berubah.
Kedua, menyadari tidak ada satu orang pun di dunia ini yang luput dari sakit hati, termasuk Anda. Anggaplah sakit hati sebagai hal biasa. Atau, anggap apa yang mereka ucapkan atau lakukan kepada Anda, hanya main-main (tidak serius). Anggap itu sebagai angin lalu. Cuek, jangan dimasukkan ke hati.
Ketiga, belajar untuk bertanggung jawab dan menghargai orang lain. Coba tanya pada diri, apa yang tidak dinginkan, apa yang bisa membuat Anda sakit hati. Lakukan apa yang Anda ingin orang lain lakukan. Bila sakit hati lagi, ada baiknya mengingat cara mengatasi sakit hati terdahulu. Coba keluar dari masalah dan melupakannya dengan cepat, akan sangat membantu.
Keempat, berusaha menjadi orang baik, sopan, bijak, peduli kepada orang lain dan dapat dipercaya. Belajarlah untuk percaya dan hargai diri orang lain, sebagaimana Anda menghargai diri sendiri. Percaya pada diri sendiri dan perasaan Anda. Ingatlah bahwa tidak ada jaminan orang lain tidak akan menyakiti perasaan Anda.
Terakhir, jangan diingat lagi, pergilah pesiar, atau bergembira dengan teman-teman yang lain. sakit hati kadang lebih sering muncul karena Anda selalu mengingat apa yang orang lakukan pada Anda, dan bukan melupakannya. Bukankah ada pepatah, lupa adalah obat yang paling bijaksana?
Nah, jika hal-hal di atas Anda lakukan, tak ada sakit hati, tak ada dendam. Hanya cinta, dan teranglah dunia ini. (atg/CN02)
Copyright © 2000
Tidak ada komentar:
Posting Komentar