Mandala adalah
maskapai nasional berumur 40 tahun yang telah dibeli oleh Indigo Partners dan Cardig International
di tahun 2006. Pembelian Mandala didasarkan pada pertimbangan bahwa potensi
yang bisa diraih terkait dengan peluang pertumbuhan bisnis penerbangan di dunia
ketiga, setelah China
dan India. Dengan
pasar domestik yang lebih besar dari India, investasi melalui Mandala, memberi
peluang bagi Mandala untuk memanfaatkan jaringan rute penerbangan yang luas
dengan brand nasional yang kuat serta
memungkinkan menjadikan Mandala sebagai maskapai penerbangan modern yang
menawarkan keamanan, dapat diandalkan, dengan harga terjangkau.
Pada 2007,
Mandala telah memesan 30 pesawat airbus baru senilai 2,3 miliar dolar AS, Mandala
dikelola jajaran manajemen berpengalaman internasional. Mandala juga telah
menghentikan penggunaan semua Pesawat Boeingnya dan menjalin kerja sama dengan Singapore
Airlines Engineering Company untuk perawatan pesawat.
Mandala kini
menawarkan jaringan pelayanan yang luas untuk 17 tujuan penerbangan, dengan
menggunakan pesawat yang aman dan armada Airbus A320 dan A319 dengan ketepatan
jadwal, kebersihan pesawat terjaga serta penawaran harga yang sangat
terjangkau.
Prioritas utama
Mandala adalah menjadi maskapai penerbangan dengan standar keselamatan
penerbangan internasional. Untuk mencapai itu, Mandala telah menjalani audit
guna mendapatkan sertifikasi IOSA dari IATA. Selain itu,
Mandala juga telah menjalani audit dari Airbus, Boeing dan sejumlah perusahaan
di bidang perminyakan yang telah memberikan persetujuan untuk terbang bersama
Mandala. Karena masalah utang,
maskapai ini berhenti beroperasi pada tanggal 12 Januari 2011 ini . Maskapai
ini kemudian meminta penjadwalan ulang pembayaran utangnya ke Pengadilan Niaga
Jakarta Pusat .Utang Mandala saat itu sebesar 800 milyar rupiah kepada 271
kreditur, terutama kepada penyewa (lessor) pesawat-pesawatnya Akhir
Februari 2011, para kreditur menyetujui untuk merestrukturisasi utang Mandala
menjadi saham. 70.58 persen kreditur menyetujui merestrukurisasi utang maskapai
ini sebesar 2.4 triliun rupiah.
Pada April
2011, tim kurator menyatakan bahwa Mandala akan menjalankan operasinya kembali
pada bulan Mei 2011. Maskapai ini kemudian memastikan diri kembali beroperasi
pada bulan Juni 2011. Sebagai bagian restrukturisasinya, maskapai ini pun
mengalami pergantian kepemilikan saham. Pemegang saham mayoritas adalah PT Saratoga Investment Group sebesar 51%,
diikuti oleh Tiger Airways dari Singapura sebesar 33%, dan 16%
sisanya dimiliki oleh pemegang saham lama dan para kreditor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar